Part 2

217 29 10
                                    

Acara menghias kelas sudah dimulai sejak hari senin kemarin. Faul membagi kelas ini menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 8 orang. Berhubung mereka belum diberi kewajiban untuk mengikuti ekstrakulikuler, menghias kelas dilakukan setelah pulang sekolah.

Siang ini bagian kau, jangan lupa! "ucap Faul

Iya aku inget banget "sahut Gunawan

Ya kali gak inget, bareng Rara "goda Faul

Masalahnya kan aku bagian bikin kaligrafi, kalo gak sekarang nanti yang lain terhambat "elak Gunawan

Iya-iya deh yang ngeles terus "kesal Faul

Mereka telah sepakat untuk menghias kelasnya dengan kata-kata motivasi. Kaligrafi ada disana agar mereka juga selalu teringat akan pencipta-Nya. Kebetulan sekali seluruh penghuni kelas ini beragama islam. Selain pintar dalam bidang akademik, ternyata Gunawan juga punya kemampuan lebih dibidang seni kaligrafi. Ini sudah terbukti ketika masih duduk di bangku SMP. Disetiap acara islam, Gunawan selalu diminta untuk membuat sebuah kaligrafi. Siswa dari sekolah lain pun tak keberatan jika Gunawan yang membuat, mereka sudah percaya.

Bel sekolah berbunyi, menandakan jam pelajaran hari itu sudah selesai. Para siswa berbondang-bondong meninggalkan gedung sekolah, hanya tinggal beberapa siswa yang masih bertahan disana. Sepertinya siswa anak kelas X yang sedang sibuk menghias kelasnya.

Gunawan, Rara dan teman-temannya yang lain memulai kegiatannya. Setiap orang telah dibagi tugas, entah kebetulan lagi atau memang takdir Tuhan, Rara dan Gunawan dipilih untuk menjadi satu tim. Sebenarnya karena Gunawan juga itu terjadi, ia mengatakan dirinya hanya perlu dibantu oleh satu orang untuk menyelesaikan kaligrafinya. Karena kebetulan Rara belum hadir disana, teman-temannya memilihkan Rara untuk membantu Gunawan dengan alasan agar yang lain bisa memulai lebih cepat. Ingin menolak tapi sebenarnya dia juga senang. Gunawan hanya memikirkan respon Rara, ia takut Rara mengira ini keinginan dirinya dan membuat Rara marah.

Assalamualaikum. Maaf telat ya “ucap Rara saat masuk kelas, ia baru saja dipanggil oleh Bu Selfi bersama dengan Faul dan Dian

Santai Ra. Kamu timnya Gunawan ya Ra “ucap Mita

Sontak Rara kaget, dia membulatkan matanya sempurna.

Oh.. oke “pasrah Rara, tidak mungkin ia menolak karena yang lain sudah mulai bekerja. Dengan berat hati dirinya menghampiri Gunawan

Sampe mana? “tanya Rara saat sudah sampai disamping Gunawan

Baru satu kalimat, masih ada tiga kalimat lagi “sahut Gunawan tanpa menoleh

Jangan tanyakan jantung keduanya, jika didengar dari stetoskop detak jantung mereka sangat cepat.

Minta tolong spidolnya dipegang ya, kalau ditaruh dibawah agak repot “ucap Gunawan setelah terjadi keheningan beberapa detik, Rara mengangguk walaupun Gunawan tidak melihatnya

Sungguh siapapun yang berada diposisi mereka saat ini, rasanya ingin segera memutar waktu, mengakhiri suasana macam itu.

Ra cat yang warna kuning habis nih “teriak Defri

Yang disini juga Ra, warna coklat “Ranti ikut teriak

Kalo gitu harus beli dulu karena gak ada lagi stok cat “sahut Rara

Ya udah kamu aja sama Gunawan yang beli, kita masih banyak nih kerjaannya “ucap Defri

Kok kita sih? “elak Rara, sungguh dirinya tidak bisa membayangkan jika harus pergi berdua dengan Gunawan

Apa mereka gak tahu yang terjadi diantara kita “gerutu Rara dalam hati

Sedangkan Gunawan hanya bisa terdiam dan mendengarkan sambil terus melanjutkan pekerjaannya.

Tetap MenungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang