Part 26

97 6 3
                                        

Hai pacar "sapa Gunawan saat Rara menghampirinya di depan gerbang

Apasih "Rara tersipu malu

Salting ya "goda Gunawan

Diem deh, masih pagi nih "Rara tak berani menatap mata Gunawan sejak mereka berhadapan, sejujurnya degup jantung Rara saat ini sudah tak beraturan

Aku seneng banget tau yank, akhirnya kita officialy juga, harusnya dari 2 tahun lalu "Gunawan tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya lagi. Ini adalah moment yang sangat ia tunggu sejak dulu, sejak mereka masih memakai seragam putih biru.

Iya, aku juga sama kok. Baik-baik ya kamu "kali ini kedua tatap mereka bertemu. Sorot mata yang menyiratkan ada rasa yang sama-sama dalam. Dan moment ini juga sudah Rara tunggu sejak dulu, sama seperti Gunawan.

Pasti sayang, aku pasti usahakan senyum bahagia kamu "ucap Gunawan tulus

Terimakasih ya. Aku juga pasti akan jaga perasaan kamu "balas Rara yang tak kalah tulus

Bahagia sama-sama "Gunawan mengangkat jari kelingkingnya

Harus "ucap Rara serentak dengan jari kelingking keduanya yang bertatut

Pagi ini mereka awali dengan penuh kasih sayang dan suka cita. Selama perjalanan menuju sekolah keduanya tak berhenti bercerita. Mereka membayangkan pertanyaan-pertanyaan yang akan muncul dari mulut sahabat-sahabatnya. Semalam mereka larut dalam obrolan hangat yang menyatukan rasa. Membahas hal yang tidak disukai satu sama lain. Mereka mendiskusikan hal-hal yang dapat memancing kesalahpahaman diantara mereka. Ternyata rasa itu masih sama seperti dua tahun lalu, bahkan jauh lebih besar dan dalam.

Eh kalian barengan ceritanya "sapa Hari saat Gunawan dan Rara baru saja tiba di parkiran sekolah

Iya, tadi saya jemput Rara "balas Gunawan cepat. Dengan segera Gunawan turun dari motornya dan membantu Rara melepaskan helm, kemudian membantu Rara turun. Semua aktifitas mereka tidak luput dari pandangan Hari. Gunawan memang dengan sengaja menunjukkan perhatiannya kepada Rara. Gunawan berharap Hari segera menjauh dari mereka, tetapi yang terjadi Hari masih saja berdiri ditempatnya.

Setelah semuanya dipastikan rapih, Gunawan segera menggandeng tangan Rara berjalan menuju kelas. Rara hanya menyapa Hari dengan senyuman. Masih hapal betul diingatan Rara kalau Gunawan tidak suka ia begitu dekat dengan Hari, untuk itu Rara menjaga sikapnya kepada Hari.

Wiiiih kok udah gandengan aja "suara Ridwan begitu heboh ketika melihat Gunawan dan Rara datang dengan tangan yang bergandengan

Gak boleh? "ketus Gunawan, suasana hatinya masih tidak baik-baik saja sejak bertemu Hari diparkiran

Apasih, masih pagi juga udah ketus aja "Putri menanggapi dengan tidak suka. Kenapa sih Ra? "lanjut Putri

Butuh healing "jawab Rara asal walaupun ia tahu penyebab Gunawan seperti itu

Tidak berselang lama bel pertanda jam pelajaran dimulai pun berbunyi. Semua masuk ke kelas masing-masing. Selama jam pelajaran para siswa dan siswi fokus kepada materi yang disampaikan oleh guru. Tidak ada obrolan berarti juga diantara Rara, Putri, Gunawan dan teman-teman yang lainnya. Mereka merasa tidak aneh dengan Gunawan dan Rara yang sudah kembali dekat. Kesalahpahaman yang terjadi saat ini mereka rasa bisa dihadapi dengan kedewasaan keduanya. Karena mereka pernah menghadapi yang lebih dari ini, belum mulai rapi sudah selesai.

Makan apa kita hari ini? "tanya Putri

Mie ayam si abah yuk "jawab Gunawan dengan secepat kilat menarik tangan Rara

Ih si Gunawan bener-bener nyebelin banget hari ini. Kenapa sih tu anak yank? "kesal Putri

Gak tau deh, tadi di bangku juga dia gak banyak ngomong, lebih ke gak banyak gerak malahan "cibir Ridwan

Jangan-jangan kesambet tu anak "timpal Faul

Bodo ah! Yaudah yuk susulin aja mereka "ajak Meli

Btw, si Gun gak ada cerita apa-apa sama kamh Mel? "Putri masih penasaran dengan sikap Gunawan

Hmmm.... "Meli berpikir. Cerita sih, tapi harusnya berakhir bahagia ya, iya sih bahagia mereka keliatan udah deket lagi, tapikayaknya Aa lebih posesif gak sih menurut kalian? "Meli juga merasa heran dengan sikap kakak sepupunya itu

Lah iya juga, jadian kali mereka "celetuk Nia

Nah "ucap Putri, Ridwan, Meli dan Faul berbarengan

Kalau gitu kita minta pj nya sekarang "Ridwan mempercepat langkangnya diikuti yang lain. Saat sampai di tempat mie ayam, ternyata mejanya sudah penuh dengan siswa-siswi lain termasuk Rara dan Gunawan.

Terus kita duduk dimana? "Meli memajukan bibirnya

Makanya jangan kebanyakan diskusi, udah tau kalau kesini tuh harus cepet-cepetan "jawab Gunawan

Lu kenapa sih hah ketus mulu dari pagi? "ucap Meli seraya menjewer telinga Gunawan

Aw... Aduh Neng sakit ih "keluh Gunawan mencoba melepaskan tangan Meli

Terus Mel, nyebelin nag hari ini "Putri ikut mengompori, sementara Gunawan semakin meringis

Mel udah Mel, udah merah itu telinganya "ucap Rara

Abisnya kesel, bisa baik-baik gak sih ngomongnya, gak ada yang ngajak berantem juga "ucap Meli seraya melepaskan jewerannya

Awas ya kamu "Gunawan membalas dengan menjitak pelan kepala Meli

Ngomong-ngomong pj dong Gun "celetuk Faul sedikit pelan tetapi masih bisa didengar teman-teman yang ada di meja itu. Gunawan dan Rara saling pandang mendengar permintaan Faul. Pasalnya diantara mereka belum ada yang memberitahukan kabar ini.

Pj apaan? "Rara mencoba mengalihkan

Ck... Gak usah pura-pura bego deh. Semalem kan udah jadian? "todong Putri

Akhirnya Gunawan dan Rara menceritakan yang sebenarnya kepada semua sahabatnya. Mereka ikut bahagia dengan hubungan Gunawan dan Rara. Ini juga yang mereka tunggu sejak dulu. Mereka tahu bagaimana keduanya saling menyimpan rasa dan menjaga hatinya.

Tetap MenungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang