~ BAB 17 ~

76 0 0
                                    

"Bagus kalau gitu, kamu sebisa mungkin dekat dengan Arga kalau susah bilang ke mamah, mamah siap bantu kamu kapan aja oke." Girang mamah

Lena yang mendengarnya langsung meluk sang mamah, "Doain ya ma biar aku berhasil."

'Akhirnya ini yang gue tunggu-tunggu bisa deket sama Arga' batin Lena girang.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Libur 2 mingggu terasa amat cepat, sebentar lagi hari tenangnya tergantikan dengan hari dimana para siswa-siswi mulai melakukan aktivitas biasanya di sekolah. Pengumuman naik kelas dan tempat kelasnya tinggal terhitung beberapa hari lagi.

Saat ini ia sedang dudukdi café pastry sambil memandang kendaraan yang berlalu lalang. Sedari tadi ia mengecekhp menunggu balasan seseorang yang dari kemarin malam tidak mendapat balasan.

 Sedari tadi ia mengecekhp menunggu balasan seseorang yang dari kemarin malam tidak mendapat balasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia melihat jam arloji sudah menunjukkan jam 10.30 sementara kue dan minuman yang ia pesan sudah habis dari tadi padahal ia sudah pesan 2x untuk minumannya. Lena menghela nafas kasar dan segera menelepon orang yang ia tunggu.

'Nomor yang anda tuju sedang berada di panggilan lain'

"Sial!" umpat Lena

"Nih orang punya dendam apa sih sama gue? Jangan bilang sedari tadi dia teleponan sama orang lain terus mengabaikan pesan dari gue?"

Lena memutuskan pergi dari café dan menuju ke rumah Arga dengan mobinya. Di dalam mobil ia berusaha menelepon Arga, dia tau Arga sengaja mengabaikannya, pertama dia sengaja teleponan sama orang lain dan sekarang dia tidak mengangkat sama sekali. Sungguh ini bukan sikap Lena jujur pertama kali ini ia mendatangi rumah cowok biasanya dia yang didatangi cowok.

Di sisi lain

Drrt....Drrt..Drrrt...

Suara dering HP Arga memenuhi ruangan kamarnya. Sementara orangnya tidak merasa terganggu dengan suara tersebut dan tetap fokus membaca buku. Tiba-tiba ia merasa HPnya sudah tidak berbunyi, ia melirik jam sudah menujukkan jam 12.00 ia yakin dia sudah pergi dan tidak akan mengganggunya.

Ia mengecek HP dan saat membuka layar kunci HPnya sudah ada 7x panggilan tak terjawab dari Lena.

Saat ia membuka pintu kamarnya untuk sholat tiba-tiba mamahnya menghampiri Arga.

"Ar, itu Lena ada dibawah katanya dia udah telepon kamu berkali-kali enggak dijawab-jawab, kasihan dia udah nunggu lama. Sana temenin dia." Ucap mamah.

Arga yang mendengar ucapan mamah kaget, "Dasar perempuan gila" Batin Arga.

"Iya mah, aku sholat dulu."

Lena Prov

Posisi dia saat sedang duduk manis di ruang tamu tempat kediaman Keluarga Mahendra. Ia sedang menunggu seseorang yang membuat ia nekat untuk datang kesini.

Cinta Yang Tak DiharapkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang