Ancaman Novea ke Toni dan David sambil menunjuk mereka dengan bulpen yang ada ditangannya. Toni dan David hanya mengaggukan kepalanya pasrah.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hari-hari menjadi terasa cepat berlalu dan tak terasa besok adalah hari-H para murid SMA Adhipura melaksanakan ujian untuk menentukan naik kelas atau tidaknya. Sekarang jam telah menunjukan pukul 18.30 dan suasana di kamar Lena sangat berantakan banyak kertas-kertas berceceran dilantai, ditempat tidunya, dan di meja belajarnya. Kalian berpikir apakah Lena belajar?
Jelas tidak, dia stress melihat angka-angka sedari tadi engga di sekolah di rumah sama saja membuat dia stress. Di kamar tidak hanya Lena saja ada 3 sosok yang sedang sibuk mengerjakan soal.
Ia melihat teman-temannya sungguh membuat geleng-geleng kepala ia heran dengan temannya kenapa bisa betah seharian belajar tanpa mengenal lelah. Ia akui walau temannya gesrek tapi kalau sudah menghadapi ujian pasti langsung mode seriusnya on. Sementara ia hanya cukup melihat saja sudah pasrah ingin rasanya membakar kertas soal.
Situasi saat ini mereka sedang duduk dibawah berbentuk lingkaran. Didepannya sudah ada kertas yang bertuliskan angka-angka yang bikin pusing. Ia sudah mengerjakan 3x selalu salah dan mengulanginya kembali. Novea yang sedari tadi mengerjakan soal melirik Lena sebentar apakah sudah menjawab soal yang ia berikan atau belum.
"Jangan dilihatin mulu soalnya kagak bakal ketemu." Sahut Novea
"Dikira gampang apa? Lo kok ngasih soal susah amat sih." Kesal Lena
"Astaghfirullah, itu baru dasarnya Len coba deh diterapkan tuh rumus yang gue catet ke soalnya."
"Udah gue terrapin nih tapi lo koreksi salah mulu."
"Ya emang salah, dari awal aja salah lo ngitungnya." Jawab Novea dengan memutarkan bola matanya
"Kagak ada yang lain apa selain mapel ini? Bikin pusing lama-lama bisa-bisa rontok nih rambut gue." Jenuh Lena
"Agama?" ujar David
"Nah, mending gue belajar Agama aja." Ia mau bangun dari duduknya langsung ditahan sama Novea, "Lo ngapain belajar agama lagi ogeb?"
"Ya biar lebih paham lah daripada nih matematika bikin darting."
"Kan tadi sore udah belajar Agama Len." Jawab Novea gemess dengan teman laknatnya.
"Gapapa gampang agama kan cuman nabi-nabi." Jawab Lena santai
"Nabi-nabi mbahmu! Lama-lama nih meja pingin gue lempar ke kau deh." Sudah hilang kesabaran Novea menghadapi Lena.
30 menit telah berlalu, Lena masih berkutat dengan soal matematika dan baru menjawab soal sampai no.2, "Aghhh tuh kan gue kalau udah dihadapin sama angka tuh langsung ngeblank." Lesu Lena
David yang telah selesai mengerjakan soal langsung meminta Toni untuk bertukar tempat duduk dengannya.
"Sini gue bantu ngerjain." Ucar David.
"Gue kagak dibantu nih Dav." Tanya Toni dengan muka memelas
"Lo udah bisa gak perlu dibantu."
"Ya Allah Dav baik banget sih kamu, ini baru teman gue." Ucar Lena sambil menggeser duduknya agar lebih dekat dengan David
"Lo perhatikan bener-bener nanti gue kasih lo soal kalo lo masih gak bisa gue gak mau nolongin lo lagi saat susah." Ancam David dengan wajah datarnya
Lena yang mendengar ancaman dari David hanya menelan ludah kasar sambil melirik ke Novea untuk membantunya, tapi yang ia lihat Novea hanya tersenyum menatapnya dan mengatakan mampus kepadanya. Pupus sudah harapan untuk bersantai-santai lalu ia menatap David yang sedang menunggu jawabannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/289039370-288-k179867.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Tak Diharapkan
Fiksi Remaja"kenapa lo sejahat itu sama gue ar?" tanya Lena dengan mata sebamnya. "jangan seolah - olah lo yang paling tersakiti disini len.... gue udah muak sama kelakuan lo!!" balas Arga dengan kecewa. Di sisi lain Rio yang bernotaben kakaknya Lena hanya me...