~ BAB 21~

136 1 0
                                    

"Iya kali ya.. wah wah kita harus minta PJ nih ke pak bos." Sahut Edgar.

Noval yang sedari tadi nyimak hanya menghela napas gak kuat melihat kelakukan absurd temannya. Tapi, ia penasaran pada satu objek, 'Apa Lena suka sama Arga?' Batin Noval.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Setelah kejadian di Lapangan semua murid SMA Adhipura heboh dan menggosipi Lena dengan cap 'Gadis Ditolak Air Minum'. Lena benar-benar dibuat malu dengan kelakuanya sendiri,

 'Kalau tau responnya begitu males gue ngasih minuman ke dia.' Batinku.

Belum genap 1 hari kabar tersebut sudah meyebar bahkan saat di berjalan dari koridor kelas 1 sampai ke kelasnya sendiri banyak sepasang mata memperhatikannya dan mulai berbisik membiacarakannya.

Dia sekarang ingin cepat-cepat sampai kelas dan menggunakan handsetnya agar tidak mendengar lagi ocehan murid. Tapi saat hampir sampai ke kelasnya ada dua siswi berjalan di depannya.

"Kasihan banget ya ditolak Hahaha.." ucap siswi 1 yang tertawa terbahak-bahak.

"Iya ya.. kalau gue ada di posisi tuh cewek gue bakal langsung lari kenceng sih, malu dah" sahut siswi 2 terkekeh sinis.

"Untungnya teman disebelahnya langsung ngambil minumannya coba kalau enggak." Sambungnya

"Tambah malu gak sih udah dianggurin minumannya hahaha."

Lena geram dan rasanya ingin menjambak rambut kedua siswi tersebut tapi, saat dia ingin melakukannya tiba-tiba ada tangan yang mencengkalnya.

Lena langsung menoleh dan ternyata Novea, "Ikut gue." Ucapnya sambil menarik tangannya ke tempat yang agak sepi.

****

"Lo ngapain narik gue tadi?" Kesal Lena.

Novea mendengus kesal, "dengan cara lo kayak tadi emang bisa ngebuat semua orang empati sama lo? Yang ada lo jadi bahan omongan Len"

"Terus gue harus diam aja gitu habis dikatain kayak gitu?" Lena tambah kesal dengan sikap Novea.

"Lo kalau ingin ngebalas bukan dengan cara tadi. Lo mau main jambak-jambakan sama mereka kan?" tanya Novea.

"Iya lah rasanya pingin nampar tuh cewek-cewek." Sahut Lena yang menyandarkan tubuhnya ke dinding sambil melipat kedua tangannya ke dada.

"Sikap lo coba diubah, main halus jangan kasar lo emang sukanya yang kasar ya?"

"yang kasar lebih mantep tau gak lu... kelamaan main halus." Sewot Lena

Novea langsung menepuk tanganku dengan keras, 'Aduhh sakit anjay' sambil menggosok lenganku. "Kalau gitu caranya Arga gak bakal suka sama lo njirr."

"Kok bawa-bawa Arga? Apa hubungannya njir?" Lena merasa kebingungan.

"Ada lah lo suka sama Arga kan, ngaku aja deh gue tau sikap lo ke orang lain kayak gimana terutama sama cowok." Timpal Novea sambil makan permen karet.

'Sejelas itu ya.. gue suka sam dia' Pikirnya,"Kok lo bisa tau sih?". Novea memutar mata malas "Gue sama lo udah berteman lama ya jadi udah pasti tau gerak gerik sikap lo."

Lena menepuk Pundak Novea, "Iya-iya yang selalu perhatian sama gue."

"Awas aja lo kalau sikap lo kayak tadi gue pelintir tuh tangan lo." Ancam Novea.

"Siap!" jawab Lena sambil mengangkat sebelah tangannya seperti hormat.

****

"Gue duluan ya..." seru Lena dan dibalas dengan anggukan kepala Novea.

Saat ia ingin masuk ke kelas, Lena melihat dari jendela kalau di dalam kelasnya sudah ada seorang guru laki-laki berperawakan tinggi sedang menulis di papan tulis dan menjelaskan materi. Saat ini ia berada di depan pintu kelas, ia ragu untuk mengetuk pintunya. Ia melirik lagi untuk melihat suasana di dalam kelas tapi, semuanya tengah focus dengan soal yang diberikan.

'Masuk aja kali ya, bismillah deh' batinnya.

Tok tok tok

Guru tersebut langsung melihat kearah pintu, "Masuk". Kemudian pintu kelas pun terbuka, menampilkan seorang siswi masuk dengan kepala menunduk "Maaf pak saya telat masuk."

"Kamu dari tadi kemana?" tanya guru laki-laki sambil melepas kacamatanya.

Lena mengangkat kepalanya, 'Anjir cakep bener nih guru' batinnya. "Saya habis dari toilet pak."

Guru matematika tersebut mengambil absen yang ada di atas meja guru, "Nama mu siapa?". "Lena Maureen pak." Timpalnya

Lena melihat guru tersebut sedang menuliskan sesuatu di kertas absen tersebut dan melirik sekilas ke dia, "Lain kali jangan telat lagi di mata pelajaran saya, kamu sudah saya beri kesempatan satu kali kalau kamu telat lagi nama kamu saya coret, saya anggap kamu tidak mengikuti kelas saya sampai ujian nanti." Jelas guru matematika.

Seketika Lena melotot mendengar penuturan dari guru laki-laki tersebut namun seketika ekpresi wajahnya langsung berubah ke arah guru tersebut, "Baik pak" jawab Lena dengan senyum terpaksa.

"Ya sudah sana duduk di bangku mu!" Perintah guru. Langkah kaki Lena langsung dengan cepat menuju ke bangkunya dan mengeluarkan buku.

Tapi, saat ia baru membuka buku guru matematika tersebut memanggil namanya "Lena, tolong maju ke depan sekarang."

Lena seketika mendongakkan kepalanya dan menatap guru matematika 'Baru aja duduk njirr..udah disuruh maju' Mau tidak mau Lena bangkit dari tempat duduknya dan berjalan kea rah guru matematika.

Guru tersebut menyerahkan spidol ke arahnya "Coba kerjakan soal yang didepan" ucap guru matematika. "Maaf pak saya baru aja masuk dan belum mengerjakan soal yang bapak berikan" alasanku.

"Kerjakan saja di depan ini soal dasar jadi tidak sulit." Timpal guru.

'Asemm bener dahh' batin kesalku.





--------------✔

SEE YOU NEXT TIME 💕😘😘





Cinta Yang Tak DiharapkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang