~Bab 18~

80 2 0
                                    

"Arga orangnya susah dideketin Pah mau berteman aja pilih-pilih. Aku udah coba mau berteman sama Arga tapi diabaikan kayak tisu pah, sakit kan."

"Tapi papah lihat dia orangnya ramah loh..." timpal sang Ayah.

"Ya ndak tau Pah... buktinya aku butuh effort lebih kalau mau ngobrol." Cemberut Lena

Papah hanya ketawa mendengar ceritaku.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pagi hari yang seharusnya sejuk, damai dan tenang tetapi berbeda dari yang lain dengan kamar seorang gadis yang suasananya berantakan dan jangan lupa kondisi dari orangnya membuat orang lain mengira jika dia mengalami sakit jiwa.

"YEAEEAAYYYYY! Akhirnya gue sekelas sama Arga!" Teriak Lena girang sambil kedua kakinya ditendang ke atas.

Tiba-tiba HP nya berbunyi dan saat dilihat ternyata dari Novea.

"Halo Nop ada apa?"

"Sorry ya gue telpon lo pagi-pagi gue cuman mau tanya?"

"Tanya apaan?"

"Lo dapat kelas apa?"

"2A, Kita kan sekelas gimana sih lo."

"ANJIIIRR enggak njir, Lo beneran di kelas 2A? kagak salah nyeleksi tuh pihak sekolah?"

"Lah emang lo di kelas apa njir? Gue baca ada nama lo kok."

"Gue 2C, mata lo harus di periksa dulu sana."

"Loh kita pisah dong. "

"Iya dan lebih parah kok lo ditaruh di kelas yang unggul njir, lo nanti plonga plongo doang disana."

Lena langsung nge-lag seketika,

 'Lah iya ya kok gue di kelas orang pinter-pinter sih.' Batinnya.

"Halooo Len lo masih ada disana kan..?"

"Hah?... iya."

"Coba tanya bokap lo deh sapa tau bokap lo tau."

"Oke nanti gue tanyain ke bokap, tapi gue seneng njir bisa sekelas lagi sama Arga."

"Njir.. ternyata temanku kepincut ketampanan Arga."

"BOMATT!! Yang penting bisa sekelas hehehe..."

"Jangan seneng dulu lo, circle kelas A tajam lo disana jangan kayak orang bego bakal direndahin lo. Apalagi lo bakal sekelas sama Kezia."

"Gue enggak bego-bego amat njir.... Kan nanti gue minta bantuan lo."

"Sekarepmu wes, gue tutup dulu ya bye..."

"Bye"

Tut....

Lena langsung turun ke bawah dan bertanya ke Ayahnya. Saat ingin turun tidak sengaja berpapasan dengan kakaknya yang sudah rapi dengan setelan jas layaknya orang kantor. Mata kami tak sengaja bertemu namun kakak langsung memutuskan kontak mata dengannya dan berjalan seolah tidak ada dia disana.

Lena masih termenung di tangga sambil memperhatikan kakaknya entah kenapa dia yakin hubungan mereka tidak akan baik sampai ia dewasa atau bahkan lebih buruk. Ia menghempaskan pikiran negatifnya dan bergegas menemui Ayahnya.

Saat ia sudah berada di depan ruangan kerja Ayah, ia pun mengetuk pintu.

Tok tok tok

"Masuk." Sahut orang yang berada di dalam ruangan.

Lena langsung membuka pintu dan mendapati seorang laii-laki parubaya sedang membaca beberapa laporan dan berkas yang ada di meja sambil meminum teh hangat.

"Papah aku mau tanya."

"Tanya apa nak?" Tanya sang Ayah sambil membaca berkas-berkas.

"Pengumuman pembagian kelasku udah keluar Ayah dan aku dtempatkan di kelas 2A."

Tangan sang Ayah langsung berhenti sejenak dan mengangkat kepalanya menatap anaknya, "Bagus."

"Tapi Pah, nilaiku kan gak terlalu bagus kok bisa ditempatin di kelas A?" tanya Lena yang bingung.

Sang Ayah meletakkan berkas-berkasnya dan menatap ke anaknya, "Papah emang sengaja taruh kamu di kelas A."

Lena tambah bingung dan mengeryitkan dahinya, "Pah, kapsitas otakku tidak cukup untuk di kelas A dan aku nanti akan jadi bahan omongan orang."

"Kata Mamah kamu mau dekat sama Arga makanya Papah taruh kamu di kelas A sekalian kamu buktikan ke semua orang kalau kamu bukan orang yang seperti teman-teman kamu katakan." Ucap Ayah

"Pahhh.... Tapi bukan gini caranya mending aku dipindah ke kelas 2C atau 2D untuk masalah dekat dengan Arga itu biar urusanku Pah..." sahut Lena dengan cepat.

Sang Ayah menghela nafas kasar dan melepaskan kacamata yang sedari tadi bertengger di pangkal hidungnya, "Papah sudah membantu kamu tapi kamu menyia-nyiakan usaha Papah? Kamu minta apapun Papah turuti tapi Papah ingin kamu naik tingkat ke kelas A dan sekarang kamu malah minta di C/D?"

Lena menundukan kepalanya, "Tap-i ak-"

Ucapan lena terpotong oleh Ayahnya, "Papah tidak akan mengubah keputusan papah! Papah harap kali ini jangan kecewakan Papah!" Perintah sang Ayah menatap tajam.

"Iya pah. Aku keluar dulu Pah." Balas lena dengan lesu. Lena keluar dari ruangan kerja sang Ayah. Lena pasrah ia tau sifat Ayah jika sudah mengatakan A maka tidak bisa dibantah. Ia menggarukan kepalanya yang tak gatal, ia pusing jika memikirkannya.

****

Dari tadi pagi sampai menjelang malam Lena tidak keluar dari kamarnya. Bi Asih bingung dengan sikap aneh anak majikannya tidak biasanya sikapnya begini.

"Apa saya cek keadaan Nona ya?" gumam Bi Asih.

Jujur dia khawatir dengan salah satu anak majikannya ini. Bi Asih langsung mengecek ke kamar Lena

Tok tok tok

"Non Lena bibi sudah siapkan makanan kesukaan nona." Ucap Bi Asih

Tapi tidak ada sahutan dari dalam kamar tersebut membuat Bi Asih tambah khawatir. Bi Aasih mencoba sekali lagi dan jika tidak ada sahutan maka mau tidak mau ia akan lapor ke Tuan rumah.

Saat Bibi ingin mengetuk pintunya, tiba-tiba pintu tersebut kebuka dan muncul seorang gadis dengan muka khas bangun tidur.

"Cuci muka dulu Non, bibi udah buatin makanan kesukaan non."

Lena mengganggukan kepala, sekitar 5 menit telah berlalu lalu ia turun ke bawah menyusul Bibi. Saat di ruang makan ia melihat Bibi nya sedang cuci piring lalu ia melihat suasana di rumah sebesar ini benar-benar hampa.

Bibi melihat Nona nya sudah di meja makan, "Itu non tudung saji nya di buka makanannya ada didalam."

Lena membuka tudung saji dan benar ada nasi goreng telur kesukaannya ia langsung menyantap makanan. Disela ia menyantap makanan pikirannya tertuju pada Mamahnya entah kenapa ia jarang melihat Mamahnya akhir-akhir ini.

"Bi.. Mamah sama Papah kemana? Kok gak kelihatan dari tadi pagi?" tanya Lena

"Nyonya dari kemarin emang gak pulang ada kegiatan sosial kalau Tuan berangkat jam set 6 pagi tadi ada rapat dadakan kemungkinan pulang besok."

Inilah yang Lena takutkan kalau Mamahnya terjun ke dunia bisnis akan jarang di rumah. Padahal Lena sudah melarang Mamahnya bukan karena ia tidak pengertian kalau di dunia ini kita butuh uang, tapi ia akan kesepian di rumah cukup Papahnya saja yang bekerja.













---------------------------------------------------------

SEE YOU NEXT TIME  💕💕









jangan lupa tinggalkan jejak ya..... 😎✔

Cinta Yang Tak DiharapkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang