GIZHA 35 : Tes DNA?

3.8K 116 1
                                    

Happy Reading 🌸💓


Pagi ini Gizha dan Tari berangkat sekolah bersama, seperti sekarang Mereka tengah menunggu bus di halte, Tari meminta Gizha untuk menunggunya sebelum bus datang. Entah mengapa Tari ingin sekali berangkat bersama Gizha pagi ini.

"Lama banget sih, zha." Gerutu Tari sambil sesekali berkaca, gadis itu takut bedaknya luntur.

"Ya lo lagian pake minta bareng segala, biasanya juga sendiri-sendiri." Balas Gizha

Keduanya bernafas lega saat sebuah bus berwarna merah berhenti didepan mereka, kemudian mereka langsung masuk dan mencari tempat duduk.
________
Kriiiiinggg!!

Bel masuk kelas berbunyi, sedari tadi Carla tidak berhenti mengoceh karena Gizha yang berangkat bersama Tari, cewek berambut sebahu itu secara gamblang mengatakan ia cemburu melihat Gizha dan Tari kembali dekat, bahkan Carla mengatakannya didepan Tari secara langsung.

"lo kenapa sih zha masih mau berangkat bareng dia, kan bisa bareng gue," ucapnya melirik sinis Tari

"Ya terserah Gizha lah, dia kan juga temen gue, kenapa lo yang sewot!". Sahut Tari

"Alah bilang aja lo iri liat kedekatan kita, iya kan?" Tanya Carla sinis

"Kalo iya kenapa?, Wajar dong Gizha Sahabat gue." Balas Tari tak kalah sinis

Gizha memijat pelipisnya pelan, rasanya sangat pusing mendengarkan kedua temannya yang sedang cek Cok. "Bisa nggak sih kalian diem, pusing tau." Kesalnya

"Masalah sepele aja di besar-besarin, kayak bocil!", Lanjutnya

Atlas yang dari tadi sedang memakan kacang kulit pun melemparkan bekas kulitnya kepada dua monyet betina didepannya, "berisik nying, ganggu orang aja, nggak sekalian bacok-bacokan?" Ujar Atlas santai

"Nggak usah ikut campur lo, kadal." Sahut Carla cepat

Kelas yang tadinya berisik kini langsung Terasa tenang dengan jantung yang berdegup kencang, saat guru killer masuk dengan membawa rotan dan juga gunting. Gawat razia kuku dan rambut!!

Gizha menghela napasnya lega, rambutnya tidak ia warnai begitupun dengan kukunya yang lentik tanpa menggunakan fake nails, bersih dan putih. Berbeda dengan Tari dan Carla yang belingsatan, kuku mereka di warnai dengan warna yang berbeda, Tari yang menggunakan fake nails berwarna pink silver bermotif kotak-kotak, dan Carla yang tidak menggunakan fake nails, tetapi kukunya sudah panjang.

"Mampus ni gue," gumam Carla berusaha menggigit kuku-kuku panjangnya yang sudah ia rawat Serapi Mungkin.

"Aduh mana susah banget di coplek lagi, gue harus gimana dong," gumam Tari sedang menggosok kukunya

Bu Sista, guru fisika sekaligus guru killer di wismagama itu meletakkan buku-bukunya di meja, dan menatap murid-murid dengan tatapan datar.

"Saya rasa dengan saya membawa barang-barang ajaib ini kalian sudah paham apa rencana saya," kata Bu Sista tenang

"Iya Bu...", Serempak murid-murid

Atlas yang merasa tidak memiliki kejanggalan pada kuku dan rambutnya hanya bersiul-siul tenang, matanya memicing menatap Tari dan Carla yang sudah gugup serta kakinya yang tidak bisa diam.

"Gue punya rencana nih," gumam Atlas, cowok itu berdiri

"Ya Allah Tar, kuku lo jelek banget, Bu ini ada yang kukunya panjang, di warnain lagi Bu," kata Atlas dan mendapat pelototan dari Tari

"lo apa-apaan sih, At." Lirihnya

"Rasain, wlee." Kata Atlas mengejek

Carla yang melihat Atlas sedang menatapnya seram pun memohon padanya agar tidak memberi tahu Bu Sista. "Jangan At pliss, gue janji nanti istirahat lo gue traktir." Lirihnya memohon dengan puppy eyesnya, bukannya gemas Atlas langsung berakting mual-mual

GIZHA NAZELLA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang