Happy Reading 💓 💓
••
•
Ketukan pintu terdengar di rumah Tari, Tari yang sedang bersantai di ruang tengah pun harus beranjak berdiri untuk membukakan pintu, menyuruh asisten pun percuma karena asistennya itu kini sedang membersihkan taman belakang."Ck, siapa sih!" Gerutunya
Jantung Tari tiba-tiba berdetak lebih cepat dibanding biasanya, ia menahan nafasnya ketika melihat polisi berdiri didepan rumahnya.
"S-Selamat siang, pak. Ada apa ya?" Tanyanya
"Apa benar ini kediaman Mentari Ranatasya?" Jawab pak polisi
Tari meneguk kasar ludahnya, "iya benar dengan saya sendiri, Ada apa ya?"
"Sebaiknya anda ikut kami dulu ke kantor polisi, terkait rencana yang anda susun untuk menyerang seorang perempuan di malam hari," jelasnya
"Maksudnya perempuan siapa pak?" Tanyanya setenang mungkin
"Gizha Nazella, dia perempuan itu." Jawabnya
"Loh nggak bisa gitu pak, bapak punya bukti apa kalo itu rencana saya, saya sama Gizha itu bersahabat nggak mungkin saya tega ngelakuin itu," jelasnya panjang
"Sebaiknya nanti anda bisa jelaskan di kantor polisi, sekarang ikut kami dulu," ucap pak polisi hendak memborgol tangan Tari
Ketika kedua pergelangan tangan Tari hendak diborgol, kedua orang tuanya tiba-tiba datang dengan raut wajah panik melihat polisi berada di rumahnya.
"Maaf sebelumnya pak, ada apa ini?" Tanya mamah Tari
"Nyonya Mentari pelaku di balik penyerangan Nyonya Gizha, kami sudah memiliki bukti, maka dari itu nyonya Mentari harus ikut kamu ke kantor polisi," ujar pak polisi
Papah Tari menggeleng, antara percaya dan tidak percaya. Jika memang itu benar ia sangat-sangat malu kepada semua rekannya. Jadi ini yang dimaksud Alen dan Rena kemarin.
"Nggak mungkin pak, kalian pasti salah, anak saya tidak seperti itu," ungkap mamah Tari
"Nanti bisa di jelaskan di kantor Bu, sekarang nyonya Tari harus kami bawa ke kantor," ucap pak polisi dan langsung memborgol tangan Tari
Tari berusaha memberontak ketika hendak di masukkan ke dalam mobil, segala upaya agar dirinya terlepas dari cekalan polisi ternyata sia-sia, kini Tari sudah dalam perjalanan menuju kantor polisi.
******
Di lain tempat, kini Gizha dan Carla tengah menyibukkan dirinya di dapur. Membuat chocolate Brownies kesukaan keduanya.
Hingga dari arah depan terdengar suara langkah kaki yang cukup berisik serta suara-suara melengking yang membuat suasana rumah menjadi tidak nyaman.
"Siapa sih zha, berisik banget." Cetus Carla
Gizha mengangkat bahunya acuh, ia mengelap tangannya dan melihat siapa yang baru saja datang.
Sekumpulan anak-anak Ravloska sudah duduk rapi di sofa dan di lantai. Dari arah sana Davin berdiri dan mendekati Gizha yang berada di depan pintu dapur.
"Carla ada kan?, Nathan mau ngomong sebentar," ucap Davin setelah menemui Gizha
"Ada, mau ngomong apa sih?" Tanyanya
Davin mengacuhkan pertanyaan Gizha, ia melangkah menuju dapur dan langsung menemui Carla.
"La, nggak sibuk kan?, Nathan mau ngomong," ujar Davin setelah berhenti disebelah Carla
KAMU SEDANG MEMBACA
GIZHA NAZELLA [REVISI]
Novela Juvenil"kamu mikir nggak sih, gimana sakitnya hati aku di saat kamu lebih mengutamakan sahabat aku?" *** Gizha Nazella dan Athalla Putra Malveron sudah menjalin hubungan selama satu tahun lamanya tapi sedikit demi sedikit hu...