Happy Reading!
Suasana pagi hari memang paling segar untuk dinikmati bersama dengan secangkir kopi panas. Bahkan keempat manusia ini sedang melakukannya dengan khidmat.
Zale meniup kopinya yang masih panas dan kepulan asap pergi searah angin yang menerpanya."Jadi nanti mau ke tempatnya kakak lo, Eys?"
"Hem? Mungkin sih, itu tergantung kak Ivy." Jawab Azura seraya menoleh kearah Zale.
"Ngomong-ngomong tentang Ivy, lo semua ngerasa aneh gak si sama dia kemarin? Kaya, kenapa cuma dia yang ngerasa normal gitu," sahut Galaxy dengan menatap kearah langit yang ramai pengendara.
Fannan yang sedang menyeruput kopinya tiba-tiba meletakkannya dengan cukup keras dan membuat mereka terkejut. "Iya cuy! Serius deh pas kemarin nungguin Zale sama Grey bangun tuh kepala gue pusing banget sampe susah melek,"
"Kalian dapet mimpi yang sama kaya gue sama Fannan gak sih?"
"Kayanya iya sih, tapi di mimpi gue ngerasa gak ngapa-ngapain. Anehnya juga gue sempet sendirian di suatu tempat dan ketemu sama sosok misterius," jawab Zale antusias.
"Gue juga, mirip kaya Zale loh! Makannya ada bagian yang gue bilang sosok mau pamitan. Beneran ngerasa janggal bin kosong nih ati," sahut Azura dengan wajah polosnya.
"Mirip bocil, lucu banget," gumam seseorang.
"Lo tau nama yang pamitan itu gak?" Tanya Fannan dengan menatap Azura sepenuhnya.
"Eh, seinget gue namanya Achlys kalo gak salah,"
"Tapi sebentar! Gue ketemu dia dua kali, yang pertama itu sebelum dia pamitan. Tapi gue ngerasa aneh, dia gak nyebut namanya tapi gue yang nyebut terus-terusan!" Lanjutnya dengan linglung.
Mereka semua tentu bingung sekaligus terkejut, bagaimana mungkin Azura bisa mengetahui nama sosok itu tanpa diberitahu dahulu.
"Kalo lo Zale?"
"Em, namanya agak aneh, tapi gue inget lengkapnya. Xióni Oheň, dia gak nampakin wujudnya sih," jawabnya lalu menyeruput kopi hangatnya.
"Xióni... Kayanya aku pernah denger nama itu di mimpi terakhir deh Zel," celetuk Azura yang mengejutkan mereka.
"Kok bisa? Lo berdua aneh banget dah." Cibir Galaxy.
Zale dan Azura yang mendengar penuturan Galaxy hanya mendengus malas. Sejak kapan lelaki itu menjadi menyebalkan?
"Kira-kira nanti tampang kakak lo gimana ya Eys?" Celetuk Zale yang membuat Azura menoleh sempurna kearahnya.
"Gak tau, pasti ganteng sih!"
"Jangan-jangan mirip Saga,"
Azura terperanjat mendengar celetukan sahabatnya yang aneh-aneh. "Gak boleh! Nanti mukanya kaya om-om pedofil!"
"Lah anjir, hahaha." Sepertinya jawaban dari Azura mengundang humor mereka semua untuk keluar.
Mereka tertawa terbahak-bahak hanya karena hal seperti itu. Tapi memang benar, Sagara seperti om-om pedofil yang menyeramkan.
Sedangkan disisi lain terdapat sosok laki-laki yang bersin sekaligus mengusap telinganya yang terasa gatal dan panas. "Anjing, pasti ada yang gibahin gue ini!"
***
Di ruangan yang terlihat seperti ruangan rapat telah terisi penuh dengan sekumpulan orang tua yang terlihat kurang akur.
"Jadi, ada tujuan apa kalian semua mengusulkan pertemuan ini?" Askara --Ayahnya Azura lebih dulu membuka suara.
"Kalian tau kan kami semua sama sibuknya dengan kalian? Kalau tak penting lebih baik saya keluar," sahut Leopold --Ayah dari Zale alias suaminya Eleanor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mesin Waktu [TAMAT]
FantasyFantasy - Adventure - Teen Fiction Draf : dari awal Mei 2022 Published : 30 November 2022 End : 21 April 2023 CERITA INI HANYA TERSEDIA DI WATTPAD Jadi kalau 'semisal' menemukan cerita yang alurnya sama persis dengan cerita ini, tolong segera berit...