Happy Reading!
"Ada apa?" Celetuk Fannan yang masih membeku terkejut setelah mendengar dentuman keras tadi.
"Gak tau, mau cek?" Balas Galaxy mengajaknya.
"Tapi Zale?"
"Aman, dia gak akan kemana-mana,"
"Ya udah ayo cek." Kemudian mereka berdua berjalan menuju jendela yang tertutup oleh tirai putih.
Fannan menyibak tirai tersebut lebih dulu dan mematung saat melihat keadaan diluar sana. "Kenapa Nan?" Tanya Galaxy kebingungan saat melihat sahabatnya yang kembali mematung.
Galaxy maju kearah jendela, tetapi belum sampai sana mereka berdua sudah terpental karena kembali terkejut.
Serangan sihir yang membludak terlihat sangat abstrak dan asal-asalan. Tujuan sihir itu seharusnya tak mengarah ke tempat lain, tetapi mengapa hampir mengenai bangunan rumah sakit ini.
"Anjir!" Pekik mereka berdua dengan kencang.
Tenang, mereka tak akan dimarahi karena berteriak di rumah sakit, karena hampir seluruh orang yang ada disini berteriak terkejut.
"Itu di bawah siapa Nan?" Tanya Galaxy dengan khawatir.
"Lynelle yang nyerang," ia menjawab dengan setengah sadar, bahkan ia tak menyadari bahwa jawaban yang ia berikan tak cocok dengan pertanyaan yang terlontar.
"Berarti disono ada Zura?"
"Mungkin..." Suara Fannan terdengar kosong seperti pandangannya saat ini.
"Apa dia gak papa?" Tanya Galaxy lebih lanjut.
"Zale! Jangan lupain dia masih disini Gal!" Ujar Fannan yang terkesan seperti memutar topik pembicaraan.
Mereka menoleh kearah Zale yang masih dalam keadaan awal, yaitu terbengong seperti mayat hidup. Tak pernah mereka lihat keadaan gadis itu yang seperti ini. Pasti jika Azura melihatnya akan menangis dan meraung dengan kencang.
Zale tetap diam walaupun mendengar suara dentuman yang masih berlanjut. Mereka menghampirinya dan segera memantau gadis tersebut. Tetapi sebenarnya indera pendengaran milik Galaxy menangkap suara sosok gadis mungil yang selalu banyak bicara. Suaranya samar-samar karena teredam oleh suara dentuman sihir.
'Ada apa sebenernya? Gue mau balik aja anjing ah.'
***
"Heh monyet! Enak-enakan lo ye ngelempar sihir asal-asalan begini! Mikir dong disini masih banyak warga!" Bentak Achlys tak habis pikir.
Alfred dan Nebulla masih setia melemparkan serangan kepada Freddy yang juga sedang merapalkan beberapa mantra aneh.
Sedangkan Achlys, ia masih berseteru bersama Lynelle dengan asik. Walaupun terkesan seperti sedang merundung Lynelle, tapi bukan begitu kenyataannya. Wanita murahan itu benar-benar di hujat habis-habisan oleh satu gadis mungil yang hilang kewarasannya.
"Memang kenapa jika masih ada orang? Biarlah mereka menjadi abu, itu lebih baik!" Jawab Lynelle tak kalah membentak.
"Lo aja sini gue bakar jadi abu, habis itu abunya gak dibuang ke laut tapi gue jadiin masker muka!"
"Berisik!" Balas Lynelle yang kehilangan kata-kata dan mulai meluncurkan serangan menggunakan rumput yang ia ubah menjadi silet silet tajam.
Achlys dominan menghindar dibandingkan menyerang, karena memang bagiannya selalu menghindar dan bertahan, berbeda dengan Xióni yang strategi menyerangnya wajib diacungkan dua jempol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mesin Waktu [TAMAT]
FantasíaFantasy - Adventure - Teen Fiction Draf : dari awal Mei 2022 Published : 30 November 2022 End : 21 April 2023 CERITA INI HANYA TERSEDIA DI WATTPAD Jadi kalau 'semisal' menemukan cerita yang alurnya sama persis dengan cerita ini, tolong segera berit...