11. Istri Kesayangan Tuan Deffin

448 11 0
                                    

Sudah seminggu Azkia sibuk mendesain baju, dia akan melakukan hobi yang sedari kecil disukainya hanya ketika Deffin tidak di rumah, sebab tuan muda gila itu selalu bisa membuat Azkia sibuk melayaninya.
"Hiks... tanganku lama-lama bisa keriting, dikit-dikit minta pijit. Hari ini aku butuh hiburan, lebih baik aku mengunjungi panti, sebelumnya aku harus ke mall dulu cari oleh-oleh."
Azkia akhirnya menemukan semangat lagi, bergegas dia bersiap-siap untuk segera pergi. Deffin sudah berangkat ke kantor setengah jam yang lalu, jadi dia harus mengirimkan pesan untuk meminta izin.
Izin sudah dikantongi dengan bahagia dia menuruni tangga, namun ketika sampai di luar, ada dua pengawal yang siap mengikutinya, membuat Azkia jadi tidak seantusias tadi.
"Silahkan lakukan apa saja sesukamu tuan aneh, aku pun akan menggunakan uangmu dengan seenaknya sebagai gantinya," ucap hatinya dengan tersenyum devil.
**********
Azkia sudah sampai di mall, dia langsung menuju toko yang menjual pakaian dan mainan anak, namun tanpa sengaja dia menabrak seorang.
"Aduh," pekik mereka bersamaan, lalu keduanya saling memandang.
"Hai mantan kakak, lama tidak bertemu kelihatannya kau semakin bahagia," ucap Bella sinis.
Berita menikahnya Deffin dan Azkia mengejutkan mantan keluarga Azkia. Mereka kompak tidak terima, mengapa bukan Bella yang dipilih Deffin untuk menjadi istrinya. Namun, tidak ada yang bisa melakukan apa-apa, karena mereka janji tidak akan menampakkan diri dihadapan Deffin dan Azkia.
Dan berita Deffin memberikan butik untuk Azkia semakin menambah rasa iri Bella. Dan sekarang dia akan menggunakan kesempatan tidak sengaja bertemu ini untuk melampiaskan kekesalannya. Jadi Bella tidak akan menyia-nyiakan waktu ini untuk menyakiti Azkia.
"Tentu saja aku sekarang sangat bahagia, menjadi istri kesayangan Tuan Deffin adalah impian semua wanita, dan karena Tuan Deffin memilihku, berarti aku wanita yang paling istimewa menurutnya," balas Azkia angkuh.
"Sombong sekali kamu." Bella hendak menjambak rambut Azkia, para pengawal bersiap akan mengambil tindakan, namun belum sampai menyentuh, Azkia dengan cepat mencekal tangan itu dan detik itu juga Azkia memelintir tangan Bella.
"Hei !!! Lepaskan tanganku, apa yang kau lakukan? Jangan merasa di atas angin, karena perlakuan Tuan Deffin kepadamu, karena aku akan segera merebutnya darimu." Bella berkata dengan penuh percaya diri.
"Silahkan saja jika kau mampu." Dengan senyum mengejek Azkia mendorong tubuh Bella hingga terjatuh di lantai.
Azkia menundukkan tubuhnya mendekati Bella lalu membisikkan sesuatu. "Selama ini kau dan keluargamu tidak tahu sifat asliku, kuperingatkan jangan macam-macam." Lalu Azkia melangkah pergi meninggalkan Bella yang masih terkejut dengan sikap Azkia.
Selama ini Azkia yang dia tahu wanita yang lemah, namun kenyataannya hanya topengnya saja. Namun, peringatan Azkia tidak menyurutkan keinginan Bella untuk merebut Deffin agar menjadi miliknya.
"Lihat saja nanti," kata hati Bella dengan senyum devilnya.
Sedangkan Azkia memberhentikan langkahnya setelah agak jauh dari tempat kejadian tadi.
Dia menoleh ke arah pengawal yang mengikutinya.
"Jangan ada yang melaporkan kejadian tadi kepada suamiku, atau aku akan melakukan sesuatu yang bisa membuat kalian dihukum," ucapnya mengancam.

"Jangan sampai Deffin tau kalau aku bukan wanita lemah, karena akan menyulitkanku jika suatu saat aku akan kabur dari sisinya, ini untuk jaga-jaga jika suatu saat dia menyakitiku, jadi biarkan dia tetap menganggapku gadis polos dan lemah," batin Azkia.
Lalu Azkia melanjutkan aktivitasnya, hari ini dia akan datang ke panti asuhan yang sering dia datangi semenjak kecil, semenjak ibunya meninggal, Azkia lebih sering menghabiskan waktu di panti. Setelah semua tugas yang diberikan ibu tirinya selesai ia kerjakan.
Azkia akan menggunakan uang yang diberikan Deffin untuk mensejahterakan anak panti.
"Kamu hidup biar ada gunanya, jadi tanpa kamu tau kamu akan jadi donatur panti itu," gumam hatinya untuk Deffin.
*********
Sedangkan di kantor Wirata Group.
"Ada laporan apa?" tanya Deffin kepada Roy yang memasuki ruangannya.
"Nona muda tidak sengaja bertemu dengan mantan adiknya." Roy malas mengucapkan nama Bella, Roy menyerahkan video yang direkam pengawal bayangan yang melindungi Azkia.
Tanpa diketahui Azkia, kalau Deffin juga menyuruh pengawal bayangan untuk mengikuti Azkia. Jadi itulah alasan Deffin sedikit tenang membolehkan Azkia keluar rumah.
"Setelah saya mengamati video itu, saya kira nona bukan gadis yang lemah."
"Tanpa kau beri tau, aku sudah pasti lebih mengenal istriku. Kita pura-pura saja tidak tahu sikap aslinya, biarkan dia melakukan apapun yang dia mau."
"Baik Tuan Muda," sahut Roy.
"Sombong sekali Anda sekarang, Tuan. Anda mengatakan kalau Anda lebih mengenal Nona Azkia. ya ... ya namanya orang bucin maklumi sajalah," kata hati Roy, namun dia merasa sangat bahagia melihat wajah bahagia tuan mudanya.
"Sekarang biarkan saja dulu apa yang akan dilakukan keluarga Hendrawan. Yang penting sudah kau siapkan semua kejutan untuk mereka?"
"Semua sudah siap, Tuan muda."
"Bagus, Tapi !!! kalau saja mereka berani menyentuh sehelai rambut istriku, potong semua tangan mereka!!!."
"Baik, Tuan Muda." Lalu Roy pamit undur diri.
*******
Setelah kepergian Roy, Deffin menyandarkan kepalanya di kursi kebesarannya. Dia memejamkan matanya.
"Tidak akan kubiarkan kali ini kamu terluka sedikitpun, kejadian dulu tidak akan pernah bisa aku maafkan, bahkan rasa sakit itu tetap ada meski kini kau berada di sampingku. Aku sungguh tidak sanggup melihat kamu sakit. Aku mencintaimu, sangat."
Lamunan Deffin tentang kejadian masa lalu dibuyarkan dengan kedatangan Azkia, melihat wajah cemberut Azkia membuat Deffin gemas, ingin rasanya ia segera melahap bibir cemberut itu, namun sekuat tenaga dia menahannya, sifat sombongnya yang membuatnya tersiksa, dia tetap mengikuti rasa gengsinya yang besar, untuk tidak terlihat mencintai Azkia lebih dulu.
"Sayang, kenapa tiba-tiba menyuruhku datang ke kantormu, padahal urusanku di luar belum selesai." Mendekat ke arah Deffin.
Semenjak di mana Azkia mendapatkan hadiah, kini Azkia lebih berani mengutarakan apa yang dia rasa. Seperti saat ini, dia kesal karena baru selesai belanja, Sekertaris Roy menelponnya, katanya tuan Deffin memintanya untuk datang ke kantor. jadi terpaksa Azkia mengurungkan niatnya pergi ke panti hari ini.
Sedangkan Deffin dalam hatinya tersenyum, bangga memiliki Sekretaris Roy yang peka jika dirinya mengkhawatirkan keadaan Azkia setelah bertemu Bella, tanpa Deffin meminta, Sekretaris Roy sudah melakukan pekerjaan yang membuat hatinya bahagia.
"Bukankah kamu tadi hanya bilang mau ke mall untuk belanja, segitu lama apa masih kurang puas, dan kamu habis belanja apa saja?" Tanyanya mencoba memancing Azkia akan mengungkapkan niatnya ingin pergi ke panti atau tidak.
Ternyata Azkia mengungkapkan keinginannya, dia menceritakan apa saja yang dia beli. Dan dia meminta maaf karena niatnya ingin pergi ke panti secara diam-diam, ia takut kalau Deffin akan marah jika uang milik Deffin dikeluarkan untuk anak panti asuhan.
"Aku tidak akan pernah marah uang itu kamu gunakan untuk apa, tapi aku menghukummu karena kamu punya niatan pergi ke panti asuhan tanpa izin, jadi berikan aku ciuman sekarang." Perintah yang tidak bisa di bantah dan dengan terpaksa Azkia harus menurutinya....

Tuan Muda Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang