Pagi ini sudah hampir bulan Nayla dan semua anak kelas sepuluh yang ketiga bersekolah di sekolah menengah atas ini. Selama itu pula Nayla dekat dengan Je dan perlahan mengubur kenangan itu.
"Kertas origami, kertas krep, lem, gunting, alat tulis, penggaris, karton....." Nayla berpikir sejenak barang apa yang belum ia bawa untuk keperluan madingnya nanti.
"Spidol." Ria menghampiri anaknya dengan satu set spidol warna-warni.
"Kamu jangan kecapean. Fokus sama pelajaran, jangan mading terus ya." kata Ria sembari mengusap kepala Nayla lembut.
"Iya ma, tenang aja. Sejauh ini aku masih bisa atur waktu kok." kata Nayla sambil tersenyum.
"Aku pergi dulu ma!" pamit Nayla sembari mencium punggung tangan Ria.
"Nay!" terdengar suara memangil gadis manis itu dari luar rumah. Nayla bergegas keluar dan mendapati Je ada di depan rumahnya.
"Mau apa kemari?" tanya Nayla bingung.
"Jutek banget. Kan kemarin aku udah telpon." jawabnya dengan wajah cemberut yang lucu.
"Aku cuma mau bantu, kamu pasti repot bawa semua peralatan untuk mading hari ini."
Nayla diam memandang sosok lelaki di hadapannya dengan pandangan bertanya.
"Ayo!" seru Je buru-buru.
"Ah! Rumahku ngga jauh dari sini kalo itu yang kamu mau tanya."
"Tapi aku ngga merasa repot sama sekali." jawab Nayla enteng, lalu berjalan ke arah depan, meninggalkan Je di belakangnya.
"Oh ayolah, aku sudah jauh-jauh kemari!" katanya membuat Nayla berbalik arah dan menaikan sebelah alisnya. Nayla melihat Je menutup mulutnya sendiri dengan wajah gugup.
'Kamu baik Je. Apa aku tidak selalu merepotkanmu? Selalu saja kamu bilang semuanya secara kebetulan. Semuanya seakan berjalan alami. Bisakah kamu buat aku jatuh cinta padamu?'
***
Angin berhembus sejuk diantara embun pagi. Nayla mempererat pegangannya pada pinggang Je, dingin.
Sepeda Je dan Nayla berjalan menyusuri aspal yang bersatu dengan embun pagi ini.
Sepintas, Nayla seperti melihat mata itu lagi.
Mata yang sering menatapanya dengan tatapan yang lembut sekaligus mengitimidasi dirinya.
DIA!
Mata dan mulut Nayla terbuka lebar, menyadari kehadiran sosoknya. Sepeda yang Je kendarai pun tidak berhenti. Perlahan, sosoknya dan senyumnya hilang di ujung belokan.
Tanpa Nayla sadar, pegangannya pada Je merenggang. Seakan Je sadar akan itu, ia memanggil gadis yang duduk di belakangnya lembut, "Nay?" sapanya sembari menengok sesekali ke belakang, khawatir.
Sepeda tidak berhenti, namun lajunya sedikit lebih pelan dari sebelumnya.
Tanpa sadar, Nayla turun dari boncengan sepeda Je.
Cairan kental sukses mengalir, lutut dan aspal kini sudah menyatu. Namun Nayla seperti orang linglung. Matanya terus mencari sosok lelaki itu.
Nayla membuat Je semakin khawatir.
Tangan Je memegang tangan Nayla, takut sesuatu yang buruk terjadi padanya. Nayla masih mencari sosoknya. Mencarinya lagi untuk ke sekian kalinya.
'Luka ini ngga seberapa, Gi.' Batin Nayla.
***
Bayangan Nayla kini sudah hilang diantara belokan itu.
Senyum Reuben hilang, terhapus dengan air mata.
Mata Reuben membelalak waktu melihat Nayla jatuh dari sepeda yang dikendarai Je. Refleks, Reuben melangkahkan sebelah kakinya, namun kenyataan membuat semuanya terhenti.
Reuben kurang cepat dari Je.
'Paling tidak aku percaya dengan siapa kamu sekarang, Nay.'
Reuben memaksakan senyumnya sambil mengusap pipinya, bekas air mata mengalir disana.
Reuben mulai menyibukan dirinya lagi. Malibu selalu tepat dijadikan pelarian baginya. Ia merekam permainan gitarnya, kali ini juga menyanyi.
Soundcloud terisi dengan lagu That Should be Me milik Justin Bieber.
'Harusnya aku yang ada di posisi Je.'
***
Je memandang perempuan di hadapannya dengan khawatir.
'Ada apa dengannya sampai-sampai ia turun dari duduknya?'
Je mendapati Nayla lemas tak berdaya dengan darah sukses mengalir dari kakinya. Dengan air mata setetes perlahan jatuh dari pelupuk mata indahnya.
Wajah Nayla seperti mencari sesuatu, atau seseorang. Je tidak mengerti. Namun tangan Nayla sedingin es sewaktu digenggam oleh Je.
'Ada sesuatu dibalik ini semua. Apa yang mengganggu pikiranmu, Nay?' tanya Je dalam hati sembari memperhatikan Nayla dengan sedih.
***
Gimana? Gimana?
Ku butuh komentar. Sama vote juga haha!Oh ya, rajin-rajin cek multimedia ya. Ku suka berbagi gambar atau video yang (anggap saja) berhubungan sama ceritanya haha
Itu Je! :D
Thankyou xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Bersamamu // TOV
Fanfiction"Inilah duniaku, untuk bersamamu." Cover by : Jessica Ayu Eka Pramudita