Part 19

230 26 3
                                    

- Flashback On -

"Masih minat panas-panasan-" Je berhenti sebentar untuk kemudian melihat name tag siswi baru di hadapannya, "Nayla?" Je menyunggingkan seulas senyum, membuat kupu-kupu dalam perut Nayla bertebangan tak tentu arah.

Rasa ini. Degup ini. Kenapa rasanya mirip ketika bersama Reuben? Bersama Ugi? Apa karena mereka mirip?

Namun Nayla tak menunjukkan ekspresi apapun. Ia memilih untuk berlari ke arah teman-temannya.

"Hey, abis darimana?" tanya anak perempuan ber-name tag 'Ellen' dengan keadaan tak jauh berbeda dari Nayla dan para siswi baru lainnya. Kaos kaki bola berwarna putih selutut, rambut dikepang dua seperti gadis desa tanpa poni, seragam putih biru, tas dari ember dengan tali, name tag bibir, dan topi dari koran.

Nayla menghembuskan nafas sekenanya, "Abis ketemu malaikat sama iblis." Jawabnya asal. Ellen menautkan kedua alisnya. "Dihukum dan diselamatkan sama senior yang berbeda." Ucap Nayla.
Ellen menangguk paham. Ia ingin bertanya lebih lanjut tapi para senior sudah berjajar rapi di hadapan para siswa/siswi baru.

"Keluarin semua yang kakak-kakak seniornya minta bawa kemarin!" ucap salah satu kakak senior perempuan dengan dandanan masa kini. Lalu ia menyebutkan satu per satu.

"Eh kamu yang pake pita warna kuning, coba maju sini!" Nayla yang merasa memakai pita berwarna kuning dan tepat ditunjuk kakak senior tersebut segera maju ke depan.

"Liat name tag kamu, mana namanya?" Nayla melihat ke arah name tag-nya yang sudah terbalik.

"Siapa namamu?" Nayla bergeming.

"Yaelah dek, ditanya tuh dijawab!" ucap senior perempuan lainnya yang berdandan tak kalah dengan seniornya yang tadi.

"Nayla." Lirih Nayla.

"Siapa?" tanya kakak senior itu lagi sembari mendekatkan telinganya ke arah Nayla. Baru Nayla akan mengucapkan namanya lagi, ada suara yang sudah mendahuluinya.

"Namanya Nayla kak." Ucap anak lelaki, senior lelaki tepatnya, dengan mata dan bibir yang tersenyum hangat, membuat senior perempuan tadi sedikit kesal.

Rasa lega menghinggapi Nayla. Ternyata kakak yang tadi. Kakak ini telah menjadi malaikat untuknya, terhitung sudah dua bantuan yang diberikannya. Ia tersenyum ramah pada kakak senior yang di kemudian hari ia kenal sebagai Jeremy.

"Oke Nayla, kemarin diminta bawa lampu taman tahan lama, teletubbies bertato, sama coklat nabrak meja kan? Coba kasih saya."

Nayla berjalan ke arah tas embernya di deretan para siswa/siswi baru. Satu langkah ia bergerak dan ia hampir terjatuh karena tersandung tali spanduk yang menjuntai. Tapi Je bergerak cepat. Ia berhasil menahan Nayla agar tidak terjatuh.

Nayla kikuk setengah mati, bahkan tanpa sempat mengucapkan terima kasih saat Je menahan tubuhnya dan berkata, "Hati-hati." dengan jarak yang membuat jantung Nayla berdegup cepat.

- Flashback Off -

***

"Kamu pacaran sama Kak Je?" Tanya Ellen saat jam olahraga. Saat Nayla dan Ellen serta beberapa siswi lainnya sedang duduk di pinggir lapangan.

"Ciyeeeee!!" Ellen terus menggoda teman sebangkunya itu.

Nayla hanya menjawab dengan tatapan seakan 'apa maksudmu?'

"Oh c'mon! Mungkin satu sekolah tau kok kalau kalian itu deket."

Nayla meneguk air mineral dalam botol minumnya lalu melirik Ellen sekilas, "Apa kita keliatan kaya gitu?"

Dunia Bersamamu // TOVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang