Part 12

254 29 2
                                    

Nayla menuang susu dalam kemasan yang baru saja diambilnya dari dalam lemari pendingin, membiarkannya bersatu bersama dengan sereal gandum rasa coklat yang ada dalam gelasnya. Ia baru saja akan menyuap sarapannya di sabtu pagi yang cerah ketika ia mendengar panggilan dari mamanya. Ia lalu mengaitkan jemarinya ke pegangan gelas dan berjalan ke arah teras, tempat Ria telah memanggil.

"Kenapa ma?" tanya Nayla pada Ria yang tengah menyirami tanaman. "Kamu udah mandi?" yang kemudian dijawab Nayla dengan anggukan. "Gih, ikut Je olahraga." Nayla mencari sosok Je kesana-kemari dan didapatinya di luar pintu pagar. Ia lalu keluar pagar menemui Je yang disambut dengan senyuman. Nayla memperhatikan Je yang diam berdiri di depan pagar rumahnya, membuat Je sedikit salah tingkah.

"Em, main basket yuk!" Nayla diam sebentar. "Ada sepupu-sepupuku juga kok! Tenang aja, jadi rame." Lanjutnya. "Sepupu?" "Iya. Gimana? Tiga orang, tapi rame kok!" sementara Nayla berpikir, Je hendak menarik tangan Nayla, namun gerakan Je kalah cepat dengan Nayla, "Jangan! Nanti serealku tumpah!" membuat Je terkikik geli. Nayla masuk ke rumah, lalu berpamitan pada Ria.

"Nay, serealmu?" teriak Ria saat Nayla berlari keluar rumah. "Buat mama aja! Dadahhh!" lalu Nayla mulai jogging dengan Je menuju lapangan terdekat.

***

"Je!" tendangan pelan pada bola sepak dari seorang lelaki bertubuh tinggi dan rambut keriting membuat Je dengan sigap menggerakkan kakinya untuk menahan bola tersebut. Je tersenyum singkat lalu berjalan sembari menggiring bola mendekat ke arah sepupu-sepupunya.

"Kenapa lo bawa bola sepak, Mad? Kan gue bilang main basket." Protes Je saat sudah berdiri berhadapan dengan Mada. "Tenang. Gue bawa kok. Mik, bola!" lalu Mikha melempar bola basket pada Je.

"Nay, sini!" Nayla yang daritadi berada agak jauh, mulai mendekat. Nayla tersenyum canggung saat menyapa.

"Hai! Aku Mada. Santai aja sama kita-kita!" lalu terlihat jelas senyuman ramah di wajahnya yang dihiasi dua lesung pipi. "Hai! Aku Mikha, hehe." Sapa Mikha masih dengan nafas yang sedikit terengah-engah karena baru selesai bermain bersama Leo, anjing keluarga Brahmantyo. "Aku Nayla." Senyum Nayla pun mengembang saat mengetahui sepupu-sepupu Je yang tidak jauh berbeda sikapnya dari si ketua OSIS itu, ramah.

"Tunggu! Reuben mana?" tanya Je saat menyadari hanya ada dua orang sepupunya. "Jangan bilang dia ngga ikut?" sambungnya lagi.

"Dia lagi juggling bola, ngga mau diganggu katanya." Jawab Mikha. "Yaudah deh. Nay!" seru Je sembari melempar bola basket pada Nayla dan ditangkap dengan sigap.

***

Je dan Nayla mulai bermain basket, satu lawan satu. Nayla bahkan bisa lupa dengan kenangan antara basket dan Reuben walau sebentar.

Nayla merebut bola basket dari tangan Je, lalu men-dribble bola ke arah ring di depannya. Dalam satu lemparan, bola masuk dan otomatis poin Nayla bertambah. Nayla melompat senang diiringi tawanya. Anak-anak rambut menempel di keningnya karena keringat. Bahkan sinar matahari mendukung memberi cahaya berlimpah.

Pemandangan yang membuat Je terpaku sesaat melihat duplikat malaikat di hadapannya.

"Je!" tepukan di bahu Je membuatnya kembali ke realita. "Y-ya?" jawabnya tergagap membuat Nayla yang menepuknya tersenyum geli. "Itu, dipanggil Mikha. Ngelamun aja! Kalah mah kalah aja, wlee!" ledek Nayla membuat seulas senyum tercetak di wajah Je.

"Ayo ke sana!" Je dan Nayla melangkah bersama menuju tempat Mada dan Mikha beristirahat.

"Guys!" Reuben berjalan dengan bola sepak di kakinya. Ia masih sibuk menatap bola dan kakinya, berkonsentrasi men-juggling. Ia tidak sadar dengan siapa yang ada di samping sepupunya.

"Ugi......" seru Nayla tertahan, membuat sang empunya pemilik nama menatap ke arahnya.

***

Gimana nih..... bakal gimana nih kira-kira....

Vomment yaaa :') thankyouu!

Itu dapet salam dari Je sama Ugi *lirik media* #jeuben


Dunia Bersamamu // TOVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang