Part 20

706 92 8
                                    

    Sudah beberapa hari Jaehyuk hanya diam dikamar dengan tatapan kosongnya, sesekali juga ia mengamuk mengacak-acak kamarnya sendiri. Jaehyuk terus menangis dan sering berhalusinasi mengobrol dengan Asahi padahal yang diajak mengobrol adalah guling.

Mama Jaehyuk sudah mendatangkan dokter untuk memeriksa Jaehyuk dan dokter bilang jika Jaehyuk mengalami gangguan mental yang tidak bisa membedakan mana khayalan atau kenyataan.

Seharusnya Jaehyuk dirawat dirumah sakit tetapi Jaehyuk tidak mau, ia terus memaksa untuk pulang akhirnya Jaehyuk dibolehkan pulang tetapi harus dalam pengawasan karena bisa saja ia melukai dirinya sendiri.

Pagi-pagi Jaehyuk bangun, ia menggulingkan badannya menghadap samping dan langsung memeluk gulingnya.

"Pagi Asa"

Setelah mengucapkan itu Jaehyuk hanya memandang guling tersebut, dalam pandangannya itu adalah Asahi.

Setelah beberapa saat menatap ia malah melempar guling tersebut, lalu menjambak rambutnya sendiri.

"ASAHI KAMU DIMANA"

"Jangan tinggalin aku, aku minta maaf"

Jaehyuk menangis kembali dan mengacak-acak barang yang ada.

Doyoung datang ke kamar Jaehyuk dengan membawa sarapan untuk Jaehyuk, ia terkejut kamar Jaehyuk sudah kembali berantakan padahal semalam baru saja dibereskan oleh pembantu.

"Kak, tenang" setelah menyimpan makanan yang dibawanya kemeja ia mengusap punggung Jaehyuk yang bergetar.

Jaehyuk melihat kearah Doyoung, "Asa"

Dengan tiba-tiba Jaehyuk memeluk Doyoung erat, ia menangis dibahu Doyoung.

"Aku minta maaf, jangan pergi dari aku lagi aku mohon Sa"

Jaehyuk memegang pipi Doyoung dengan kedua tangannya, ia mengelus pipi Doyoung dengan lembut.

"Asa kamu disini aja jangan pergi ya, aku gak bisa tanpa kamu Sa"

Doyoung melepaskan tangan Jaehyuk dari pipinya, "Kak, aku Doyoung bukan Asahi"

"Sayang aku minta maaf, kamu boleh marah kamu boleh pukul aku tapi jangan pergi dari aku ya"

"Asa-"

"AKU DOYOUNG! SADAR KAK AKU DOYOUNG BUKAN ASAHI" Doyoung berteriak didepan Jaehyuk.

Ia sudah kesal karena sudah beberapa kali ia dianggap Asahi oleh Jaehyuk. Awalnya Doyoung berusaha sabar tetapi kesabaran itu sudah hampir habis, ia tak ingin seperti ini terus menerus selalu dianggap Asahi.

Setiap hari Doyoung yang merawat Jaehyuk bergantian dengan orang tua Jaehyuk, jika mereka ada jam kerja dan dirinya sedang kosong ia akan terus memantau Jaehyuk tetapi Jaehyuk selalu memanggilnya Asahi.

"Kak Asahi udah gak ada! Jangan kaya gini terus ayo sembuh kak" Doyoung menitihkan air matanya, sedih karena kondisi Jaehyuk semakin hari bukannya membaik tetapi malah sebaliknya.

"Asa"

Doyoung pergi dari sana dan dikejar oleh Jaehyuk, "SA JANGAN PERGI"

"AARGH"

Jaehyuk kembali mengamuk dikamar dan Doyoung sudah tidak peduli, ia terlanjur sakit hati.

Jaehyuk menumpahkan makanan yang dibawa Doyoung, lalu mengambil gunting yang ada didalam laci meja. Jaehyuk menyayat tangannya sendiri dengan gunting.

Pembantu yang kebetulan melihat Doyoung keluar dari kamar Jaehyuk tetapi kamar Jaehyuk terdengar keributan ia langsung saja menuju kamar Jaehyuk.

Pembantu tersebut dengan pelan membuka pintu kamarnya dan ia terkejut menemukan Jaehyuk yang sedang menyayat tangannya sendiri.

"Astaga, jangan kaya gini nak"

"Siapa kamu!" Jaehyuk malah menodongkan gunting tersebut kepada pembantunya.

Jelas pembantu itu ketakutan dan mundur beberapa langkah, "Tenang Jae, ini bibi"

"Tolong kejar Asahi! Asahi pergi!"

"Jangan biarin Asahi pergi"

Dengan perlahan pembantu itu mengambil gunting yang ada ditangan Jaehyuk, setelah berhasil ia menyembunyikannya dibawah kasur.

Jaehyuk dipeluk oleh pembantunya, pembantu yang sudah lama kerja dirumah ini bahkan sejak Jaehyuk kecil dan Jaehyuk juga sudah dekat dengan pembantu tersebut.

Pembantu Jaehyuk sudah menganggap Jaehyuk seperti anaknya sendiri, ia memeluk Jaehyuk sembari mengusap punggungnya.

"Duduk diatas yuk" Jaehyuk dibantu untuk duduk diatas ranjangnya.

Setelah itu merapikan pecahan kaca dibawah dari piring yang Jaehyuk lempar, takut takut kaca itu terinjak. Setelah selesai lalu mengecek tangan Jaehyuk yang penuh luka gores.

"Obatin dulu ya" jaehyuk tidak menjawab, ia hanya terdiam dengan pandangan kosong.

Setelah memberikan obat untuk luka Jaehyuk, pembantunya juga kembali menyiapkan sarapan untuk anak majikannya itu.

"Makan ya Je"

Jaehyuk enggan membuka mulutnya, ia malah kembali menangis dan bergumam meminta maaf.

"Maaf"

Pembantunya merasa iba dengan kondisi Jaehyuk saat ini, Jaehyuk yang dulu sangat ramah dan selalu tersenyum harus menjadi seperti sekarang yang pendiam dan terus berhalusinasi bahkan sering menyakiti dirinya sendiri.








Sedangkan dikamar Doyoung ia sudah bersiap-siap untuk pergi ke suatu tempat. Doyoung melenggang pergi dari rumah Jaehyuk.

Ia akan merencanakan sesuatu yang pastinya Jaehyuk suka, Doyoung yakin itu.

Selama perjalanan Doyoung terus tersenyum kecil tetapi tangannya mengepal menahan emosi.

Doyoung datang kerumah sakit milik ayahnya lalu pergi menuju tempat penyimpanan obat-obatan dan mengambil beberapa obat yang dibutuhkannya.

Setelah mengambil itu Doyoung langsung pergi ke rumahnya sendiri, dirumahnya ia sibuk mengerjakan sesuatu.

"Oke kalo itu kemauan kak Jae"









~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sekian sampe ketemu dichap selanjutnya 😊

I love you and him [Jaesahi]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang