dasar egois, kamu tidak memilihnya tapi juga tidak mau kehilangan dirinya.
- K -
...
Malam itu Kirana tidur lebih awal karena kelelahan, ia tidak memiliki acara lagi di hari wisudanya. Bahkan pikiran bahwa tunangannya tidak hadir dan tidak ada kabar pun makin membuat dirinya lelah.
Sementara itu, hpnya yang dalam mode silent bergetar. Ada pesan baru masuk dari nomor tak dikenal.
0811xxxxx : Ran, ini aku Arya
0811xxxxx : Maaf aku baru ngabarin, HP aku jatuh ke laut
0811xxxxx : Aku mau ketemu, bisa? Sekarang aku otw rumahmu ya
0811xxxxx : Tolong bales, Ran.
Kirana tidak menyadari bahwa Arya terus menelponnya. Udara yang semula gerah, mulai dingin tertiup angin, bau tanah mulai tercium, dan gerimis datang. Gadis itu makin terlelap erat dalam selimutnya.
Sampai saat pintu kamarnya terbuka, Hans datang membangunkan Kirana. Menepuk-nepuk pundaknya agar putrinya terbangun.
"Ada Arya" ucap Hans saat Kirana sedikit membuka matanya lalu pergi.
Gadis itu memejamkan matanya lagi sebelum ia tersentak bangun menyadarkan dirinya lalu berjalan cepat mengintip di pintu kamar.
"Hah? Kok bisa?" gumamnya.
Buru buru ia mengambil jaket dan kerudung, dan memakainya dengan cepat. Sejujurnya gadis itu masih mengantuk. Ia menyempatkan lari ke kamar mandi untuk cuci muka, lalu berjalan ke ruang tamu.
"Hallo.." sapa Kirana saat melihat Arya dengan jaket yang sedikit basah. "Hujan ya?"
"Ran.." Kirana agak merasa sedih saat Arya memanggilnya dengan nama. Ia duduk di sebrang meja.
"Belum diambilin minum ya, mau minum apa?" tanya Kirana mengalihkan perasaan sedihnya.
"Makasih, ngga usah nggapapa.." jawab Arya.
"Apa kabar? hehehe" kebetulan hanya ada Kirana dan Arya yang ada di ruang tamu, Hans kembali masuk ke dalam, Anna dan kedua adik Kirana sedang tidak di rumah.
"Alhamdulillah baik, kamu apa kabar?"
"Baik juga, alhamdulillah. Kok ngga ngabarin mau ke sini? Kaget loh aku" Kirana mencari HP nya, dan teringat benda itu masih tertinggal di tempat tidur.
"Sebentar, aku ambil hp dulu."
"Oh, nomormu ganti, jadi mau ngomong apa?" tanya Kirana saat kembali ke ruang tamu. Diam-diam ia mengaktifkan perekam suara.
"Sebelumnya, selamat atas wisuda kamu ya"
"Oke, terimakasih. Nggak bawa hadiah?" candanya.
"Hmm, aku mau ngasih ini." Arya menyodorkan cincin miliknya yang telah ia lepas dan meletakannya di meja depan Kirana.
"Aku udah punya cincin, Boo. Nih.." Kirana juga meletakan cincinnya di samping cincin Arya. Gadis itu sedikit berkaca-kaca.
"Kirana maaf.." ucapnya. "Kita udahan ya?"
Jleb. "Kenapa?"
"Aku ngga bisa selalu ada buat kamu. Dan kedepannya, mungkin kamu bakalan sering sendirian. Aku jauh, ngga bisa nemenin setiap saat.." jelasnya.
"Loh, masalahnya dimana? Bukannya itu udah resikonya jadi pasangan pelaut? Aku juga udah memperkirakan dari awal kok"
"Nggak cuma itu, Ran." kata Arya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Pora (TAMAT)
RomanceSetiap orang punya mimpi yang ingin mereka wujudkan. Seseorang yang berani untuk bermimpi maka harus berani berjuang agar mimpinya benar-benar terwujud. Masing-masing memiliki waktunya untuk menggapai hasil setelah melewati berbagai proses yang panj...