"Assalamualaikum.." ucap Kirana diikuti Arya saat memasuki rumah gadis itu.
Tak ada yang menyahut dari dalam rumah, rumahnya kini tampak sepi dan lenggang, sepertinya memang tidak ada orang, keluarganya sedang pergi keluar.
"Pada kemana,Ran?" tanya Arya.
"Nggak tau." Jawab Kirana polos sambil mengendikan bahunya.
Kirana berjalan ke kamarnya untuk menaruh tas serta baju batik miliknya, sedangkan Arya duduk di sofa ruang tamu menunggu Kirana turun.
Arya mengamati sekeliling ruang tamu tersebut, melihat berbagai foto yang dipajang di ruangan itu. Foto keluarga, foto Kirana, foto kedua adik Kirana, dan masih banyak lagi. Arya mengambil satu figura berisikan foto Kirana saat kecil yang terdapat di meja pojok sofa tersebut.
"Dari kecil pipinya emang udah tembem gini ya" batin Arya kemudian terkekeh pelan dan menaruh kembali foto itu.
Kirana turun tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu, hanya melepas jaketnya. Ia berjalan mendekat ke arah Arya, mengajak pria itu untuk mengobrol dengannya di halaman belakang rumah gadis itu.
"Ke belakang aja yuk." ujar Kirana.
Arya berdiri dari posisinya semula yang sedang duduk dan mengikuti langkah gadis itu menuju halaman belakang rumah. Mereka mendekati sebuah ayunan yang tempat duduknya berhadap-hadapan dan menaikinya. Arya duduk di depan Kirana agar pria itu bisa melihat ekspresi Kirana secara jelas dari arah depan saat bercerita nanti, walaupun ia tak tau apakah saat bercerita ia bisa menatap gadis yang ada di depannya atau tidak saking gugupnya.
Kirana menatap Arya yang masih menundukan kepalanya dan terlihat gugup. Pria itu menggerakan kakinya sampai sampai ayunannya menjadi bergerak, dan itu membuat Kirana pusing karena duduknya menjadi tidak nyaman.
"Jangan digerakin ayunannya.." kata Kirana.
Seketika Arya mendongak, menghentikan pergerakan di kakinya agar ayunannya kembali diam, lalu menghela nafasnya, "Mulai dari mana kita?"
"Dari awal?" tanya Kirana.
Arya menyatukan alisnya "Banyak banget dong?"
"Yaudah terserah kamu, aku ndengerin." Balas Kirana.
"Kamu nanya dulu.." pinta Arya.
Kirana menghela nafasnya "Kamu kenapa ndeketin aku dulu?"
"Karena aku suka sama kamu." Jawab Arya.
"Kenapa kamu suka sama aku dan pada akhirnya kamu putusin aku?" tanya Kirana.
Deg.
Mereka jadi seperti polisi dan pencuri yang tertangkap basah, Kirana mengintrogasi Arya sampai dirinya benar-benar paham.
Arya mengusap wajahnya, "Aku ngga tau ke-"
"Kenapa ngga tau?" selak Kirana.
"Nih ya dengerin, aku ngga tau kenapa dulu aku suka sama kamu, aku sampe bilang ke orang-orang kalo aku stuck sama kamu, stop ndeketin cewek lain kalo aku udah dapet kamu, dan bakalan pertahanin kamu selamanya kalo aku berhasil dapetin kamu." Jawab Arya.
Kirana menganggukan kepalanya, ia sudah pernah diberitahu hal ini oleh Yudha.
"Dan waktu aku udah berhasil dapetin kamu, aku mencoba memunculkan rasa nyaman yang bener bener nyaman, tapi pada akhirnya sampai hari dimana aku mutusin kamu, aku merasa gagal." Lanjut Arya.
"Dasar pembohong." Ketus Kirana.
Jleb.
Arya memejamkan matanya saat perkataan yang begitu menusuk hatinya terdengar dari mulut seorang gadis yang ia cintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Pora (TAMAT)
RomanceSetiap orang punya mimpi yang ingin mereka wujudkan. Seseorang yang berani untuk bermimpi maka harus berani berjuang agar mimpinya benar-benar terwujud. Masing-masing memiliki waktunya untuk menggapai hasil setelah melewati berbagai proses yang panj...