"Akkhh... Mpphh...!!"
"Daddyyy... Fasteeerrr...!!"
"Ehmm... Ahhhgg...!!"
"Berisikk!!!"
Jaemin melempar penanya keras. Mendapati suara aneh itu terus menerus mengganggu kegiatannya untuk belajar. Siapa lagi kalau bukan kelakuan kakak tertuanya, yang berani-beraninya membawa kekasihnya ke rumah. Mentang-mentang ayahnya sedang di luar negeri.
"Dasar kelebihan hormon!"Desisnya. Padahal wajahnya sangat oriental dan terlihat sebagai 'pria baik-baik' tetap saja buah tak jatuh dari pohonnya.
Braakkk!
Pintu terbuka secara paksa, membuat Jaemin seketika terlonjak di tempatnya. "Gak bisa yah ketuk pintu dulu?"
"Ini rumah gue, suka-suka gue lah?" Balasnya seenak pantat.
Mark masuk ke kamarnya, memakai kaos putih dengan boxer, begitu saja mendekati Jaemin. "Lo lagi ngapain? Belajar?"
"Nggak, buat anak!"
"Terganggu gak sama gue?" Sambungnya
"Pake nanya lagi Si Ipin?"
"Kalau udah selesai buruan ke kamar gue!"
"Ngapainn??" Jaemin seketika terhenyak.
"Beresin bekas gue lah, biar ayah gak curiga?"
"Enggak yah, elo yang main ngapain gue yang bersihin. Seenggaknya suruh pacar lo sana yang beresin!" Bantahnya.
"Capek dia, baru gue suruh pulang."
"Lo pikir gue gak capek?"
"Capek apaan? Elo abis nyolo juga?"
Bukti kebodoran Jung Jaehyun memang mendarah daging seratus persen pada Mark. Jaemin masih tak beranjak dari tempatnya. Dia pikir saja, lebih baik disuruh membersihkan seluruh rumah dari pada membersihkan bekas percintaan bule sialan ini. Mark yang bercinta, Mark yang dapat enaknya sementara dia yang dapat getahnya.
"Budek lo?" Mark beringsut mendekat. Melihat Jaemin yang sama sekali tak beranjak. "Apa perlu gue ngelakuin ronde kedua sama elo disini?"
"Iya-iya dasar Markamin sialan...!!" Teriaknya langsung menutup pintu kamar dengan kasar.
Tanpa Jaemin sadari, sosok beralis camar itu sedang tertawa geli di kamarnya. Seolah memang disengaja, malam-malam membuat kesal adik tirinya. Sesaat matanya mendapati soal kalkulus yang belum selesai itu. Segera ia mengambil bolpen dan mengerjakan untuk Jaemin. Mencoret pula soal-soal yang salah dan menggantinya pada lembar baru.
"Dasar bodoh, gitu aja gak bisa?" Gerutunya sebelum ia keluar dari kamar bernuansa peach itu untuk mandi dan membersihkan diri.
----------------------------
Pagi hari, Jaemin sudah bangun sembari mengucek-ngucek matanya. Tumben sekali pintunya itu tidak diketuk secara paksa, itu berarti ayahnya sudah berada di rumah dan membiarkan pembantu yang menyiapkan semua keperluan paginya.
YOU ARE READING
Not A Cinderella Story (MARKMIN-NOMIN-SUNGJAEM) REPUBLISH
FanfictionJaemin terpaksa hidup diantara ketiga saudara tirinya. Mark si penindas bak dementor Jeno si dingin yang kalau ngomong mbayar atau Jisung yang suka ndusel-ndusel alus...