O.

415 38 0
                                    

Jaemin tak mengerti apa yang terjadi setelahnya. Tangisannya berhenti bukan berarti kekecewaannya akan berhenti pula. Ia merasa bagaikan orang paling menyedihkan,bodoh juga tolol sedunia. Ingin sekali rasanya membuang diri begitu saja, tapi kesakitan Bunda saat melahirkannya membuatnya mengurungkan niat.

"Hyunjin jadiin lo taruhan sama temen-temennya."

Begitu ucapan Mark setelah Jaemin puas memukuli dan mencakar tangannya, saat dia memaksanya menjauhi kolam renang tadi. Kini mereka masih duduk di dermaga pantai dengan tangis Jaemin yang mulai terhenti digantikan ekspresi ketidak percayaan.

"Taruhan di awal, dia harus jadiin lo pacar dalam waktu seminggu. Begitu dia berhasil dia lanjut ke taruhan kedua, nidurin elo."

Brengsek! Itu juga yang terucap dalam benak Jaemin. Benarkah itu yang terjadi demikian? Masalahnya ini omongan dari Mark, pria yang paling dia benci di senterio jagat raya.

"Elo mungkin gak bakal percaya apa yang gue omongin, tapi gue udah sedia voicenote yang ngerekam kata-kata brengseknya bahkan Renjun punya temen yang bisa dijadiin barang bukti!"

Dan seketika itu Mark menunjukkan rekaman suara yang diambilnya sebelum pertengkaran itu terjadi. Mereka hanya berdua di kolam renang waktu itu dan Mark merekamnya dengan sangat-sangat jelas termasuk sebuah tawa yang terdengar meremehkannya.

"Mau gimana lagi, adik lo udah cinta ke gue, bahkan dia sendiri yang ngajakin gue pacaran. Jadi jangan pernah nyesel kalua dia memilih kabur dari kandang singa macam lo dan masuk ke kandang buaya macam gua."

Hyunjin. Dari awal Jaemin memang sudah merasa ada yang tidak beres. Terkait pertemuan awal mereka di gerbang rumah ternyata bukan Haechan yang menyuruhnya menjemput. Hyunjin datang sendiri alih-alih mengawasi keseharian Jaemin.

Semuanya pun tahu bahwa di kampus, Hyunjin terkenal bersama teman-teman fuckboy nya yang suka menjadikan submissive mereka sebagai piala bergilir. Menilainya dengan angka, terkait fisik, servis dan hal sebagainya yang bisa dikategorikan tindak pelecehan. Beruntung saja Jaemin belum sejauh itu. Pacaran sama Hyunjin saja masih rasa pacarannya anak SD yang umumnya hanya berpegangan tangan biasa.

Satu-satunya kesalahan Jaemin yang umumnya dilakukan sebagian orang adalah, percaya pada tampang! Padahal ada banyak peringatan yang di dapat: dari Haechan yang umumnya tak percaya mereka jadian secepat itu, dari Renjun yang gengsi tapi peduli, bahkan Jeno yang menggunakan makna tersirat.

Kecewa? iya!

Sedih? Jelas!

Malu? Sangat!

Jika dibilang sakit hati, Jaemin positif itu gampang disembuhkan mengingat masa.kenal mereka yang sebentar. Tapi malunya itu lho?? Dia sangat benci dianggap menjadi pihak yang tersakiti!

"Udah... gak usah merutuki kebodohan, dari awal juga gue tahu kalo elo emang bodoh dan mudah dibodoh-bodohin!"

Lihat kan, belum apa-apa aja Mark sudah mengejeknya. Gimana dengan hari-hari berikutnya?

"Hina aja terus, belum juga rasanya gue jorokin lo ke laut!" Jawab Jaemin judes.

"Gue ngomong gitu aja marah, lihat nih tangan gue lo cakar-cakar perut gue lo tendang. Terima sedikit kek, biar impas?" Tanpa sadar Mark mengingatkan Jaemin atas perilaku bar-bar nya. Ya maklum aja pikiran Jaemin tadi sudah kemana-mana saat Mark menyeretnya ke tempat sepi.

"Kenapa?" Jaemin bertanya lagi.

"Kenapa apa?"

"Kenapa sih tumben-tumbenan lo peduli?"

"Ya karena gua kak ehmm... karena gue masih keluarga elo lah?"

"Elo gak seperti ini sebelumnya, elo selalu seneng ngelihat gue menderita. Jujur deh Mark sebenarnya dalam hati lo ngetawain gue sambil jingkrak-jingkrak kan?"

Not A Cinderella Story (MARKMIN-NOMIN-SUNGJAEM) REPUBLISHWhere stories live. Discover now