012

1.1K 63 0
                                    

Sesampainya di kantor kekasihnya yang benar benar besar. Devan semakin yakin kalau ia sudah sampai di tempat yang benar. Ia pun segera masuk ke dalam gedung tingkat itu dan menemui resepsionis untuk bertanya di mana ruangan azriel berada. Saat Devan menghampiri resepsionis itu. sangat terlihat ekspresi tak suka dari wajah resepsionis itu. Devan masih berusaha tersenyum ramah kepada karyawan itu. Namun ia masih tetap menatap devan dengan tatapan tajam.

Sejujurnya di dalam hati Devan ia sudah benar benar merasa kesal dengan tatapan karyawan yang bekerja menjadi resepsionis di kantor tersebut. Rasanya ia ingin sekali menjambak rambut panjang berwarna coklat terang itu sekarang juga. Namun Devan masih bisa menahan emosinya sambil mengepalkan tangan nya.

"Mba maaf, saya mau tanya. Ruangan nya pak azriel di mana ya?" Tanya Devan sopan sambil tersenyum.

Resepsionis itu menatap devan dari atas sampe bawah "kenapa? Mau minta pekerjaan ya sama bos? Gak ada! Sana deh mending lu pulang aja! Di kantor ini gak menerima karyawan baru"

"Maaf mba bukan itu. Saya mau bertemu pak azriel karena ada hal pribadi yang mau saya sampaikan kepada pak azriel" jelas Devan dengan nada lembut dan sopan.

Kali ini bukan tatapan tidak suka lagi yang di tunjukan kepada karyawan itu. Sekarang tatapan nya berubah menjadi tajam menatap devan. Devan merasa harga dirinya semakin di injak injak oleh wanita centil dan menor yang ada di hadapan nya itu. Tak ada jawaban dari mba mba resepsionis itu. Devan pun menghela nafasnya panjang.

"Jadi mba nya mau ngasih tau saya atau engga ya?" Tanya Devan

Resepsionis itu tersenyum sinis ke arah Devan "gw gak akan kasih tau lu di mana ruangan nya bos! Gw tau ya orang kaya lu itu cuma mau memanfaatkan kekayaan dari si bos! Gausha munafik deh lu. Lebih baik sekarang lu pergi dari kantor ini, kalo gak mau pergi juga gw panggil satpam  buat ngusir lu! Mau?!"

"Saya kan ngomong nya baik baik, kenapa anda harus berbicara kasar kepada saya seperti itu? Anda dulu di sekolahin gak sama orang tua anda? Atau anda tidak lulus sekolah?" Cibir Devan dengan tatapan meremehkan ke arah karyawan resepsionis itu.

Karyawan resepsionis itu membulatkan matanya sempurna yang tak terima dengan ucapan Devan barusan "APA LU BILANG! HEH LU TUH BOCIL GAUSAH NYEBELIN YA! LU KALI TUH YANG BARU LULUSAN SMA UDAH BELAGU MAU DAFTAR KERJA DI SINI!"

"RANI! APA YANG KAMU LAKUIN KE DEVAN HA?!" teriak azriel yang baru saja keluar dari ruangan nya.

Melihat kedatangan CEO tersebut pun membuat Rani menunduk sopan bercampur rasa ketakutan. Azriel pun mendekati Devan. Lalu menggenggam tangan laki-laki itu dengan erat. Devan pun membulatkan matanya lalu berusaha melepaskan genggaman tangan itu. Tetapi tetap di tahan oleh Azriel dan langsung di berikan tatapan tajam ke arah Devan.

"Pak ada orang aneh yang mau minta kerjaan ke kantor kita pak! Padahal di sini kita gak buka lamaran pekerjaan pak!" Jelas Rani yang tak berani menatap sang bos

Penjelasan Rani membuat azriel semakin marah "dia kesini bukan untuk melamar menjadi karyawan rani! Saya sendiri yang meminta dia untuk datang ke sini! Dia ini teman lama saya! Walaupun umur kita berdua terpaut jauh! Memang nya saya tidak boleh berteman dengan anak muda seperti dia!"

"O-oh jadi dia temen bapak" jawab Rani yang kikiuk karena jawaban dari bos nya.

Tak mau terlalu memperdulikan rani, azriel pun langsung menuntun sang ke kasih masuk ke dalam ruangan nya. Dan tak lupa ia juga mengunci rapat rapat ruangan nya. Agar tidak sembarangan orang masuk ke dalam ruangannya,terutama Rani.

Di dalam Azriel kembali duduk di bangku kerja nya. Sedangkan Devan masih menatap kagum ruangan itu yang besar dan elegan. Azriel terkekah melihat wajah polos Devan.

in the middle of trouble (BL)✔️ [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang