2 hari berlalu sejak pemakaman maira , dania sama sekali tidak keluar kamar . Tidak makan dan hanya minum
Rasa bersalah itu terus menyeruak keluar dari hatinya , menghukum dirinya sendiri dan terlebih kata kata hayden yang terus terus memutar seperti kaset di dalam otaknya .
" Kak ? " Ucap joshua ketika masuk kamar dania , ia tersenyum masam melihat kondisi dania saat ini .
Ia meletakan beberapa makanan yang ia bawa di atas meja .
" Kak nia , makan ya . Jangan nyiksa diri terus kaya gini , ini bukan salah kak nia " ucap joshua
Dania tiba tiba kembali menangis membuat joshua merangkak ke arah dania dan lalu memeluknya dengan erat .
Biarkan lah mereka berdua menangis bersama , menumpahkan rasa tidak terima dengan kenyataan ini .
---
Hari ini tepat 100 hari kepergian maira . Dania dan joshua juga telah kembali ke aktifitas mereka seperti biasa , berbeda dengan ibu mereka yang masih nampak murung .
Oh ia selain kuliah dania juga menjaga azka , anak dari maira . Mengingat dari keluarga hayden dan maira , hanya dirinya yang perempuan muda . Dania pun tidak keberatan dengan ini semua karena memang ia mengingat pesan maira dulu , terlebih ia juga di bantu oleh rani mama dari hayden .
Sejak dari pemakaman sampai saat ini dania tinggal bersama keluarga hayden bukan tampa alasan karena azka yang setiap malam akan menangis membuat mau nggak mau dania ikut tidur di rumah ini .
Zeth , rani dan arvin sama sekali tidak masalah karena memang mereka belum bisa merawat azka sendiri .
Berbeda dengan hayden , dari awal dia tidak setuju kalau dania tinggal di rumah ini , tapi setelah kalah debat dengan zeth akhirnya hayden mengalah . Dan membuatnya semakin giat berkerja di luar kota agar tidak sering pulang kerumah dan bertemu dania yang membuat mengingat istrinya
" Mama senang ada kamu , mama nggak tau kalau nggak ada kamu . Mama nggak bisa ngerawat azka sendiri " ucap rani , dania ini memang 11 12 dengan maira yang beda hanya usia mereka .
Jangan kaget kenapa rania memanggil dirinya mama , karena memang dari dulu ia menyuruh baik dania maira dan joshua memanggilnya mama
" Heheh nggak papa ma , dania juga sayang sama azka sama seperti ke kak maira " ucap dania lagi , ia sangat telaten dalam mengurus azka
" Dania " panggil rani , ia mengingat sesuatu . Pesan maira sebelum menghembuskan nafas terakhirnya .
" Ia ma ? "
" Kamu mau ya nikah sama hayden " ucap rani yang membuat dania terdiam seketika .
" Maaf ma ? Gimana ma ? " Tanya dania memastikan ulang , mungkin karena terlalu banyak tugas kuliah dan kecapean menjaga azka membuat telinganya sedikit korslet
Rani menatap dania dengan sangat lekat , mau nggak mau ia harus menyampaikan pesan terakhir maira .
" Nia , sebelum maira pergi , maira berpesan pada kami . Dia mau kamu menjaga azka sekaligus menjadi ibu sambung azka . Dan dia juga bilang ke pada hayden untuk menjaga kamu dan juga azka . Maira ingin kamu dan hayden menjadi orang tua untuk azka " ucap rani yang mencoba berbicara lebih jelas dan pelan agar dania paham dengan maksudnya
" Ma .. dania janji akan menjadi ibu untuk azka sampai kapanpun mama tenang aja tapi bisa kan ma dania nggak harus nikah dengan mas hayden , mama tau mas hayden nggak suka dengan dania " ucap dania lagi ini seperti mimpi di siang bolong
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
Randomtentang dia dan kehidupannya , menjalani sesuai arus yang di tentukan oleh tuhan . sama seperti jalan yang tidak selamanya mulus pasti ada belokan , tanjakan dan lobangan. rayyan alfero junior itu namanya