14

314 25 5
                                    

Bahagia Lah walaupun hanya sesaat

******

Ray mengejapkan matanya beberapa guna memperjelas pengelihatannya. Hampir terlupa ia bahwa saat ini ia berada di rumah neneknya

" sudah bangun ? Gimana masih kurang enak badan ? " tanya nenek yang melihat ray terbangun.

Anak itu terlihat masih sangat bingung faktor bangun tidur dan nyawanya belum terkumpul sempurna.

" udah enakkan kog nek "

Ray pun segera turun dari kasur lalu melangkah ke kamar mandi dan membasuh mukanya agar lebih fresh.

" ayo makan dulu, azka juga baru saja sampai " nenek pun menuntun ray keluar dari kamar

" Kog elo yang jemput bang ? Mama mana ? " Ray duduk di samping azka sambil mengambil piring yang ada

" mama dah pulang, lo tadi tidur trus nenek suruh jangan bangunin ya udah lo di tinggal pulang. "

Ray mengangguk paham

Mereka pun segera makan bersama sama , sesekali ngobrol dan mendengarkan cerita joshua.

----

Ray nampak gelisah dalam duduknya, malam ini jalan sedikit macet ya mungkin karena malam minggu.

" lo kenapa ? " Tanya azka yang melihat kegelisahan ray sejak tadi.

" nggak tau bang, agak sesak aja " ray melonggarkan kancing kemejanya paling atas, lalu mengambil balsem yang memang selalu ia bawa dan membalurnya di bagian dada.

" apa mau ke rumah sakit ? "

Azka nampak mempercepat laju mobilnya setelah menyadari ray sedikit mulai kesulitan bernafas.

" nggak usah bang , tadi gue baru dari sana. Kegnya gue kecapean terapi dan minum obat juga nanti baikkan lagi " ucap ray sembari menyenderkan kepalanya , tangannya masih sibuk mencari obat yang ia butuhkan.

Azka memberhentikan mobilnya

" yang mana obat lo ? " azka menghambil alih kotak obat ray

" yg inhaler sama obat yang di dalam tabung " ray mulai terlihat sangat lelah, badannya seketika lemas tenaganya terkuras habis.

Azka segera mendekatkan inhaler ke arah mulut ray, lalu menyemprotkannya sesuai dosis. Setelah merasa inhalernya sudah masuk , azka mengambil air lalu menyerahkan obat yang tersisa di tangannya .

" lo tidur aja , nanti kalau sudah sampai gue bangunin " ucap azka setelah memastikan ray sedikit mendingan , ia mulai menjalankan mobilnya lagi dengan kecepatan sedikit cepat.

Hanya butuh 10 menit mereka pun sampai di rumah.

Azka menatap wajah adiknya itu, terlihat pucat. Sejenak azka memandang ke depan membiarkan kesunyian menguasai dia tanpa berniat untuk membangunkan ray

Ia selalu berharap suatu hari nanti ia bisa merasakan keluarga seperti umumnya, papa yang sayang anak dan istrinya dan begitupun sebaliknya.

HOPE  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang