Setelah di rawat beberapa , hari ini ray sudah di perbolehkan pulang .
Ia mengecek beberapa chat yang masuk dari teman teman kuliah dan sudah pasti isinya tentang tugas tugas untuk mengganti absennya
Cklekk...
Dania mendorong tabung oksigen yang baru saja ia beli.
" loh kenapa mama nggak bilang , ray bisa bantu loh " ray segera beranjak menghampiri dania
" nggak papa , ini tidak terlalu berat "
Setelah berhasil meletakkannya di samping kasur ray , dania kemudian membuka kantong plastik hitam yang di bawanya
" ini mama taruh disini nanti kalau malam malam kamu butuh kamu bisa ambil disini atau panggil mama ya " dania meletakan plastik yang berisi nasal canul dan beberapa obat dari rumah sakit di laci
" iya ma terimakasih " ucap ray
Mengenai hasil kemarin , ray sama sekali belum mengetahui . Karena dania pun nampak tidak ingin memberitahunya , dari apa yang ia rasa sudah dapat menyimpulkan sendiri
" ya sudah kamu istirahat , mama mau keluar dulu mau bantu bu ida nanti kalau ada apa apa telfon mama ya " ucap dania sebelum meninggalkan kamar ray
Ray hanya mengangguk paham
----
Dania menutup pintu dengan sangat pelan , pikiran dan hatinya lagi sangat kacau mengingat perbincangannya dengan dokter yang menangani ray kemarin .
Hasil terkini tidak menunjukan hal hal yang baik, dania semakin diliputi rasa takut setiap harinya . Seperti saat ini ia bingung harus bertindak bagaimana.
Dania mendudukkan tubuhnya di atas kasur sembari menatap lantai kamarnya , perlahan namun pasti air matanya mulai turun membasahi lantai di bawah .
Ia kembali mengangkat wajahnya menghapus air matanya dan melangkah mengambil sajadah dan mukenah, kalau sedang seperti ini dania sangat butuh ketenangan dari sang maha kuasa . Menjalankan ibadah , menenangkan diri dan menyerahkan segala sesuatu kepala pemilik kehidupan . Karena dania tau semua yang terjadi kepada dirinya kehendak dari sang maha kuasa
---
Setelah kemarin mendapatkan kabar bahwa ray kembali di rawat oma rani dan arvin segera kembali ke indonesia.
" dimana abang kamu arvin ? " oma rania nampak menahan amarah setelah mengetahui kenyataan , ia memang tau ray akhir akhir ini sakit tapi baru hari ini juga dania memberitahu penyakit yang di derita ray kepada dirinya .
" ia ma , ini lagi perjalan ke bandara . Nanti malam baru sampai " ucap arvin , abangnya itu senang sekali membuat mamanya yang sudah tua itu marah marah .
Dania , ray dan azka hanya menatap oma rania dan arvin , mereka juga tadi sudah di omel habis habisan karena tidak memberitahu penyakit ray dari awal .
Sebenarnya bukan tidak mau memberitahu tapi ray sendiri yang bilang jangan dulu di beritahu karena dia tau akhir akhir ini keluarga papa nya dan papanya sering sekali bertengkar .
Dan lihatlah yang terjadi omanya kembali marah dan hayden di suruh kembali.
" oma nggak mau tau , nanti malam opa datang dan hayden datang kita harus diskusi tentang ini. Kalau memangnya pengobatan di indonesia tidak menunjukan perubahan , ray ikut oma dan opa pulang " putus rani yang langsung beranjak pergi , meninggalkan arvin, ray, dania, dan azka yang masih terdiam di sofa
Mereka tidak bisa berbuat banyak , apapun yang di katakan oma rani pasti mau nggak mau harus di turuti .
" kamu istirahat juga vin , cape juga kan " ucap dania , yang melihat ke arah arvin . Adik iparnya juga nampak tegang setelah kembali melihat oma rani marah .
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
Randomtentang dia dan kehidupannya , menjalani sesuai arus yang di tentukan oleh tuhan . sama seperti jalan yang tidak selamanya mulus pasti ada belokan , tanjakan dan lobangan. rayyan alfero junior itu namanya