21

296 27 14
                                    

" sudah semua ray ? " tanya Dania sebelum memasuki mobil, hari ini jadwal ray untuk cek up pertama di tempat barunya.

" sudah ma "

" lemas gitu. Sesak ? " tangan Dania terangkat meraba dahi ray yang saat ini bersandar di pundaknya

" dikit ma, nggak Tau nggak enak badan aja " ucapnya jujur, memang sejak bangun tidur tadi ray telah merasakan ada yang tidak beres dengan badannya. Rasa sesak, lemas , dan seluruh badannya sedikit sakit

" ya udah nanti inap dulu ya? Biar segaran sedikit " ucap Dania, kasihan melihat anaknya.

Ray pun Hanya mengangguk, menurutnya itu lebih baik dari pada ia harus drop di rumah dan menyusahkan Dania seorang.

Sesampainya di rumah sakit, Sesuai ucapan Dania tadi, ray akan menjalani rawat inap beberapa hari di rumah sakit.

" ma kalau cape istirahat aja " ucap ray yang sedari tadi melihat Dania sedikit sibuk mengurus beberapa persyaratan rawat inapnya.

" ini udah kog " Dania pun mendekat ke arah ray, mengusap kepala anaknya itu.

" sini naik ma, muat kog berdua " ray pun sedikit menggeserkan badannya, Dania pun naik lalu berbaring di sebelah ray.

" terimakasih ya ma untuk semuanya, maaf kalau sampai saat ini ray belum bisa membalas dan membahagiakan mama" ucap ray yang saat ini berada di pelukan Dania.

" ngomong apa sih, ray lahir di dunia aja mama udah bahagia. Mama nggak pernah berharap balasan dari ray, karena mama yang meminta ray untuk ada di dunia ini jadi sudah kewajiban mama untuk mengurus merawat segala sesuatu tentang ray "

" sudah istirahat kamu dari pada ngomong aneh aneh. Masih sesak juga kan " lanjut Dania, ray pun mengangguk dan mulai menutup matanya.

***

Hayden masuk ke dalam rumahnya, setelah hampir 2 bulan absen masuk kerja karena berurusan dengan kepolisian. Hari ini hari pertama hayden kerja, hayden juga telah di pindahkan ke perusahaan di Jakarta jadi ia akan setiap harinya pulang ke rumah miliknya.

Seperti biasa setelah kepindahan Dania, ray dan juga azka, hayden mulai mandiri menyiapkan segala sesuatu keperluannya dari bangun hingga tidur.

" pa... " ucap hayden kaget, melihat kedatangan opa zeth.

" mau ambil barang azka" opa zeth langsung melangkah ke arah kmar azka meninggalkan hayden yang berada di ruang tengah

" azka dimana pa? " bukan berdiam diri saja hayden beberapa hari ini, ia sudah coba beberapa kali untuk menemui azka namun ia belum juga bertemu. Kedua orang tuanya pindah rumah membawa azka dan hayden sendiri tidak Tau mereka saat ini berada dimana.

" aman sama papa, papa jamin dia akan sehat secara fisik dan mental. Papa sudah mengutus sekertaris kamu yang di Batam untuk pindah ke Jakarta membantu kamu"

Hayden Hanya mengangguk, ayahnya merupakan fotokopian dirinya yang lebih keras lagi.

"Papa pindah kemana ? kemarin hayden dari rumah papa yang di Bandung tapi kata tetangga pap sudah pindah"

" ia memang papa pindah, atas permintaan mama kamu. Dan kamu tidak perlu Tau, anak kamu aman sama papa "

"Da..nia " lirih hayden memberanikan diri untuk mempertanyakan keberadaan Dania.

Opa Zeth sedikit tersenyum sinis

" kenapa kamu tanya Dania? Kamu sudah tidak ada hubungan sama Dania, Dania sudah papa pulangkan secara baik baik ke keluarganya " opa zeth pun segera pergi

HOPE  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang