17

394 31 10
                                    

Rumah
tidak selalu jadi tempat
ternyaman

.....

Ray terbangun dengan nafas yang memburu, sesak datang di saat dirinya baru saja terlelap. Tangannya mulai bergerak mengambil nasal canul di atas tabung oksigen yang berada tidak jauh dari kasurnya. Perlahan namun pasti ray memasang selang tersebut lalu mengalirkan udara tambahan itu , berharap ia bisa kembali terlelap dengan tenang .

Braakkkk...

Pintu kamarnya terbuka dengan sangat kuat, seperti sengaja di dobrak seseorang.

Hayden masuk , membuat ray yang semula berbaring langsung terduduk tegap.

Jangan, jangan sekarang.

Dengan satu tarikan yang kuat , hayden berhasil memindahkan posisi ray dengan sangat kasar. Membuat selang yang ia pake terlepas.

" KAMU!!! " Ucap hayden penuh emosi.

Hayden membuat ray berdiri bersandar dinding dengan terpaksa , lengan hayden berada tepat di dada ray seperti mengunci posisi ray.

Nafas ray yang awalnya memang sedang tidak baik baik saja menjadi memburuk. Di tambah lagi lengan hayden menekan kuat dadanya seolah sengaja memberhentikan kerja paru parunya .

Satu tendangan hayden mengenai kaki ray , yang membuat ray sontak mengerang kesakitan.

Brukk..

Tubuh ray terjatuh setelah hayden melepaskan lengannya.

Hhhh...

Hhh...

" ma--aaf pah " lirihnya , saat ini ray sama sekali tidak sanggup untuk melihat ke arah hayden , ia hanya sanggup memandang ujung sepatu hayden yang berada pada dengan pandangannya.

Kata maaf itu sepertinya tidak di dengar oleh hayden, berawal dari dirinya di panggil polisi dan di mintai keterangan. Ia menemukan fakta bahwa waktu kejadian ray lah yang mengemudikan mobil, sontak berhasil membuat hayden emosi, di tambah lagi rekaman suara azka yang mengeluh dan menangis karena kesakitan masih terputar jelas di kepalanya.

Hayden kembali melepaskan dua tendangan tepat di kedua kaki ray

" argghhhh "

Air matanya mulai berjatuhan menahan sakit di kedua kakinya , jangan lupa hayden masih menggunakan sepatu pantofel yang sudah pasti ujungnya keras.

Ray tidak punya harapan apa apa sekarang, ia hanya di beri waktu sedikit saja untuk bertema dengan dania untuk terakhir kalinya .

Tangan ray bersilang di depan dadanya memeluk erat tubuhnya.

Tendangan kembali di lepaskan hayden ke arah perut ray , ray hanya pasrah. Hanya itu yang bisa di lakukan .

Setelah tendangan terakhir di lepaskan , posisi ray berubah menjadi tengkurap . Kesadaran ray mulai timbul tenggelam, rasa sakit di area perut , dada dan kaki berlomba lomba menunjukan intensitasnya.

Tangan hayden menarik rambut ray yang membuat wajah ray menghadap tepat ke arah wajah hayden.

" Ini balasan untuk kamu yang membuat anak saya menderita , kamu enak enakan tidur disini sedangkan anak saya kesakitan di rumah sakit "

HOPE  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang