Opa zeth menatap dengan tajam kearah orang yang memakai baju berwarna orange bertuliskan tahanan itu. Sudah hampir 1 bulan orang tersebut menjadi tahanan namun baru hari ini ada orang yang menjenguk dirinya.
" puas sama apa yang kamu lakukan hayden " ucap opa zeth menatap tajam kearah hayden.
Opa zeth menghela napasnya dengan kasar, menatap anak sulungnya itu. Anak yang dia besarkan dengan penuh cinta itu tumbuh menjadi sosok ayah yang begitu kejam untuk salah satu anaknya
" hayden hanya melakukan apa yang harusnya hayden lakukan, ayah pun kalau di posisi hayden akan melakukan hal yang sama bukan "
Opa zeth menggeleng kepalanya sembari memejamkan mata miliknya, tidak menyangka dengan apa yang baru saja terlontar dari mulut hayden.
" sayangnya ayah manusia hayden bukan iblis yang sampai hati menganiaya orang yang tidak bersalah apa lagi itu darah daging ayah sendiri " opa zeth tersenyum sinis ke arah hayden, mencoba sekuat tenaga untuk menahan amarahnya yang telah memuncak.
" dia bukan anak hayden "
" bodoh, sangat bodoh sekali kamu hayden, ayah menyesal telah membesarkan kamu sampai jadi seperti ini "
" tujuan ayah kesini ngapain ? Sepertinya sangat merepotkan kalau Hanya untuk menjenguk hayden "
" ya tentu saja tidak, waktu saya sangat berharga Hanya untuk menjenguk seorang iblis di penjara. Azka akan ikut ayah pulang "
Kepala hayden yang semula tertunduk, seketika langsung terangkat menatap opa zeth
" apa maksud ayah, ayah tidak bisa seenaknya membawa azka pergi "
" bukan ayah yang bawa azka tapi azka yang mau ikut ayah , hanya itu yang ayah mau sampaikan " ucap opa zeth yang langsung beranjak pergi
Hayden otomatis ikut berdiri setelah melihat kepergian ayahnya.
" dan satu lagi ber terimakasih lah pada Dania dan ray yang sudah bermurah hati mau membebaskan kamu hayden " ucap opa zeth sebelum pergi meninggalkan ruangan itu.
Pernyataan opa zeth sontak membuat hayden terdiam, yang secara tidak langsung ayahny itu mengatakan bahwa ia telah bebas karena tuntutan yang di buat orang tuanya yang beratas namakan ray telah di cabut.
" silahkan bereskan barang barang anda " ucap salah satu polisi di sebelah hayden , sembari membuka borgolan di tangannya.
***
Telah melewati hari hari yang sulit, Dania dan ray sampai di tahap mereka akan bahagia berdua. Keputusan Dania untuk mencabut laporan hayden atas permintaan ray yang merupakan salah satu syarat agar ray mau ikut pindah bersamanya jauh dari ibu kota.Saat ini Dania dan juga ray masih berada di perjalanan darat menuju salah satu rumah yang berada di kota malang, rumah yang di belikan oleh oma rani untuk dirinya dan juga ray tanpa di ketahui oleh siapapun kecuali oma rani sendiri .
Ray saat ini tengah tidur di pangkuan Dania, badan yang tergolong panjang itu terlihat sangat kurus di tambah lagi dengkuran dalam tidurnya. Selang oksigen pun masih stay di hidungnya, setelah kejadian naas itu memang kondisi ray kian menurun. Ia akan merasa sesak apabila kecapean dan akan tidur hal itu lah yang membuat Dania selalu menyediakan tabung oksigen fortable untuk berjaga jaga hal itu terjadi.
" Bu sudah sampai " ucap supir tersebut
Dania masih nampak terdiam melihat rumah mewah tersebut, bukankah rumah itu terlihat sangat besar kalau hanya di tinggali oleh Dania dan juga ray.
" ray , ayo bangun kita sudah sampai " ucap Dania sembari membangun ray dalam pangkuannya
Merasa terpanggil ray pun mulai merespon suara tersebut dengan mengejap ngejapkan matanya lalu menggerakkan badannya menjadi terduduk
" udah sampai ya ma—- wooowwwww " mata ray sontak terbuka lebar setelah melihat bangunan mewah di depannya
" besar banget ya ray "
" heheh ia ma, tapi nggak kaget sih kan seleranya oma " ucap ray , ya gimana ini semua omanya yang pilih dan pasti akan terlihat sangat mewah nan mahal
Dania dan ray pun turun dari mobil , barang barang milik mereka memang sebelumnya telah berada di rumah tersebut jadi saat mereka tiba rumah tersebut telah siap untuk di tempati
" heheh dah bisa di tebak ma, selera oma " ucap ray saat memasuki rumah itu
Dania Hany tersenyum sembari menganggu kan kepalanya , benar memang kata anaknya itu
" sudah kamu istirahat sana, mama masak buat makan malam " ucap Dania yang langsung melangkahkan kakinya ke dapur , namun tertahan oleh ray
" ma, Jakarta ke malang jauh loh. Ayo istirahat dulu " ray sedikit kesal dengan Dania , mamanya itu nampak tidak Tau apa itu rasa cape
" tadi udah istirahat di mobil "
" nggak ma itu bukan istirahat , lebih baik sekarang mama masuk kamar , mandi cantik cantik lalu tidur. Untuk makan malam bisa kita buat nanti " ray menarik Dania ke arah kamar miliknya
" awas Kalau mama ke dapur " ancam ray yang langsung beranjak pergi menarik troli oksigennya
Sedangkan Dania Hanya mampu tertawa kecil melihat kelakuan anak bujangnya itu, nampak sangat menggemaskan bukan .
****
Setelah dibebaskan dari rutan, hayden segera kembali kerumahnya. Sesampainya disana rumah itu nampak sepih dan kosong.
Langkah hayden berhenti di meja dekat kamarnya, matanya menangkap kertas yang sangat asing tergeletak di atasnya
" akte cerai " bacanya.
Dia mengangguk paham, pantas sekarang rumahnya sepih. HaydenTidak kaget dengan semua ini karena memang kedua orang tuanya telah turun tangan pasti semuanya akan selesai tanpa sepengetahuannya
Baginya ini bukan suatu masalah, malah ini lah yang ia inginkan dari belasan tahun yang lalu.
****
Uhuukkk" pelan pelan ray makannnya " tegur Dania sembari meletakan air di dekat ray dan mengusap usap punggu ray.
" hehehe ia ma "
Dania kembali melanjutkan makannya, matanya memandang seisi rumah yang baru saja ia tempati. Sangat asing dengan tempat dan suasana, Dania masih belum terbiasa dengan semua ini rumah baru yang jauh dari ibu kota dan tanpa azka ataupun hayden.
" mama nggak nyaman ya ? " tanya ray, sedari tadi ia memerhatikan Dania.
" bukan nggak nyaman, tapi belum terbiasa aja" ucapnya sembari membereskan makannnya
" mama masuk ke kamar dulu ya, nanti kalau ada apa apa hubungi mama " lanjut Dania sebelum meninggalkan ray di ruang makan. Ray pun hanya mengangguk.
Sejujurnya ray merasa kurang nyaman di rumah ini, aneh rasanya rumah sebesar ini hanya di tinggalin oleh dirinya dan juga Dania. Yang biasa tiap harinya ia bersama azka tapi kali ini ia harus berpisah entah sampai kapan, atau mungkin malah mereka akan sulit untuk bersama.
Ray telah mengetahui tentang perceraian Dania dan juga hayden, jujur di dalam hati ia sedikit menyayangkan keputusan Dania dan juga oma opa. Tapi ray juga tidak mungkin egois melihat betapa menderitany Dania selama ini, namun dia hanya seorang anak yang memiliki keinginan keluarganya akan tetap utuh sampai hari nanti.
****
Hayden keluar dari kamar sewaktu magrib datang, selain karena sudah hampir seharian di kamar ia juga merasa sangat lapar.
Hayden melangkahkan kakinya ke arah dapur, sisa sisa masak mie tadi pagi pun masih nampak berserakan di dapur miliknya. Rasanya sangat aneh setelah bertahun tahun disiapkan makan dan minumnya oleh Dania di rumah, hari ini ia harus mulai mempersiapkan semuanya sendiri . Setelah bingung dan bimbang hayden memutuskan untuk memasak telur mata sapi yang nampak tidak begitu menggiurkan dari bentuknya.
Hampa
Rasanya begitu hampa
Tanpa azka, tanpa ray dan juga Dania
Suasana rumahnya juga nampak lain, tidak seperti biasanya. Padahal kalaupun ada mereka, hanya azka yang hayden anggap ada, tapi kini setelah mereka semua pergi rasanya begitu berbeda dan sangat hampa.
####
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
Randomtentang dia dan kehidupannya , menjalani sesuai arus yang di tentukan oleh tuhan . sama seperti jalan yang tidak selamanya mulus pasti ada belokan , tanjakan dan lobangan. rayyan alfero junior itu namanya