" bi , nanti tolong antar ini ke kantor cabang " ucap hayden sembari menyerahkan beberapa berkas kepada art nya
Bibi nampak bingung , tidak biasanya dirinya yang di suruh hayden untuk mengantarkan berkas
" Tapi bibi belum bereskan kamar bapak " ucap bibi , memang sebelum hayden berpergian pasti bibi selalu membereskan kamarnya terlebih dahulu
" Udah bi itu gampang , nanti sekalian beli perlengkapannya azka ya bi . Saya lebih beberapa baju azka sudah cukup lama " ucap hayden lagi sambil menyerahkan kartu atmnya .
" Nanti perginya sama pak dani saja " ucap hayden
" Loh bapak nanti sama siapa ? " Tanya bibi soalnya ia tau pak dani adalah supir pribadi hayden
" Nanti saya minta tolong pak ujang untuk antar saya " ucap hayden , pak ujang walaupun bertugas sebagai satpam rumah nya tapi dia juga bisa mengendarai mobil
Bibi pun hanya mengangguk , dan segera pergi . Hayden nampak tersenyum sinis
Ia pun melangkahkan kakinya menuju kamar azka , untuk menggendong sebentar putranya itu sebelum ia pergi beberapa hari .
" Anak papa ganteng " ucap hayden ketika menggendong azka .
Anak laki laki itu nampak memarkan giginya yang baru saja tumbuh .
" Papa.." ucap azka yang nampak girang sambil memegang wajah hayden
" Papa kerja ya " ucap hayden lalu meletakan azka di box bayi nya lagi .
Hayden pun keluar dari kamar azka , dari arah dapur nampak dania sedang menyiapkan makanan untuk azka .
Melihat perut dania yang semakin membuncit membuat rasa benci dalam dada hayden semakin memburu
" Beresin kamar saya , jangan pegang barang selain yang berantakan . Dan perbaiki lampu utama kamar saya " ucap hayden dari jarak yang tidak terlalu dekat dengan dania , namun cukup di dengar dania .
Dania pun hanya mengangguk .
Hayden pun pergi .
Dania menghela napas panjang , lalu ia melangkah kakinya menuju kamar hayden untuk membersihkan kamar tersebut .
Brakkk
Arghhhh
Dania memegang perutnya setelah ia terpeleset di kamar hayden , nyeri itu langsung menjalar dari perut depan hingga ke tulang belakang .
Ia menatap kakinya yang mulai mengeluarkan darah , air matanya seketika terjatuh .
Tidak
Ini tidak boleh terjadi
Anak di dalam perutnya harus tetap hidup
Dania merangkak keluar kamar hayden
" Bibi ... Bibi " teriaknya
" Bibi tolong " ucapnya sambil terisak
" Bertahan ya nak " ucap dania yang terus memegang perutnya , saat ini perutnya sudah mengeras .
Darah masih terus mengalir mengotori kaki dan lantai . Tuhan dia harus melakukan apa .
Ia menatap sekelilingnya , tidak biasanya rumah ini begitu sepih .
" Siapa pun tolong " teriaknya
Matanya mulai berkunang kunang , badannya sudah lemas karena pendarahan dan rasa sakit yang dania rasakan . Lama kelamaan mata itu mulai memberat dan dania tak sadarkan diri
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
Randomtentang dia dan kehidupannya , menjalani sesuai arus yang di tentukan oleh tuhan . sama seperti jalan yang tidak selamanya mulus pasti ada belokan , tanjakan dan lobangan. rayyan alfero junior itu namanya