18

440 36 14
                                    

Dania menatap ke arah ray yang terus saja menggenggam tangannya, padahal waktu sudah menunjukan pukul 11 malam. Tapi ray sama sekali belum menunjukan tanda tanda akan tidur , walaupun dia sama sekali belum sanggup membuka matanya dengan lebar.

" ray kenapa belum tidur " tangan dania yang lain mengelus kepala ray .

" ray harus banyak banyak istirahat, ini sudah malam loh "

Tangannya kembali di genggam ray dengan sedikit kuat.

" apa sakit nak ? Kasih tau mama kalau ray sakit "

Ray sama sekali tidak memberikan respon, yang secara tidak langsung membuat dania paham kalau ray sedang tidak merasakan sakit.

" Ray kenapa nggak mau tidur ? Dokter tadi pesan ray jangan begadang loh. Besok kalau dokter marah gimana ? "

Terlihat dari kelopak matanya ray seperti Tengah berusaha untuk membuka matanya.

Mata itu berhasil terbuka walaupun hanya segaris , ray menatap ke arah dania yang berada di samping. Dari pagi matanya itu terasa sangar berat , namun dirinya sangat takut jika harus menutup mata dan tidak sanggup untuk membukanya kembali.

Dania tersenyum ke arah ray , sambil terus membelai rambut ray yang sedikit di basahi oleh keringatnya.

Lucu sekaligus mengenaskan

Mulut ray berusaha untuk mengucapkan kata, walaupun sedikit sulit karena terhalang masker oksigen . terlihat dari gerakan mulutnya.

" Besok aja kalau ray mau bicara tunggu kuat betul , nanti mama akan dengerin semua cerita ray "

Tangan dania turun meraba dahi ray , kemudian mengelusnya. Membuat mata ray yang memang hanya terbuka segaris itu tambah berat di buatnya.

" ray harus tidur, mama temani di sini. Mama nggak akan tinggalkan ray sampai kapan pun, mama akan jaga ray . Mama nggak akan membiarkan orang orang melukai ray. Jadi sekarang ray tenang saja mama akan lindungi ray, jadi ray sekarang harus tidur biar tubuh ray cepat sehat, nanti kalau udah sehat kita pergi ketempat dimana orang nggak akan nyakitin ray "  mata dania kembali berembun setelah selesai mengucapkan kata panjang tersebut .

Dania terus mengusap usap dahi ray dengan harapan ray akan segera tidur.

Benar saja hanya butuh beberapa menit saja , genggaman tangan ray mulai melonggar yang menandakan bahwa ray telah tenggelam dalam dunia mimpi .

Dania sedikit tersenyum melihat ray , sebegitu takutnya kah ray , sampai membuatnya terus terjaga seperti ini.

Jahat sekali hayden yang membuat ray trauma.

Kepala dania perlahan menunduk, suara tangisannya mulai terdengar di ruangan walaupun hanya kecil namun badannya seperti bergetar hebat menumpahkan segara resah dalam hatinya .

...

Opa zeth langsung memesan tiket penerbangan kembali ke jakarta setelah mendengar kejadian yang menimpa ray kemarin.

" dimana dia ? " opa zeth bertanya pada arvin yang tengah menjemputnya , dan arvin juga yang mengabarinya mengenai kejadian kemarin.

" di kantor polisi "

Memang kemarin setelah mengantarkan ray dan dania ke rumah sakit , arvin langsung membuat laporan mengenai penganiayaan dan di tambah lagi zeth sangat setuju mengenai keputusan arvin.

" apa papa mau kesana ? "

" tidak. Papa tidak mau melihat mukanya dulu, kita langsung kerumah sakit saja "

Arvin mengangguk dan segera menjalankan mobilnya menuju rumah sakit , tadi juga ia telah berkomunikasi dengan oma dan juga dania. Untuk kondisi ray katanya sudah membaik dari kemarin namun sedikit demam.

HOPE  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang