22

415 29 2
                                    

Terlihat mata ray mulai terbuka dengan perlahan, ia tersenyum setelah melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini.

Ray pun mengubah posisinya menjadi setengah duduk

" abang kapan kesini " tanya ray, seingatnya semalam sebelum ia tertidur hanya Dania yang berada di ruangannya.

" semalam waktu lo tidur, gimana keadaan lo? "

" gue baik bang " tentu saja ray bohong, dan azka pun tidak semudah itu percaya dengan ucapan ray.

Badan yang semakin kurus, napas yang nampak masih sangat sesak dan wajah yang sangat pucat, cukup untuk menjabarkan kondisi ray saat ini.

" kalau lo udah aga mendingan, nanti sama gue ke Jakarta main main ke tempat oma dan opa yang baru " ucap azka, ia yakin ray pasti sangat rindu kepada kedua nenek dan kakekny itu. Sebenarny oma dan opa ingin sekali menjenguk ray namun karena perkerjaan yang membuat mereka mengurungkan niat itu.

" emang gue boleh bang? " tanyanya

" boleh lah, gue sudah izin mama sma dokter. Kalau kondisi loh ok bisa jalan jalan ke Jakarta "

Senyum ray merekah seketika, dirinya sangat rindu dengan kota Jakarta. Memang semenjak dirinya dan Dania pindah ke daerah malang mereka sama sekali belum pernah menginjakkan kaki ke Jakarta kembali.

" makanya cept sehat lo, semangat terapinya jangan males males. Minum obatnya juga "

" siap bang "

****

Setelah visit tadi pagi, siangnya dokter meminta Dania untuk datang keruangannya guna membahas hasil pemeriksaan terbaru ray.

" disini, terdapat kantung udara yang melami pelebaran dan ini di sebut dengan bula. Dan ukuran bula sekitar 5-7 cm. Pada umumnya paru paru manusia memiliki  Kantung udara yang ukurannya tidak lebih dari 1 cm. Kantung ini terbentuk akibat kerusakan yang terjadi pada paru paru " dokter menunjukan hasil rontgen toraks milik ray.

Dania terdiam sejenak melihat hasil pemeriksaan ray, seperti napasnya tertahan di kerongkongan ketika dokter menjelaskan apa yang ada di dalam hasil rontgen itu.

" untuk penangannya sendiri, dengan pembedahan yang biasa kita sebut dengan Bullectomy. Pembedahan ini bisa kami lakukan dengan syarat ukuran bula pada paru paru tidak menepati ruang 20-30% dalam paru. Untuk kasus ray pembedahan harus segera di lakukan mengingat bula yang cukup besar dan akan membesar apa bila tidak segera di tangani" ucap dokter

Dania bingung harus bagaimana, pembedahan? Sunggu itu bukan sesuatu yang mudah dan murah. Mengingat sekarang statusnya yang janda dan penghasilan mereka yang pasti tidak akan cukup untuk menutupi biaya operasi ray.

" apa tidak ada cara lain dok? " Dania merasakan matanya mulai memanas memikirkan segala sesuatu yang ada di dalam kepalanya.

" satu satunya cara hanya pembedaan Bu "

"Sa-saya diskusikan dulu dok dengan ray, bagaimana pun ray yang akan melakukannya dok. Saya permisi " ucap Dania yang langsung keluar, air matanya sudah tidak sanggup lagi ia bendung.

Bersamaan dengan langkahnya air matanya pun mulai berjatuhan membasahi pipi tirusny itu.

" ma? Mama dari mana? Ray cariin " ucap azka yang sejak kapan sudah berada di belakang Dania

" loh mama kenapa? " azka kaget bukan main melihat mata Dania yang merah dan mengeluarkan air mata.

Dania berdiri memeluk tubuh tegap azka, azka pun segera membalasnya. Pikiran tertuju ke 1 hal yang pasti mungkin membuat dania bisa menangis seperti ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HOPE  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang