18

9.7K 739 11
                                    

Selesai mandi dengan menahan perih disekujur tubuhnya, sekarang Victor duduk disofa dekat dengan jendela yang menyuguhkan pemandangan kota tengah malam.

Masih menggunakan bathrobe hitamnya,dengan bagian dada sedikit terbuka. Victor menerima panggilan telpon dari Vino yang mengatakan ingin menginap di apartemen nya.

"Hm"

"Vic boleh gak gue nginep di apartemen Lo?"tanya vino diseberang sana

Victor menaikkan sebelah alisnya,heran dengan permintaan Vino yang tak seperti biasanya.

Bukan sekali dua kali Vino menginap di apartemen nya,bukan Vino saja tapi Vano,Evran dan Leon.

Memang apartemen nya lumayan besar dan tersedia kamar tamu yang sangat nyaman, mereka tak macam-macam, hanya menginap,Curhat,bermanja setelah itu tidur di kamar masing-masing.

Yang Victor herankan hanya Vino yang meminta izin terlebih dahulu,karena biasanya Vino atau bahkan yang lain selalu datang sendiri tanpa memberitahu Victor.

"Vic bolehkan?"Tanya Vino yang Victor yakini ekspresi nya memelas

"Boleh"Balas Victor singkat

"Yes gue otw"

Setelah nya panggilan diakhiri, Victor yakin bahwa Vino sedang tak baik-baik saja.

Tentang bermanja dan curhat, bukan Victor yang melakukan nya tapi Vino,Evran Leon dan Vano.

Jangan kaget mereka selalu datang kepadanya saat mereka lelah, bingung dan butuh sandaran. Kebenaran yang Victor dapatkan bahwa hidup teman-temannya sangat tidak sesuai dengan deskripsi dinovel.

Seperti kehidupan Vano dan Evran, alasan Vano pindah ke negara ini adalah menghindari keluarga nya yang selalu bertengkar merebutkan warisan kakeknya.

Vano selalu ditekan oleh ayahnya untuk bersaing dengan sepupu nya sendiri, anak dari pamannya yang sangat multitalenta.

Vano selalu dipukul apabila ia mendapatkan nilai rendah, ayahnya selalu memukulnya, dan mengatakan bahwa ia membenci anak bodoh.

Vano sakit hati saat mendengar perkataan ayahnya, di satu sisi Vano selalu meminta perhatian ibunya,namun sayang ibunya tak peduli dengan nya, ibunya selalu membenarkan perkataan ayahnya.

Saat ada kakeknya Vano selalu disayangi dan diperlakukan bak pangeran oleh sang kakek, tetapi saat sang kakek pergi kepangkuan tuhan menyusul sang nenek, Ayah sampai keluarga nya yang lain memperlakukan nya sebagai binatang.

Lama mengalami penyiksaan membuatnya memiliki trauma, hingga saat ia memutuskan untuk pergi dari negaranya berasal, ayah dan ibunya mengangkat gembel sebagai anak mereka.

Gembel itu seorang perempuan cantik dan anggun, hanya berbeda 2 tahun darinya,mereka menyayangi anak angkat mereka melebihi anak kandungnya, awalnya Vano acuh dengan kehadiran saudari angkat nya itu.

Tetapi saat dirumah hanya ada mereka berdua,dengan beraninya Melda Perempuan itu memasuki kamarnya dengan pakaian kurang bahan bak jalang.

Vano trauma dengan Wanita, dia berusaha mengusir Melda yang dengan beraninya sudah membelai bahkan meremas junior nya.

Dari situ amarah Vano tak terkendali,Vano langsung menampar dan memukuli Melda sampai Melda tak sadarkan diri dengan darah mengalir dari keningnya.

Sudah muak dengan segalanya akhirnya Vano kabur kenegara yang saat ini ia tinggali dengan bantuan Vino yang waktu itu adalah kenalan sesama penyuka motor.

Awal mula Vano mengenal Victor dari Vino, yang waktu itu Vano tak tahu bahwa Victor seorang perempuan, bisa dibilang Victor yang lebih paham mengenai Motor daripada yang lainnya.

Akhirnya Vano dan Victor menjadi akrab, Vano nyaman berbicara dengan Victor, omongan mereka searah, sampai Vano menerima fakta bahwa Victor seorang perempuan dari Leon.

Vano awalnya kaget tetapi darisana ia mulai melakukan skinship bahkan menunjukkan perlakuan aneh kepada Victor,Vano berpikir hanya Victor yang perempuan satu-satunya yang membuatnya nyaman.

Dan untuk Evran, memiliki kisah yang sama dengan Vano dan vino,ia memang disayangi keluarga nya tapi kenyataannya,ia selalu dibandingkan dengan sepupu bahkan saudarinya sendiri.

Yah kesimpulan nya bahwa hidup teman-temannya tak sebahagia dengan deskripsi dinovel.

Lama flashback sembari mengenakan baju, akhirnya Victor mendengar bel apartemen nya berbunyi yang ia yakini itu adalah Vano.

TING TONG

Victor berjalan kearah pintu dan membukanya, terlihatlah seorang Vino dengan mata sembab dan bibir melengkung kebawah.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, kebetulan juga besok nya hari Sabtu yang mana sekolah libur.

Victor menarik lembut Vino agar masuk, setelah itu menutup kembali pintu apartemen.

Vino memeluk Victor erat, seakan-akan Victor akan pergi jauh darinya.

Membalas pelukan Vino, Victor dengan lembut mengusap rambut kepala Vino yang halus.

Masih dengan posisi berpelukan, Victor menuntun Vino agar duduk disofa.

"Sesak"Rengek Vino memelas dengan tangan memeluk pinggangnya erat sedangkan kepala nya saling berhadapan dengan Victor.

"Why?"Tanya Victor pelan sembari tangannya mengusap pipi Vino

Vino hanya menggeleng, setelah itu kembali memeluk Victor.

Perubahan yang sangat jauh, Freya atau sekarang Victor kaget saat melihat sisi lain teman-temannya.

Mencoba membiasakan diri akhirnya Victor terbiasa dengan kelakuan mereka, Victor sudah menganggap Vino,Vano,Evran dan Leon sebagai adik.

Victor juga berusaha keras untuk membangkitkan kembali Rasa kasih sayang nya terhadap adik-adiknya itu, Victor tak pandai berkata untuk menenangkan, Victor hanya pandai memperlakukan dengan caranya sendiri.

Hanya Rasa amarah yang dapat ia rasakan, jangan lupakan rasa kebencian akan dirinya dan musuhnya semakin besar.

Entah musuhnya atau dirinya sendiri yang akan terbunuh oleh kebencian itu,Yang pasti Victor akan mengendalikan agar perasaan benci dihatinya tak berimbas kepada teman-teman nya atau bahkan orang terdekat nya.





Update lagi
Gak terlalu panjang
Maaf apabila ada alur yang gk nyambung,maaf juga apabila ada typo.

Terimakasih janlup vote+komennya 😊🙏❤️❤️❤️🔥

I'M JUST FIGURAN [SLOW UP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang