33

817 123 15
                                    

Victor menghela nafas kasar saat Chris terus saja menempel pada dirinya, bahkan laki-laki itu tak segan untuk menyentuh bahkan mengecup punggung tangan Victor.

"Bajingan, pergi kau dari sini" geraman terdengar dari Vano yang menatap tajam Chris yang dengan santai nya mengelus pipi Victor.

"Siapa kau menyuruhku untuk pergi dari kekasih ku hah?!" Chris menatap Vano angkuh, ia tak takut sedikitpun dengan tatapan Vano yang semakin menghunus nya tajam.

"Diamlah!" Victor menatap penuh peringatan kearah Chris, sedangkan sang empu menyeringai puas melihat wajah Victor yang menurutnya menggemaskan.

Sekarang di ruangan Victor hanya terdapat Chris dan Vano. Sedangkan Vino serta yang lainnya tengah pergi karena nanti malam mereka akan menghadiri acara keluarga.

Atau lebih tepatnya sebuah pesta kemenangan, yang membuat Victor ingin sekali tertawa keras akan kebodohan manusia-manusia sampah seperti mereka.

"Cih, terlalu banyak menghalu membuat otak mu rusak" Chris menatap tajam Vano yang berjalan ke sisi kiri Victor dan mulai memeluk tubuh perempuan tersebut.

"Victor..., aku sangat merindukanmu." Sang empu memandang Vano bingung, ia tak menyangka bahwa Vano akan merindukan nya padahal sedari tadi mereka bersama.

"Kenapa?" Victor mengelus rambut hitam legam milik Vano, ia memang susah untuk mengutarakan sebuah kasih sayang. Namun saat di dekat Vano serta anggota Wolf tubuh nya akan berlaku lembut dengan sendirinya.

"Aku ..., merasa kau akan meninggalkan ku" Vano menghirup aroma segar dari ceruk leher jenjang milik Victor dan memeluk nya erat namun lembut.

"Ekhem .., sayang kau tak bisa mengabaikan kekasih mu begitu saja. Dan apa-apaan dengan perselingkuhan di depan mata kekasih mu ini hm?"

Victor memijit pelipisnya dengan tangan kirinya, ia lelah mendengar Vano dan Chris yang tiba-tiba saja jauh dari kata datar dan dingin, keduanya jadi cerewet.

"Come here .." Victor memberi gestur dengan tangan nya kearah Chris agar sang empu berjalan kearahnya dan di turuti dengan senang hati oleh Chris.

Chris tanpa kata memeluk tubuh Victor tanpa mengenai tangan kanannya, Chris sendiri tak menyangka bahwa Victor sendiri yang menyuruhnya untuk datang.

Kini, posisi Victor tengah di peluk oleh dua orang laki-laki tampan nan gagah dengan tangan kiri nya yang sesekali mengelus kepala kedua nya.

"Kau ..., menerima ku?" tanya Chris pelan sembari menatap dalam mata Victor yang senantiasa memasang wajah tanpa ekspresi.

"Apa?" tanya Victor bingung mendengar pertanyaan Chris, ia tak mengerti apa yang di maksdu oleh Chris.

"Pada waktu itu kita telah resmi menjadi sepasang kekasih, tapi kau masih saja tak terima. Dan saat ini ... apa kau sudah menerima ku? sebagai kekasih mu?" ucap Chris enteng tanpa tahu bahwa Vano menatapnya garang.

"Kau pemaksa, jelas-jelas Victor tak mau tapi kau tetap bersikukuh. Sadar dirilah, kau tak ada apa-apanya dengan ku Chris .." Ucapan itu membuat Chris menggertak kan gigi nya.

"Apa maksud mu hah?!" Chris menatap tajam Vano dan pelukan pun terlepas begitu juga dengan Vano yang balik menatap Chris menantang.

"Sedari dulu, Victor milikku. Tak sepantasnya kau menjadi kekasih dari Victor-ku. Bahkan Victor dengan senang hati menerima diriku sebagai kekasih nya, tak ada paksaan sedikitpun. Tidak seperti dirimu Chris ..."

Sial, inilah satu fakta yang tak bisa Allysa terima sebagai diri Victor. Ingatan di mana Victor menyetujui permintaan Vano membuatnya ingin sekali menghajar 'Victor' asli habis-habisan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'M JUST FIGURAN [SLOW UP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang