AGRARKAZ'S: 09

8.8K 392 0
                                    

"Gak usah sok-sok-an mau deketin Agrar, didatengin pawangnya, ciut lo."

-Kate-

————♔♔♔————


•Happy reading•

𓊈Nine: Thiara Kayla𓊉

Tak tak tak

"Anak-anak diam!"

Nada tegas diiringi pukulan ringan di papan tulis mengundang atensi murid-murid. Yang semula sedikit riuh menjadi hening, dan murid-murid yang tadinya berhamburan kini duduk rapi di tempat masing-masing. Tatapan mereka terjatuh pada gadis yang berada di belakang Bu Ika, selaku guru mata pelajaran ekonomi.

"Siapa tuh?"

"Mubar kali"

"Mukanya imut cuy, lumayan lah nambah cecan."

"Mukanya lugu-lugu gimana gitu"

"Gapapa lah, penting cantik."

"Sabi kali dijadiin pacar"

"Dih, emang dia mau ma lo?"

"Mau dong, secara kan gue ganteng. Yang cantik pasti mau sama yang ganteng."

"Ganteng dari ujung sedotan mah gue iyain"

"Sialan lo"

"DIAM!" Gertak Bu Ika dengan nada tegas. Saat merasa kelas kembali hening, Bu Ika mengangguk puas.

"Hari ini kalian kedatangan teman baru" ucapnya. "Kamu, silahkan perkenalkan diri mu" lanjutnya memerintah gadis yang dimaksud 'teman baru' itu.

"Haloo, selamat pagi semua. Nama aku Thiara Kayla, biasa dipanggil Thiara. Salam kenal" ucap gadis itu ramah.

"Baik, terimakasih Thiara. Kamu boleh duduk"

Gadis bernama Thiara itu mengangguk pelan seraya tersenyum manis kemudian mulai berjalan menuju kursi yang masih kosong.

"Ssttt"

Thiara berkerut bingung saat merasakan seseorang menepuk bahunya dari belakang. Ia menoleh dan mendapati seorang gadis tengah tersenyum ramah kearahnya.

"Hai, nama gue Kania Alena." Ucap gadis itu.

"Oh? hai. Aku Thiara, salam kenal." Balas Thiara seraya tersenyum manis.

"Gih balik lagi. Ntar kita ditegur." Ujar Kania dengan nada lembut. "Oh ya, jangan lupa ntar kekantin bareng, mau gak?" lanjut gadis itu yang di balas anggukan pelan oleh Thiara.

..o0o..

Kringgg

Bel berbunyi nyaring, menandakan waktu jam istirahat telah tiba. Murid-murid keluar dengan berdesak-desakan dari kelas masing-masing. Sekolah yang tadinya dilanda suasana hening menjadi berisik karena teriakan lega dan kesenangan dari para murid-murid.

Sementara Kania dan Thiara, kedua gadis itu  sudah berada di kantin dengan makanan yang sudah ada di meja keduanya. Memakan makanan masing-masing seraya mengobrol kecil.

Thiara memperhatikan sekeliling isi kantin. Hingga pandangannya tertuju pada empat orang laki-laki. Tatapannya menyiratkan kekaguman, melihat keempat laki-laki dengan masing-masing memiliki paras tampan itu.

"Kania"

Kania yang merasa namanya dipanggil menoleh kearah Thiara, "Kenapa Ra?"

"Mereka yang di sana itu, siapa?" Tanyanya seraya menunjuk kearah keempat laki-laki itu. Yang kini sudah duduk di salah satu meja yang tak jauh dari tempatnya.

"Oh mereka. Mereka pangeran di sekolah ini. Anak-anak di sekolah ini yang julukin mereka pangeran sekolah. Saran gue ya, lo jangan berurusan deh sama mereka. Mereka tuh serem. Apalagi sama kak Agrar. Tapi gue gak tau kak Agrar ada di mana, mungkin bolos lagi."

"Kak Agrar?"

Kania mengangguk pelan, kembali menyendokkan baksonya kedalam mulutnya. "Iya, kak Agrar ini paling serem. Lebih tepatnya titisan iblis sih. Pokoknya lo jangan sampe berurusan sama kak Agrar, apalagi berurusan sama pawangnya. Si ratu sekolah, namanya kak Callista. Kak Agrar ini beberapa minggu lalu, hampir sebulan full gak pernah ke sekolah."

"Kenapa?"

"Kurang tau sih, Ra. Tapi yang gue denger, katanya karena kak Callista lagi titip belajar di luar negeri makanya kak Agrar males ke sekolah. Kak Agrar ini tuh bucin banget sama kak Callista. Pokoknya mereka berdua tuh best couple gue banget. Oh ya, seminggu hari lagi kayaknya kalau gak salah, kak Callista udah bakal balik lagi ke Indonesia. Dan itu waktu yang gue tunggu-tunggu banget. Gue gak sabar banget liat kebucinan mereka lagi." Jelas Kania panjang lebar dengan nada antusias.

BRAK

Atensi keduanya teralihkan pada seorang gadis pirang yang menggebrak meja. Terlihat gadis itu sepertinya tengah menatap nyalang pada tiga orang gadis yang terduduk di meja yang digebrak gadis tersebut.

"Kalau mereka, yang rambutnya warna hijau itu, namanya kak Kate. Queen bullyng di sekolah ini. Sedangkan tiga cewek yang dilabrak itu, namanya Bella, Nara sama Lili." Celetuk Kania tanpa mengalihkan pandangannya dari adegan di sana.

"Kenapa kak Kate ngelabrak mereka bertiga?"

"Lo gak tau aja, Ra. Mereka bertiga tuh pantes banget dikasi pelajaran. Gue kesel banget sama mereka, playing victim banget. Apalagi yang namanya Nara sama Lili. Dua cewek itu selalu ngejar-ngejar kak Agrar selama kak Callista di luar negeri. Untungnya ada kak Kate sama temen-temen kak Callista yang ngasih pelajaran ke mereka."

PRANG

"JADI CEWEK JANGAN BELAGU! SOK-SOK-AN DEKETIN AGRAR, DI DATENGIN SAMA PAWANGNYA CIUT LO!"

"Mampus" maki Kania saat mendengar teriakan menggelegar dari Kate.

Thiara yang sedari tadi memperhatikan berbagai ekspresi Kania saat gadis itu bercerita membuatnya berkerut bingung. Ia kurang paham, dan hanya bisa mengambil sedikit kesimpulan. Bahwa yang namanya Aura dan Lili ini menyukai si Agrar, yang notabenya adalah pacar dari si Callista, si ratu sekolah. Ia mengangguk-anggukkan kepalanya mulai paham. Kembali menonton adegan di sana.

Terlihat gadis bernama Kate itu tengah memaki-maki habis pada ketiga gadis itu. Dan di belakang Kate ada seorang laki-laki yang juga berambut hijau tengah berusaha menahan gadis itu.

"Yang laki-laki itu, siapa?"

"Kak River. Pacarnya kak Kate, sahabatnya kak Callista, plus musuhnya kak Agrar." Kania tersadar akan sesuatu. Sontak menolehkan pandangannya menatap kearah Thiara. "Lo paham kan sama semua yang dari tadi gue ceritain?"
Thiara mengangguk sebagai jawaban, tak lupa dengan senyum manisnya.

"Paham kok".

Beberapa menit kini sudah berlalu. Makanan kedua gadis itu sudah habis, namun Kania dan Thiara masih tak beranjak dari kantin. Keduanya tiba-tiba dikagetkan saat semua siswa-siswi yang tadinya bersantai di kantin kini berhamburan keluar dengan tergesa-gesa.

"Loh, ada apa nih?" tanya Kania dengan heran, padahal bel masuk belum berbunyi. Dengan cepat ia menahan satu orang siswa yang lewat di depannya. "Eh, maaf. Ini kenapa ya?".

"Kak Callista balik, sekarang dia ada di parkiran. Eh, gue duluan ya, bye."

Thiara menatap Kania yang kini memasang ekspresi berbinar.
"Kania, ada apa?"

Alih-alih menjawab pertanyaan teman barunya itu, Kania malah menyeret lengan Thiara keluar dari area kantin. Sementara Thiara hanya bisa pasrah lengannya di tarik oleh gadis itu.

AGRARKAZ'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang