Semua mata memandang. Sepanjang garis lurus jalanan utama Toronto, satu black devil melaju pesat dengan kap atasnya yang terbuka. Mesinnya yang bersuara bengis meraung-raung bak singa jantan di tengah rimba.
Dikemudikan oleh pemiliknya, Camorra Ruby Volkov yang telah bangkit kini dari segala keterpurukannya. Bangkit kini dari semua rasa sakit yang ditimbanya atas kematian Abrashoff Volkov, serta permainan hati Kenneth Xanth Taylor yang sampai sekarang ini masih menjadi suaminya yang keparat.
Dua bulan bersembunyi memulihkan fisisk juga luka di hatinya, kembalinya wanita itu ke Toronto benar-benar menjadi sorotan publik.
Black devil Ruby melaju kencang, membelah jalanan utama dan kecantikannya mencuri semua perhatian setiap mata memandang.
"Hey, jangan tutup jalannya. Cepat pindah."
"Tolong menjauh. Jangan mendekati Mrs. Taylor."
"Kau tuli? Jangan mendekatinya."
Para bodyguard berteriak-teriak, membentak-bentak setiap wartawan serta kameramen yang hendak mengerumuni nyonya President Volkov Company tersebut.
Lima orang bodyguard berbadan besar serta bermuka bengis menjaga Ruby, melindungi wanita itu ketika turun dari black devilnya yang langsung ia parkir di halaman Company.
Terpukau semua orang di sana. Beberapa kameramen hingga ikut membeku, terpesona atas kecantikan wanita 30 tahun itu yang kian luar biasa. Mereka mematung, tak luput dari wajah Ruby sampai-sampai merasa lemas untuk memegang kamera.
Ruby mengubah warna rambutnya yang tadi berwarna kecoklatan menjadi hitam pekat kini. Ia ikat satu agak tinggi dan menjuntai indah. Dress hitamnya menunjukkan paha mulus wanita itu dengan model dada serta bahu yang terbuka lalu ia lampirkan jas hitam pula pada kedua bahunya.
Kaca mata hitam ia kenakan, menenteng satu koper yang langsung ia serahkan kepada Ricci, dan kini tinggal menenteng tas cantiknya saja. Heelsnya yang runcing mulai menggema, melenggang seksi wanita itu memasuki Companynya yang telah ia tinggalkan selama hampir tiga bulan.
"Semuanya telah berkumpul di forum meeting," ucap Ricci memberitahu. Ia sampai harus mempercepat langkahnya agar seiring dengan lenggang cepat dan teratur milik Ruby.
Pundak Ruby tegak, ia menatap lurus ke depan tanpa menoleh ke samping-samping. Sama sekali tak membalas sapaan hormat seluruh karyawannya yang juga tercengang, hampir-hampir mereka terkena serangan jantung mendapati pemilik Company tersebut sebab terasa kian teguh pun kian tak tersentuh.
"Usir mereka jika tak suka aku terlambat. Aku tak membutuhkan sampah-sampah tak berguna seperti mereka," papar Ruby. Suaranya tegas, dipenuhi oleh api kebangkitan yang menyala-nyala.
"Mereka tak memprotes apa pun. Mereka sangat menantikanmu, Mrs. Taylor," balas Ricci sangat sopan. Ia gugup berdekatan dengan Ruby setelah cukup lama.
Menggunakan lift, sampailah Ruby dan Ricci pada lantai teratas gedung tersebut. Mereka menuju kepada satu ruangan kaca, di dalamnya wanita itu telah ditunggu-tunggu oleh beberapa pemimpin Company besar lainnya, termasuk suaminya, Kenneth Xanth Taylor pun ada di sana.
Begitu pintu kaca terbuka, semuanya lantas bangkit berdiri. Seluruh atensi tertuju, terpaku kini kepada Camorra Ruby Volkov yang telah mereka nantikan sedari tadi.
"Salam, Mrs. Taylor," lontar seluruhnya, termasuk Kenneth.
Ruby tak membalas. Ia melepas jasnya dari pundak kemudian kaca matanya. Ia serahkan kepada Madi yang langsung mengambil lalu melangkah mundur dengan sopan.
Bukan main. Setajam belati yang telah diasah pemburu liar selama berhari-hari di tengah rimba belantara berkabut pekat, siren eyes Ruby menyorot semua wajah bersama mimiknya yang datar terasa menggambarkan keangkuhan, kemenangan, pun kebangkitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SLUT
ChickLitFollow untuk membuka bab-bab yang dikunci melalui web ! 21+ || DARK LOVE ROMANCE Description : Demi memenangkan tender raksasa itu, Kennteh Xanth Taylor mempertaruhkan harga dirinya. Kekalahan telak pun ia dapatkan, dan citra tingginya diinjak-injak...