Chapter 25

102K 5.7K 844
                                    

Jam telah menunjukkan pukul sepuluh malam. Ruby tahu Kenneth tidak akan datang hanya untuk segelas kopi susu, itu pasti.

Sudah waktunya beristirahat, Ruby pun harus bangun lebih awal untuk memahami lebih dalam lagi semua isi berkas-berkas, dan merangkai kata-kata sesempurna mungkin untuk mencuri hati para kliennya besok.

Seperti manusia modern pada umumnya. Di ranjang hotel Ruby merebah dan bermain ponsel, ia membuka aplikasi sosial medianya dan melihat-lihat apa yang kini tengah panas diperbincangkan media.

Lalu dengan fake account instagram miliknya yang tak memakai foto profil dan ia private, Ruby memeriksa akun instagram milik Kenneth yang memang sangat jarang memasang instastory, bahkan memposting foto pun hanya satu atau dua kali dalam sebulan.

Keluar dari profil Kenneth, Ruby lantas melihat akun milik Balthazar yang baru saja memasang instastory di lima belas menit yang lalu.

"Di mana ini?" gumam Ruby. Matanya menyipit sebab ada Kenneth di dalam instastory pria itu.

Mereka di dalam sebuah ruangan agak gelap dengan suara musik yang tinggi. Awalnya Balthazar menyorot kepada Tobias yang berdiri dan merengkuh seorang wanita seksi, memegang gelas minuman lalu mereka menggerakkan tubuh sesuai irama musik.

Setelahnya, Balthazar pun merekam kepada satu wanita seksi yang duduk di sebelahnya. Wanita itu agak mabuk dan menggoyang-goyangkan kepalanya mengikuti musik yang diputar.

Kemudian Balthazar pun merekam Kenneth. Duduk seorang diri, terkekeh melihat kepada Tobias dan wanita seksinya. Di situ Kenneth mengenakan kaos putih pas body yang mengetat seperti hendak robek sebab bahu lebarnya.

Kenneth duduk dengan posisi agak merosot lalu dua kakinya mengangkang seksi. Ia bersedekap hingga otot-otot di bahunya mengencang dan tersadar kini jika Balthazar tengah merekamnya.

"Kau tidak ingin memesan satu seperti kami?" tanya Balthazar dalam rekamannya.

Kenneth tak menjawab. Ia tersenyum-senyum manis dan menenggak minuman di botol, setelahnya ia membuka kelima jari di tangan kanan, menunjukkan cincin kawinnya yang tersemat lalu Kenneth kecup dan masih tetap Balthazar rekam.

Tanpa sadar senyum Ruby tercipta. Tidak malu-malu Kenneth menunjukkan cincin kawinnya, mengakui bahwa ia telah menikah padahal beberapa hari lalu mereka bertengkar kacau dan benar-benar akan bercerai.

Dan masalahnya, senyum Kenneth di dalam video itu terlalu manis, sialan. Bibirnya terlihat sangat cerah karena terkena paparan sinar blitz.

"Sepertinya dia bukan perokok ...." Suara Ruby mengambang kemudian menghilang. Bell pintu kamar hotelnya ditekan dari luar dan berbunyi di dalam.

Tatkala Ruby membuka pintu kamar inapnya itu, ia melotot kaget mendapati Kenneth telah berdiri tepat di depannya. Tinggi gagah seperti raksasa dan Kenneth memasang senyum manis tipis samar-samar.

"Hanya untuk segelas kopi susu?" papar Ruby seketika. Ia tak percaya Kenneth benar-benar datang dan pakaiannya sama persis seperti di dalam instastory Balthazar barusan.

"Untukmu." Kenneth menyerahkan setangkai mawar merah. Ruby memiliki segalanya dan segalanya pun snaggup ia dapatkan. Memberikan wanita itu barang-barang mahal tidak akan berkesan lagi, maka setangkai mawarlah yang Kenneth berikan untuk istrinya.

Setidaknya Ruby takkan mungkin membeli setangkai mawar untuk dirinya sendiri, pikir Kenneth.

Ruby mengulum senyum. "Ini pertama kalinya aku mendapatkan setangkai mawar," ucap Ruby langsung. Benar saja, hatinya terkesan hanya dengan mendapatkan setangkai mawar. Hal sederhana seperti ini tak pernah ia dapatkan dari seorang pria pun.

SLUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang