Chapter 27

85.5K 5.2K 760
                                    

"Kurasa trah Taylor akan segera berakhir. Aku tidak yakin Ruby siap memberi keturunan untuk Kenneth, aku tidak yakin Ruby siap memiliki anak dan menjadi seorang Ibu yang sibuk mengurusi anak-anak di rumah."

Di meja makan Logan berucap. Mengutarakan kekhawatirannya yang didengar oleh Naomi dan juga Gemma.

"Aku tidak akan mati dengan tenang sebelum kulihat sendiri seorang penerus trah Taylor lahir ke dunia ini. Harapanku hanyalah Kenneth, penerus trah Taylor untuk di generasi-generasi berikutnya hanya akan berasal darinya," ucap Logan lagi.

Memikirkan hal ini Logan menjadi sangat gelisah. Andai ia memiliki dua orang anak laki-laki, ia takkan sekhawatir saat ini.

"Aku iri kepada Ical. Dia memiliki dua orang anak laki-laki dan cucu laki-laki pertamanya pun telah lahir," tambah Logan. Ia tersenyum mengingat tawa bahagia Ical ketika cucunya lahir.

"Trah Scott memang penghasil anak laki-laki dan minim anak perempuan. Kau lihat? Aku bahkan anak perempuan pertama setelah beberapa generasi," ucap Naomi. Maka dari itu ketika ia lahir, Felix Scott sungguh bahagia bukan main sebab pada akhirnya ada pula anak perempuan yang lahir di dalam trah mereka.

Logan bersedekap. Ia mulai mencari cara lain agar trah mereka tak habis sampai pada di Kenneth saja. Ruby benar-benar tak bisa dipaksa untuk memberi Kenneth keturunan. Logan tahu jelas Ruby seperti apa.

"Akan kusuruh Kenneth memberi benihnya kepada wanita yang siap untuk menampungnya. Kita gunakan rahim wanita lain," putus Logan.

"Ayah yakin? Tapi aku khawatir Ruby tidak akan setuju," sahut Gemma.

Logan terkekeh santai. "Kau lupa? Ayahmu ini gabungan dua benih yang lalu tumbuh di rahim wanita lain. Tidak perlu Ruby mengetahuinya karena anak itu pun akan Ayah dan Ibu yang urus, bukan dia. Lebih baik seperti itu karena Ayah benar-benar yakin Ruby tidak akan siap memiliki anak."

****

Rumah tangga baru biasanya akan dipenuhi dengan kemesraan juga kehangatan di antara suami dan istri. Itulah rumah tangga yang normal, beda ceritanya pada rumah tangga Kenneth dan Ruby yang abnormal.

Kenneth tak ingin memicu pertengkaran sampai pada akhirnya ia mencoba untuk melupakan saja kejadian di mana ia menangkap Balthazar bersama istrinya di kamar.

Lalu kesalahan pun menjadi tertumpu padanya. Akhirnya Kennethlah yang meminta maaf, meminta maaf sebab ia telah menangkap Balthazar dan Ruby di dalam kamar.

Beberapa hari lagi terlewati, Ruby masih benar-benar belum terbiasa, ia belum bisa menyesuaikan diri dengan statusnya yang adalah seorang istri. Ia nikmati hari-harinya dengan bebas. Bebas bepergian, bebas melakukan apa pun dan ke mana pun juga kapan pun ia inginkan.

Sebagian besar waktunya ia habiskan di luar untuk mengurus semua pekerjaannya. Malam harinya ia akan pulang ke penthouse lalu pergi mandi, melakukan night routinenya, duduk di depan MacBook dan kemudian pergi tidur.

Kenneth pun tak pernah bahkan tak berniat menegurnya. Yang terpenting adalah Ruby masih dapat pulang dan tidur di sebelahnya, cukup. Masih sempat mengobrol bersyukur, tidak pun tidak apa.

"Apa yang kau cari?" tanya Kenneth. Ia baru selesai mandi dan mendapati Ruby seperti sedang mencari-cari sesuatu.

Ruby tampak khawatir. "Kau yang memindahkan map-map dari atas sini?" Ruby menunjuk kepada salah satu meja di dalam kamar mereka.

Kening Kenneth berkerut. Ia kencangkan lagi lilitan handuk di pinggangnya. "Aku tidak—"

"Kau pindahkan ke mana? Map-map itu berisikan data-data pembelian semua tenderku," potong Ruby cepat. Ia menyugar rambutnya gelisah.

SLUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang