Chapter 24

86.2K 5.9K 915
                                    

"Tolong katakan sekali lagi dan aku—"

"Aku mencintaimu."

Shock. Ruby spontan melotot, ia melangkah mundur menjauhi Kenneth lalu menutup mulutnya. Kini ia berkhianat kepada logikanya, ia berkhianat kepada dirinya sendiri.

Ia tertegun sehebat-hebatnya, demi Tuhan ia tak menyangka kalimat itu akan keluar dari mulutnya di malam ini.

Sementara Ruby tertohok atas ungkapan isi hatinya, di sana Kenneth terpaku di tempat. Ia kehilangan kata-katanya untuk berucap, ia coba meyakini jikalau telinganya tak salah mendengar.

"Aku ingin mendengarnya lagi," lontar Kenneth setelah beberapa saat. Ia sorot sayu teduh kepada wajah Ruby dan perempuan itu terserang rasa dingin tiba-tiba.

"T-tolong, tolong katakan sekali lagi." Kenneth berjalan maju menghampiri Ruby kembali.

Setelah sekian lama, di malam ini Kenneth mampu merasakan gejolak asmara yang begitu menggebu-gebu di dadanya. Setelah delapan tahun ia merasa hampa, malam ini ia menemukan kembali nuansa panasnya cinta yang dulu pernah ia rasakan.

Rasa dingin kian menjalar sampai ke punggung-punggung Ruby. Telapak tangannya menjadi lembap dan ia agak melotot menatap kosong ke samping. Logikanya stuck tak mampu bekerja, seolah mengizinkan hatinya untuk bebas mengungkapkan apa yang ia rasakan kini.

"Aku, t-tidak. Maksudku—"

Suara perempuan itu menghilang. Kenneth mengambil langkah lebarnya, ia tarik tangan Ruby lantas menangkup kembali pipi Ruby dan langsung ia merunduk rendah menyatukan bibir mereka.

Dada Ruby meninggi. Ia meremas kedua lengan Kenneth, menerima serangan tiba-tiba lelaki itu di saat ia bahkan belum menyiapkan lebih banyak pasokan oksigen.

Cengkeraman Ruby di lengan suaminya melemah. Jatuh ke bawah dan langsung Kenneth bawa tangan perempuan itu memeluk pinggangnya kini. Satu tangan Kenneth pun ikut merengkuh pinggang meliuk Ruby.

Mereka saling memeluk dengan mesra, berpagutan intens memberi balasan secara lembut namun mendalam. Kenneth putar arah kepala mereka dan kian mantap sudah pagutan keduanya.

Terus memberi lumatan-lumatan penuhnya, perlahan-lahan Kenneth melepas tautan bibir mereka. Satu tangannya berada di pipi kanan Ruby sementara satu tangannya lagi masih setia merengkuh pinggang istrinya.

Napas mereka saling beradu, merasakan dada masing-masing yang seolah tengah ditumbuk-tumbuki. Berdebar tak karuan dan untuk bernapas saja serasa berat.

Ruby sesak. Ia mendongak melihat Kenneth sekilas dan lelaki itu menatapnya tak terbaca. Kenneth buat perutnya agak patah ke dalam lalu ia merunduk lagi membawa kening mereka bersentuhan seperti tadi.

Sama-sama mereka menutup mata dan merasakan sesuatu yang seperti meluap-luap di hati. Kenneth tangkupi pipi Ruby mesra dan kening mereka terus bersentuhan, bernapas kini keduanya dari mulut sebab merasa begitu sesak.

"Aku mencintaimu," ungkap Kenneth untuk yang kesekian kalinya. Berbisik parau berat dan Ruby dengarkan baik-baik dengan mata terpejam pun alis berkerut.

Ia remas lagi lengan kekar Kenneth yang membentang masih menangkupi kedua pipinya lembut begitu mesra. Masuk penuh wajahnya dalam telapak tangan besar Kenneth. Sekali remasan maka dipastikan wajahnya dapat remuk.

SLUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang