2600 kata 📌
****
"A-ahh! Rubyh..."
Ruby mengerjap, berupaya fokus kepada kliennya yang sedang berbicara menyampaikan pendapatnya. Di balik meja ia meremas perutnya sendiri yang terasa ngilu dan tadi ia pun telah meminta Madi untuk membelikannya obat pereda nyeri.
Posisi duduk perempuan ini agak mengangkang. Dia yang selalu duduk dengan pose seksi, memangku satu kakinya dan menegakkan pundak, siang ini Ruby duduk bersandar dan membuka kedua kakinya.
Pikiran Ruby sulit fokus. Desahan berat seksi Kenneth seperti kaset yang terus diputar sehingga dapat ia dengar hampir di setiap menitnya. Kejadian semalam seperti film yang juga terus terpampang di depan mata Ruby hingga ia mengingatnya hampir di setiap detik.
Seluruh tubuhnya telah dipenuhi kini oleh aroma tubuh Kenneth. Sedari ujung kaki sampai kepalanya telah Kenneth cecap habis tak menyisakan sejengkal cela pun.
Dibalik riasan wajah Ruby, ada wajah aslinya yang tampak pucat. Dibalik polesan lipstick merah jantungnya, ada bibir asli Ruby yang kebas juga memucat. Dan dibalik pakaiannya, ada tanda-tanda merah yang memenuhi perut serta dada Ruby.
"Selesaikan semua urusanmu dan pulanglah denganku hari ini. Kutunggu di hotel."
Saat membaca pesan Kenneth, Ruby kembali berdebar dan ia semakin menjadi tidak fokus lagi.
"Aku tidak ingin pulang denganmu. Lusa aku akan kembali bersama-sama dengan Madi juga Ricci."
Ruby membalas. Mengetik cepat dan berupaya fokus kepada kliennya yang sedang berbicara.
Lalu di hotel, Kenneth baru saja bangun dari tidurnya yang semalam benar-benar nyenyak. Ia sendiri lupa kapan terakhir kali ia tidur selelap itu. Semua masalahnya bersama Ruby sangat menguras emosi sampai-sampai ia sulit tidur dan selalu begadang.
Saat terbangun barusan, Kenneth masih dalam keadaan telanjang bulat dan hanya selimut putih tebal yang menutupi sebagian tubuhnya sampai pada pinggang.
Seperti orang tidak waras Kenneth tersenyum samar-samar saat masih memejam dan posisi telungkup. Ia lalu bangun dan duduk di tepi ranjang, melihat kepada tissue-tissue kusut yang berserak di lantai lalu terdapat bercak merah darah.
Ia bergeming dan seketika menjepit pangkal hidungnya. Alis lelaki ini sampai berkerut saat mengingat semalam Ruby menangis di bawahnya, tangan dan suara wanita itu gemetaran lalu mencoba mendorongi perut Kenneth untuk berhenti.
Saat Kenneth coba tekan dalam dan dia tahan, Ruby semakin gemetar lantas benar-benar menangis. Kenneth kecupi kedua mata basah Ruby juga kening istrinya lembut-lembut, ia beri ketenangan namun akhirnya kedua mata Kenneth ikut merah memanas.
Semakin ia pandangi mimik tak berdaya Ruby, perasaannya semakin membeludak lalu benar-benar ia mengentak memberi gerakan lamban mendalam. Ruby memeluk lehernya sangat kuat, menangis di sebelah telinga Kenneth dan keringat mereka menyatu.
"Jangan begini. Aku ingin pulang denganmu dan sama-sama kita kembali ke rumah."
Kenneth mengetik lagi membalas pesan Ruby sebelumnya. Ia menatap layar ponselnya sayu-sayu, yakin pasti Ruby ingin menjauh sesaat.
"Aku tidak bisa."
Setelah membaca balasan Ruby langsung saja Kenneth menelepon istrinya yang di sana menjadi kalang kabut. Tidak Ruby angkat, ia tolak kemudian membuat mode silent lalu menyimpan ponselnya di dalam tas.
Kenneth terus menelepon meski tak kunjung Ruby angkat. Ia hubungi berkali-kali dan mengirimi Ruby banyak pesan.
"Maafkan aku. Jangan marah padaku begini. Aku minta maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
SLUT
ChickLitFollow untuk membuka bab-bab yang dikunci melalui web ! 21+ || DARK LOVE ROMANCE Description : Demi memenangkan tender raksasa itu, Kennteh Xanth Taylor mempertaruhkan harga dirinya. Kekalahan telak pun ia dapatkan, dan citra tingginya diinjak-injak...