15. Pretty

195 51 45
                                    


Waspada!
Keep vote & komen ♡
💜






Tangis Pretty meraung-raung gara-gara telpon nya dengan sang ayah segera ditutup oleh Sugaeng. Membuat Sugaeng harus membekap mulut Pretty, yang tentu saja hidung nya akan ikut tertutupi oleh tangan besar Sugaeng.

Tiba-tiba, Sugaeng, Joony, dan Jihop dikejutkan oleh suara sirine mobil polisi yang sedang berpatroli dan akan melewati jalan dimana mereka berada sekarang.

Mereka bertiga kelimpungan. Joony dan Jihop langsung bersembunyi dibalik mobil. Sementara Sugaeng, memutuskan sembunyi dibelakang kotak telpon umum sembari terus berusaha membuat suara Pretty tak terdengar oleh polisi. Tak peduli oleh usaha Pretty yang terus berusaha memberontak.

Hingga tiga menit berlalu. Setelah kiranya situasi mereka bertiga sudah dirasa aman, mereka muncul dari persembunyian.

"Sugaeng! Udah aman!", kata Jihop pelan dari seberang jalan.

Baru saja Sugaeng bernafas lega karena polisi sudah menjauh, sekarang dirinya kebingungan oleh keadaan Pretty yang tampak memejamkan mata dengan tubuh yang lemas tak berdaya.
Dia tarik tangannya yang membekap mulut Pretty sejak tadi.

"Hey! Bangun! Jangan pingsan!"

Tubuh mungil itu dia goncangkan untuk menyadarkannya.
Pikirnya, mungkin anak kecil ini pingsan.
Namun Pretty tak kunjung sadar.

"Mana si Sugaeng?", tanya Joony.

Jihop pun menghampiri temannya itu yang masih berdiri di dekat kotak telpon.

Jihop, "Ada apa?"

"Gue gak tau. Anak ini gak bangun-bangun."

Mata Jihop melebar.
"Lu apain dia?"

"Tadi gue cuma bekap mulutnya biar tangisan dia gak kedengeran polisi."

Jihop coba cek hidung dan denyut nadi Pretty di leher, juga tangan.
Kemudian, dia meneguk ludah nya sendiri.
Matanya menatap Sugaeng gelisah.
Sugaeng paham. Dirinya pun tentu sangat terkejut dan tidak tau harus bagaimana.
Sudah jelas, dia telah menghilangkan nyawa anak orang lain.

Jihop, "Dia udah gak ada karena kehabisan nafas."

"Kenapa kalian masih disini?"
Joony muncul menghampiri mereka berdua.

Bibir Sugaeng kelu.
"E.. i-ini bos..
Anak ini.. e.."

Joony tidak bisa sabar.
"Anak ini apa?"

Dengan berusaha memberanikan diri, Jihop melanjutkan, "Dia.. mati, bos."

"APA?"
Mata Joony membelalak kaget.

"GOBLOK!", tangannya memukul keras kotak telpon.

Matanya menatap nyalang Sugaeng yang tak berani melihat wajah nya.

Sementara tubuh Pretty sudah berpindah ke pangkuan Jihop.

PLAK

Tamparan keras Joony membuat tubuh Sugaeng terhuyung.

Belum puas, Joony menambah nya dengan tamparan lagi, dan tendangan keras di perut Sugaeng.

Emosinya memburu.
Dia baru saja kehilangan kesempatan untuk mendapatkan uang 50 juta dengan mudah.

"Maaf, bos.."

Joony mengusap kasar keringat di wajahnya.

Tiba-tiba,

"Ada mobil polisi lagi, bos!", seru Jihop.

Mereka bertiga pun segera menaiki mobil untuk pergi.




Sementara itu, di kediaman rumah besar Taedy, di ruang keluarga terdapat Jimmy, dan Taedy, yang menonton Tv tanpa minat.

Taedy yang tengah melamun, dihampiri Ayden yang bangun dari tidur nya, dan menceritakan mimpi nya bertemu Pretty ;
"Pah, tadi Ayden mimpi ketemu dek Pretty. Dek Pretty bisa terbang, dia dadah dadah ke Ayden. Terus terbang lagi, jauh.. banget, pah."

Taedy hanya dapat menghela nafas pasrah, dan tersenyum tipis.
Sedangkan Jimmy, terdiam seribu bahasa. Perasaan nya terasa jadi sedih.

Sampai tiba-tiba, tepat pada pukul sepuluh malam, mereka di kagetkan oleh ketukan pintu rumah yang cukup keras, suara si pengetuk pintu. Lalu disertai suara tembakan pistol ke udara.

Taedy bangkit.

Mereka pun beranjak ke depan rumah.


Dan ketika pintu rumah Taedy buka..

Sebuah peti kayu cukup besar telah berada didepan pintu, tanpa kehadiran siapapun.

Jimmy, "Apa itu..?"

Taedy membuka tutup peti itu, lalu.. menemukan si bungsu, Pretty, terbaring disana dengan mata terpejam.

Semua mata membelalak.

Ayden memeluk sang Papah.
"Dek Pretty kenapa?"

Mulut Taedy diam. Dia bawa Pretty dalam dekapannya.

"Pretty sayang.."
Suaranya lirih dan bergetar.






😭
Pretty...
Sedih gak?
Kesel gak?
Ayo lanjut ke bab 16

[NEW] 🔞 Kookie Sooketie: Selamat Malam [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang