😗
Keep Vote & Komen
💜BRUK
Bos Joony membaringkan Sooketie secepat kilat. Tangannya bergerak lihai dan cepat merobek melucuti pakaian Sooketie. Tidak peduli dengan pemberontakan Sooketie yang bertenaga jauh lebih kecil dari nya itu.
Dia terus menjamah anggota tubuh Sooketie dengan kefokusan tinggi. Bersama nafas yang memburu hebat akibat gejolak hasrat yang begitu membara.
"Sudah ku bilang! Menurut padaku!!", bentaknya pada Sooketie yang telah menangis dalam pemberontakan.
"AAARGHH! HHIKS."
Sooketie menjerit kaget ketika kejantanan si bos telah menerobos ruang berharga kehormatannya di bawah sana. Yang selalu dia jaga dari siapapun.Rasa ngilu dan sakit pun menyerang. Tubuhnya melemah. Menjadikan bos Joony semakin leluasa beraksi, semakin gencar memainkan dirinya yang terus terpacu dalam gairah.
"Nikmat kan sayang? Hm? Ayo bersuara!", ucapnya selagi terus menghentakan tubuh Sooketie yang terus menangis dan membisu akan kesakitan yang menjalar raga dan hati nya tiada henti.
Lima jam berlalu.
Dengan tenaga yang tersisa, Sooketie ambil air di bak untuk mengguyur wajah dan badannya.
Tubuhnya turun, meringkuk di dinding kamar mandi. Terisak-isak dalam tangis yang pilu.Mengapa dirinya harus mengalami hal ini?
Setelah hari itu, penderitaan lah yang Sooketie alami.
Hari-hari dia lalui dengan menjadi budak seks yang terkurung dalam sebuah kamar.
Entah sudah berapa kali dia disetubuhi. Bahkan Sooketie tidak mengingat ada berapa lelaki yang telah menorehkan derita pada diri nya.
Tak pernah sekali pun dia menikmati. Tak pernah sekalipun dia dibuat merasa indah.
Yang ada hanya rasa sakit dalam raga dan jiwa.Sampai hampir tiga bulan kemudian.
Di suatu hari, Sooketie mengalami pingsan lalu diperiksa oleh seorang dokter yang dibawa bos Joony itu, menyatakan bahwa Sooketie telah mengandung. Hamil. Katanya, usianya sekitar tiga minggu.Dan sang bos yang tidak dapat menerima keadaan itu, memutuskan untuk mengusir Sooketie.
Satu sisi, Sooketie senang dapat meninggalkan tempat itu. Di satu sisi lain, dia bersedih dengan kehamilannya yang harus terjadi.
Dia tidak membenci janinnya. Hanya.. kecewa dan bersedih atas kenapa anak ini harus dia kandung oleh keadaan penderitaan ini..
"Eh, dek Sooketie.. baru pulang?"
Sapa seorang ibu-ibu tetangga Sooketie yang melihatnya telah sampai pulang kembali ke rumah."Iya, bu..", jawabnya dengan ramah seperti biasa. Lalu segera masuk ke dalam rumah, agar menghindari pertanyaan-pertanyaan yang mungkin saja akan membuatnya khawatir akan menjawab apa.
Rumah bilik anyaman bambu yang dia tinggali bersama mendiang ibu nya tampak berdebu akibat ditinggal sekitar dua bulan.
Sooketie duduk diatas tikar pandan yang dia gelar. Lalu pikirannya berkelana. Meratapi nasib yang begitu menyedihkan.
Sekarang, orang lain telah membuat dirinya trauma. Trauma berat.
Apakah masih ada yang dapat dia percaya..Kemudian terbesit satu kata di otaknya. Polisi.
"Ya, aku harus melapor pada polisi."
Sore hari di kantor polisi terdekat yang jarak nya sekitar satu jam dengan berjalan kaki dari kampung. Sooketie telah berada di sana dan melaporkannya. Tetapi sekarang dia tengah terdiam, kesulitan sendiri setelah ditanya bukti untuk kebenaran kasus nya, yang mana dia sendiri tak memiliki bukti apapun selain dirinya sendiri.
Lalu diserbu oleh pertanyaan, pernyataan yang justru menyudutkan dirinya.
Seperti;
"Kamu kenapa tidak melawan dan berusaha kabur dari dulu?"
"Kamu pasti ikut menikmati kan?"
Atau,
"Apa jangan-jangan, awalnya kamu yang menggoda pelaku?""Jangan-jangan kamu suka berpakaian seksi?"
"Perempuan seperti kamu pasti memanfaatkan kecantikan untuk mendapatkan uang."
Kalau ini, kata salah seorang polisi perempuan yang ada disana.Dan berujung pada;
"Kamu punya uang berapa? Semua bisa segera beres ditindak kalau kamu ada uang lima juta."
"Atau, kalau kamu mau pilih.. kamu bisa bersedia jadi istri muda saya. Gimana?"Langkah kakinya gontai, menahan rasa lelah dan rasa lapar yang menyerang. Dalam dinginnya angin sore menjelang senja, Sooketie terus berjalan kaki untuk bisa segera sampai di rumah sebelum hari menjadi gelap.
Suasana yang begitu sepi dan semilir angin yang dingin, membuat pikirannya dramatis, merutuki nasib yang menimpa diri.
Dia biarkan air mata lolos berlinang. Hati nya menjerit-jerit.Dunia sungguh kejam..
Sebuah sungai mengalir cukup deras dibawah jembatan kayu yang Sooketie injak sekarang.
Dia menunduk memandangi nya dari tepi jembatan."Apakah.. aku akan langsung mati jika aku melompat ke sungai ini?"
🙁 Apa Kookie Sooketie akan bunuh diri, guys?
Mari lanjut di bab 27 ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
[NEW] 🔞 Kookie Sooketie: Selamat Malam [ END ]
Random"BANGKITLAH! BANGKITLAH! BANGKITLAH SOOKETIE! BANGKITLAH!!" Gimana jadi nya kalau Taedy alias Taehyung seorang pemuda tampan asal kota mengawini seorang gadis cantik jelita yg trnyata manusia jadi-jadi an? Siapa bilang yang bisa jadi pemeran Suzzana...