part 3

46.7K 2K 81
                                    

Tiba-tiba pengen update pagi-pagi.
Ya udah deh update dadakan aja.

Btw cerita ini masih belum rame ya, bantu ramein yuk. Jangan lupa kasih vote dan komennya.

Happy reading.

Sampainya di basement, Arya keluar dari mobil dan disambut oleh senyuman hangat yang sekertarisnya layangkan padanya. Lantas saja Arya langsung membalas senyuman itu dan berjalan menghampiri sang sekertaris.

"Selamat pagi, Pak." Sapa Dinda dengan ramah.

"Pagi." Balas Arya, mereka berdua berjalan memasuki kantor secara bersamaan. Sepertinya Arya dan Dinda datang terlalu pagi, terbukti dengan keadaan kantor yang masih terpantau sepi. Hanya ada beberapa saja yang sempat berpapasan.

Sampai di lantai tujuan mereka, Arya mengajak Dinda untuk masuk ke ruangannya.

"Ini sarapan untuk bapak." Senyum bahagianya tidak pernah lepas dari wajah cantik Dinda. Dinda mengeluarkan kotak bekal yang dibawanya untuk Arya, tentunya untuk dirinya juga.

Saat Arya membalas pesannya, Dinda urung untuk melakukan sarapan dirumah. Dia lebih memilih untuk sarapan bersama dengan bosnya saja.

"Kamu yang masak sendiri?" Tanya Arya sembari tetap melanjutkan mengunyah makanan.

Dinda mengangguk dengan semangat, dilihat dari ekspresi yang ditunjukkan Arya sepertinya masakan Dinda tidak terlalu buruk.

"Enak, sepertinya kamu pintar masak ya."

Mendengar pujian Arya tentu saja Dinda merasa sangat bahagia, senyum semakin terlihat diwajah Dinda.

"Bapak bisa aja, saya baru belajar kok." Dinda malu-malu.

"Berbakat kamu, lain kali bawakan saya menu yang lain." Arya mengatakan dengan tanpa beban, dan tanpa dirinya sadari pula perkataannya itu telah membuat suatu harapan tumbuh dalam diri Dinda.

"Beneran pak? Saya siap loh masakin bapak kapan aja." Dinda mengatakan dengan semangat yang menggebu-gebu. Hatinya sangat berbunga-bunga mendengar penuturan bosnya barusan.

Arya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Siap pak. Nanti jangan bosan-bosan ya makan masakan saya." Arya mengangguk lagi.

"Kamu makan juga, sebentar lagi jam kerja mau mulai."

Mereka melakukan sarapan bersama dalam ruangan Arya, sesekali ditimpali oleh perbincangan ringan antar keduanya.

Sedangkan di tempat lain, Kayla baru saja selesai merias wajah kedua temannya. Kayla membereskan alat-alat makeup yang berantakan kemana-mana. Akibat buru-buru tadi jadinya Kayla merias dengan ngebut. Tapi untunglah hasilnya bisa membuat puas kedua temannya itu.

"Bagus banget makeup Lo Kay, gak mau lanjut jadi MUA aja nih?" Nada melayangkan pertanyaan sekaligus saran untuk Kayla.

Tangan Kayla memang ajaib, tidak pernah mengecewakan jika soal seperti ini. Bahkan wanitanya itu hanya punya waktu yang singkat untuk mengerjakan pekerjaannya tadi.

"Masih belum tau. Lo kan tau sekarang gue udah sibuk bikin Vidio sama ngurus suami." Jawab Kayla masih terus membereskan alat-alatnya.

"Ya Lo sih pakai nikah muda segala. Padahal baru juga lulus."

Ya memang benar apa yang dikatakan temannya itu, Kayla memang baru saja lulus kuliah dua bulan sebelum pernikahnnya. Dan lanjut dilamar oleh Arya, karena sudah kepalang cinta jadilah tanpa pikir panjang Kayla menerima ajakan Arya begitu saja.

"Ya mau gimana lagi? Mas Arya udah ngajak serius, masa mau ditolak."

"Bener juga sih. Jaman sekarang nyari yang berani serius apalagi sat set gitu susah." Kayla mengangguk membenarkan apa yang dikatakan temannya.

"Ya udah lah. Yang penting Lo bahagia mah gak ada yang perlu disesalin." Timpal Nada.

"Kalian gak mau berangkat? Udah hampir terlambat loh." Ucap Kayla saat melirik pada jam tangan yang telah menunjukkan pukul setengah delapan.

"Eh iya sampai lupa kita. Lo jangan lupa ya datang juga kesana." Dengan buru-buru Nada mengambil high heels nya dan memakainya.

"Iya tenang aja, gue mau cari sarapan dulu, lapar." Nada dan satu lagi teman Kayla mengangguk lalu mereka bertiga berjalan keluar dari kamar Nada, tempat yang digunakan untuk menjadi ruang make up mereka.

"Eh Nad, gue titip dulu ya peralatannya. Nanti kalau gue kesini lagi baru gue ambil." Tanpa pikir panjang Nada langsung menganggukinya. Dipikir-pikir kasihan juga Kayla jika kesana kemari sambil menenteng tas besarnya itu.

Nada dan Vina pun pamit pada Kayla, mereka menaiki mobil milik Nada, sedangkan Kayla tengah menunggu ojek yang dipesannya, masih belum datang juga. Macet kali ya dijalan.

* * *

Lelah sekali rasanya tubuh Kayla ini. Datang ke acara wisuda temannya membawa dua buket bunga sekaligus. Belum lagi paperbag berisi hadiah darinya, mana tidak ada yang membantu lagi.

Setelah bertemu dengan temannya, dia mengucapkan selamat atas kelulusan dan mereka berfoto-foto ria. Setelah itu dilanjutkan dengan temannya itu yang tiba-tiba saja mengajak untuk ikut foto studio. Saat Kayla akan menolak Nada malah mengeluarkan raut memelas, jadilah Kayla tidak tega untuk menolaknya.

Dua jam dihabiskan dalam studio dan berakhirlah mereka di sebuah restoran all you can eat dekat sana. Mereka makan sepuasnya dan baru sadar bahwa hari telah menjelang malam.

Akhirnya Kayla dan Vina berkahir di rumah Nada kembali. Rencananya tadi Kayla akan langsung pulang saja, tapi dia baru ingat untuk mengambil peralatannya di rumah Nada.

Hubungan mereka bertiga memang dekat, mereka adalah teman sejak jaman SMA dulu. Memasuki awal kuliah Kayla tidak berada di kampus yang sama dengan temannya. Itulah mengapa Kayla bisa lulus lebih dulu dari pada kedua temannya itu, jadwal wisuda mereka terpaut jarak yang cukup jauh.

Sampai dirumah Nada, mereka bertiga langsung merebahkan badannya di atas ranjang Nada yang ukurannya cukup luas. Keheningan terjadi di antara mereka.

Hingga tiba-tiba dering handphone yang ternyata adalah milik Kayla seketika berbunyi, menyadarkan mereka bertiga dari kantuk yang sempat menghampiri.

"Kalian berdua nginep ajalah disini, gue mau mandi dulu." Ucap Nada, lalu sang pemilik rumah itu meninggalkan kedua temannya menuju kamar mandi.

Vina, teman Kayla satu lagi memilih untuk tetap merebahkan tubuhnya sedangkan Kayla sendiri harus bangun dan mengangkat panggilan telepon dari suaminya.

"Sudah pulang?" Pertanyaan itu Arya lontarkan saat panggilan baru saja diterima oleh Kayla.

"Belum Mas, masih ada dirumah Nada. Mas sendiri udah pulang?"

"Ini mau pulang, tadi masih ada kerjaan dikit." Kayla mengangguk, melirik pada pergelangan tangan yang tersemat jam tangan disana. Dilihat dari waktunya memang suaminya itu agak molor dikit.

"Jemput aku ya Mas." Pinta Kayla, sekalian saja kan suaminya itu mumpung masih ada diluar juga.

"Ya udah kirim alamatnya."

Panggilan pun berakhir, kayla mengirimkan lokasinya berada. Dan tidak lama kemudian dua centang biru terlihat disana, mungkin suaminya itu langsung otw ke tempat Kayla berada.

Di lain tempat. Setelah mendapat pesan bersihkan lokasi Kayla, Arya langsung matikan handphone dan berpamitan pada Dinda.

Jangan salah paham dulu, Arya hanya sekedar mengantarkan sekertarisnya itu pulang sebagai tanda terimakasih karena telah dibawakan sarapan olehnya.

Saat sampai dirumah Dinda, wanitanya itu menawarkan agar Arya mampir dulu sebentar dan Arya pun menyetujuinya.

Hingga beberapa waktu berlalu dan barulah Arya teringat dengan istrinya dan meneleponnya.

"Saya pamit." Ucap Arya, saat telah berada didepan pintu mobil.

Dinda mengangguk lalu saat mobil Arya mulai meninggalkan halaman rumahnya, Dinda melambaikan tangan pada sang pemilik mobil.

TBC

Wifey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang