"Capek banget Mas hari ini seharian full kegiatan." Kayla mengeluarkan keluh kesahnya saat baru saja mendudukkan bokongnya di kursi penumpang depan.
Arya yang mendengar itu hanya menanggapi dengan deheman pelan. Kayla menyandarkan punggungnya di sandaran kursi, mobil yang dikendarai oleh suaminya itupun melaju meninggalkan rumah Nada.
Jalanan yang padat, menyebabkan kemacetan-pun menyambut mereka. Mereka terjebak di antara banyaknya mobil yang menghiasi jalanan kota.
Kayla mendesah lelah, bayangan empuknya kasur sepertinya harus tertunda dulu. Yang terpenting sekarang ini bagaimana caranya agar cepat terlepas dari kemacetan yang terjadi.
Karena sudah tidak kuat menahan kantuk dan bosan melihat mobil-mobil didepannya, tanpa sadar Kayla mulai memejamkan matanya, nafasnya mulai teratur menandakan bahwa dia memang telah benar-benar terlelap.
Sedangkan di sampingnya, Arya sibuk memfokuskan diri ke arah depan. Tubuhnya juga lelah seharian ini habis bekerja, dia juga rasanya sudah tidak sabar untuk segera sampai dirumah.
Meskipun macet sudah menjadi makanan mereka sehari-hari, tetap saja rasanya agak kesal jika mengalaminya secara langsung. Sebenarnya apa sih yang menyebabkan macet di depan sana?
Berpuluh-puluh menit, dihabiskan dalam kemacetan akhirnya pasangan suami itu sampai juga di depan kompleks perumahan mereka.
Arya memarkirkan mobilnya di garasi rumah. Dia hendak membangunkan Kayla, tapi melihat wajah istrinya yang tertidur dengan lelap membuat Arya mengurungkan niatnya.
Tidak tega rasanya menggangu waktu tidur istrinya, apalagi semalam waktu tidur Kayla tidak cukup. Tidak ada pilihan lain, jalan satu-satunya yaitu adalah dengan menggendong Kayla ke dalam.
Agar lebih memudahkan aksinya, hal yang pertama dilakukan Arya adalah membuka pintu yang semula terkunci. Setelah itu barulah Arya kembali dan mengangkat tubuh Kayla, dibawanya tubuh lelah istrinya itu ke kamar mereka.
Tidak sulit untuk Arya melakukan hal itu, tubuh Kayla ini menurutnya termasuk dalam kategori ringan.
Sesampainya di kamar, dengan hati-hati Arya meletakkan tubuh istrinya itu atas kasur mereka.
Tidak ingin langsung bergabung dengan istrinya begitu saja, Arya memilih untuk membersihkan tubuhnya yang sudah terasa lengket di sana-sini.
Kayla mengeliat pelan, mencari posisi yang nyaman. Dia meraih guling dan memeluknya dengan nyaman. Tapi kenyamanan itu tidak berlangsung lama, suara dering handphone yang menggema mengusik waktu tidur Kayla.
Dengan mata yang masih terpejam, kayla mengulurkan tangan dan meraih handphone yang letaknya tidak jauh dari sana.
Karena berpikir bahwa itu adalah handphone miliknya, tanpa perlu melihat nama sang penelepon langsung saja Kayla menekan tanda terima.
"Iya kenapa?" Tho the point Kayla. Tapi bukannya mendapat jawaban yang berarti, sepertinya orang di sebrang sana juga merasa bingung.
"Siapa ya?" Kayla mengernyitkan dahinya mendengar itu. Lalu setelahnya Kayla berpikir bahwa yang menghubungi adalah orang iseng ataupun salah tujuan, akhirnya masih dengan setengah sadar kayla pun menekan tanda merah dan panggilan itu berakhir.
Dari pada meladeni orang itu, alangkah baiknya untuk Kayla melanjutkan tidurnya saja.
_____
Saat adzan magrib berkumandang, Kayla bangun dan langsung membersihkan dirinya.
Karena sedang PMS, maka Kayla hari ini libur dulu ikut ke masjid dengan suaminya itu.
Arya ini bisa dibilang taat dalam beribadah, suami dari Kayla itu sebisa mungkin selalu melakukan ibadah di masjid dekat kompleks. Kecuali memang sedang ada hambatan barulah Arya akan mengajak Kayla untuk jamaah di rumah.
Kayla sangat beruntung kan punya imam seperti Arya ini?
Biasanya di jam-jam seperti ini, Kayla akan sibuk berkutat didapur untuk menyiapkan makan malam mereka. Tapi sekarang ini rasanya Kayla sangat malas, jadilah dia berencana untuk mengajak suaminya makan diluar saja, sekalian jalan-jalan berdua menikmati indahnya kota. Sepertinya itu ide yang bagus.
"Assalamualaikum." Nah kan, panjang umur. Baru saja dipikirkan suami Kayla itu sudah datang saja.
"Waalaikumsalam." Kayla menyambut kedatangan suaminya, tidak lupa juga dia mencium punggung tangan Arya.
"Aku gak masak malam ini Mas." Kayla memberitahu sembari mengekori suaminya yang berjalan menuju kamar.
"Kita makan diluar aja ya." Arya mengangguk, dia mengganti baju Koko nya dengan kaos oblong sederhana.
Mendapat anggukan dari suaminya, Kayla tentu saja kesenangan. Kayla langsung memeluk tubuh Arya dari belakang.
"Tapi aku mau naik motor, sekalian keliling berdua."
"Masuk angin nanti." Tidak bisa, kayla sepertinya harus membujuk Arya dengan ekstra agar rencana pacaran versi halal mereka tidak gagal begitu saja.
"Kan pakai jaket Mas, gak bakal masuk angin kok." Arya tetap menggeleng tidak menyetujui usulan istrinya itu.
Kayla menjadi cemberut. Lagian Kayla kadang merasa heran dengan suaminya itu. Laki-laki itu jika mau pergi selalu membawa mobil, padahal di rumah mereka juga ada motor. Untuk apa beli jika tidak dipakai, kan sayang.
Dipakai sih tapi hanya beberapa kali saja, itupun hanya untuk dekat-dekat sini saja. Apa saking banyaknya uang membuat Arya pusing untuk menghabiskannya? Kan ada Kayla yang selalu siap sedia untuk menampung uang laki-laki itu.
"Kita kan jarang Mas naik motor berdua, sekali aja ya?" Kayla melepaskan pelukannya pada tubuh Arya, dia beralih ke hadapan suaminya dan menampilkan raut wajah memohonnya.
"Pliss." Arya mengehela nafas pasrah, dia tidak kuat jika cara merayu Kayla seperti ini.
Wajah cantik sekaligus imut milik istrinya itu adalah kelemahan bagi Arya. Seakan bergerak sendiri, Arya menganggukan kepalanya pelan.
"Yes." Kayla berseru senang, dengan refleks Kayla mendekat dan mengecup pipi Arya berulang kali.
Saat akan menjauhkan wajah, tiba-tiba saja Arya memegang kepala Kayla dan mempertemukan dua bibir mereka.
"Cium yang benar itu seperti ini." Ucap Arya setelah pangutan mereka terlepas. Arya mengusap bibir Kayla yang basah menggunakan ibu jarinya.
Pipi Kayla merona akibat ulah suaminya itu. Kayla pun berbalik badan dan berlari menjauh. Mencegah agar Arya tidak melihat pipinya karena pastinya hal itu akan dijadikan bumerang untuk menggoda Kayla nantinya.
"Jangan lupa pakai jaket atau kita gak jadi pergi."
Mendengar penuturan suaminya itu, Kayla membalik badan menatap suaminya itu dengan mata yang melotot. Enak saja tidak jadi, tidak tau apa ya di otak Kayla telah terbayang bagaimana bahagianya pacaran ala anak-anak jaman sekarang.
"Gak boleh dong. Harus jadi pokonya."
"Ini pakai." Arya mengulurkan satu set pakaian panjang berserta jaketnya pada Kayla.
Tidak mungkinkan membiarkan istrinya itu keluar hanya dengan mengenakan daster rumahan seperti ini.
"Ya udah Mas tunggu diluar, aku mau ganti baju."
"Saya tunggu disini saja." Ucap Arya santai sambil mendudukkan dirinya di atas kasur.
"Jangan aneh-aneh ya, yang ada nanti Mas khilaf." Kayla menarik tangan suaminya agar menunggu diluar kamar. Setelah berhasil barulah Kayla menutup pintu dan tidak lupa menguncinya.
Kalau seperti ini kan Kayla jadi enak ganti bajunya. Coba saja kalau ada suaminya itu, pastilah Kayla akan dimati habis-habisan. Kan malu jadinya.
To be continued
Seru gak sih?
Please butuh banget komen kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wifey
RomanceTerdesak oleh keadaan membuat Arya memutuskan untuk menikahi perempuan yang menaruh hati padanya, Kayla. Hingga suatu ketika, tiba-tiba saja Arya terbuai pada perhatian yang selalu diberikan sekertarisnya. Bagaimana rumah tangganya akan berjalan. D...