part 9

35.6K 1.7K 14
                                    

Aku kasi update buat kalian seneng ga nih?

Happy reading ya, jangan lupa vote.

Arya pikir begitu sampai dirumah dia harus menerima jika didiami oleh istrinya, tapi itu sama sekali tidak terjadi. Kayla bersikap seperti biasanya, seolah tidak terjadi kejadian seperti siang tadi.

Kayla menyambut Arya dan menyalami tangan suaminya itu. Bahkan Kayla sudah menyiapkan cemilan untuk teman menonton mereka nanti. Kayla memang meminta untuk ditemani menonton setelah Arya selesai membersihkan dirinya.

Dan berakhir disinilah mereka, mendudukkan diri dengan bersandar di kepala ranjang. Di depannya terdapat cemilan-cemilan yang dibeli Kayla tadi.

Pandangan mata Kayla mengarah ke layar besar yang menyala di depannya. Arya sendiri pun juga sama, hanya bedanya Arya tidak terlalu mengikuti alur cerita karena jujur saja dia kurang tertarik dengan film bergenre romantis yang ditonton Kayla.

Maka jangan heran kalian jika sikap Arya ini tidak romantis.

Handphone Kayla yang berada di nakas tiba-tiba berdering dan nama kakaknya terpampang nyata di sana. Kayla melotot, pasti tentang kejadian tadi.

Kayla meraih handphone miliknya dan memberikan pada Arya. Arya mengernyitkan dahinya bingung.

"Bilang aja kalau aku lagi gak ada gitu." Kayla memberitahukan maksudnya menyuruh Arya yang berbicara dengan kakaknya.

"Siapa tau penting."

"Nggak Mas, pasti kakak ngamuk kalau aku yang ngomong. Nanti deh aku ceritain."

Tanpa menunggu jawaban dari suaminya, langsung Kayla menerima panggilan itu. Dan benar saja suara Irwan langsung menyapa dengan keras.

"Iya, kenapa?"

"Loh kok?" Irwan terdengar bingung karena yang terdengar bukan suara Kayla melainkan suara Arya.

"Kayla di kamar mandi, kenapa emang?"

"Kurang ajar emang istri Lo tuh. Ya udah nanti kalau udah ada orangnya suruh telepon balik." Tanpa salam dan lainnya, panggilan langsung dimatikan sepihak oleh Irwan.

Kayla terkikik karena dari suaranya saja sudah bisa dipastikan bahwa kakaknya itu sedang kesal pada Kayla.

"Kenapa? Bertengkar lagi sama Irwan?" Arya mencecar istrinya.

"Nggak kok. Tadi tuh aku kan mampir dulu ya ke mall, terus gak sengaja liat kak Irwan ngedate sama cewek. Ya udah aku foto terus aku kirim di grup keluarga." Kayla menjelaskan dengan santai tanpa rasa bersalahnya.

Tidak tau jika disebrang sana Irwan tengah dicecar oleh Mama mereka agar segera membawa wanita yang bersamanya untuk dikenalkan pada keluarga.

"Lain kali jangan seperti itu, jangan ikut-ikutan urusan pribadi orang."

Senyum yang tadinya bertengger di wajah Kayla, perlahan-lahan mulai memudar dan menghilang saat mendengar perkataan yang dilontarkan Arya.

Kadang kala Arya memang tidak suka jika Kayla terlalu terlibat dengan urusan pribadi orang lain, seperti sekarang ini misalnya. Menurutnya Kayla tidak berhak melakukan itu tanpa persetujuan dari Irwan.

Kayla terdiam, merenungi ucapan Arya barusan. Tujuan Kayla melakukan itu hanya untuk menjahili kakaknya saja dan pasti kakaknya itu juga mengerti. Tapi kenapa malah berakhir menjadi perdebatan antara dia dan juga Arya?

"Aku ada kerjaan Mas." Setelah mengatakan itu, Kayla berjalan ke arah lemari dan mengambil baju yang terlihat lebih sopan.

Untuk menghindari perdebatan yang lebih besar terjadi, Kayla memutuskan untuk membuat Vidio saja untuk nanti di upload di akunnya.

Setelah penampilannya rapi, Kayla mengambil paperbag yang tidak sempat dibukanya tadi, lalu dia berjalan keluar dari kamar menuju ruang tengah yang biasanya digunakan untuk mengambil Vidio.

_____

Jam kini telah menunjukkan pukul sebelas malam. Arya menunggu Kayla untuk segera kembali ke dalam kamar mereka. Tapi istrinya itu tidak kunjung datang juga.

Karena sudah terlalu malam, akhirnya Arya memutuskan untuk menyusul Kayla. Arya turun dari ranjang dan mencari keberadaan istrinya itu.

Di ruang tengah, dia melihat sosok yang tertidur dengan laptop yang masih menyala dan kamera yang tergeletak begitu saja di atas meja.

Mungkin terlalu mengantuk hingga Kayla bisa ketiduran seperti ini. Arya mematikan laptop Kayla yang digunakan untuk mengedit Vidio. Lalu dia membereskan barang-barang Kayla yang berhamburan kemana-mana.

Setelah semuanya beres, barulah Arya harus menggendong Kayla menuju kamar mereka. Tidak terlalu susah untuk Arya melakukan itu.

Tidak lama kemudian, Arya membaringkan Kayla dengan hati-hati di atas kasur mereka. Karena yakin Kayla tidak akan merasa nyaman dengan pakaiannya, akhirnya Arya memutuskan untuk mengganti baju Kayla dengan piyama.

Butuh perjuangan untuk Arya melakukan hal itu. Sebagai laki-laki normal dia haruslah memendam hasratnya saat melihat tubuh Kayla yang mulus. Apalagi ini istrinya, tidak berdosa jika seandainya Arya cumbu.

Tapi Arya masih waras, dia tidak tega membangunkan sang istri jika hanya untuk kepuasannya semata. Kasihan Kayla nya nanti.

Arya berhasil melewati dengan baik, dia lalu membaringkan dirinya di samping Kayla. Di baliknya tubuh Kayla agar menghadap dirinya, dan dikecupnya kening Kayla lama.

Arya sadar bahwa tadi itu Kayla berusaha menghindari dirinya. Mungkin salah Arya juga yang pemilihan katanya terlalu kasar untuk diucapkan pada Kayla.

"Kadang saya heran dengan diri sendiri. Kenapa bisa mengajak kamu berumah tangga padahal sudah tau bahwa kamu manjanya setengah mati."

Arya bergumam, menertawakan kebodohannya sendiri. Padahal sebelum dengan Kayla, Arya sama sekali tidak menyukai perempuan manja. Tapi dengan Kayla entah kenapa Arya tidak memikirkan hal itu lebih jauh.

Malah Arya senang jika Kayla selalu meminta bantuan padanya, Arya merasa seperti dibutuhkan.

Kehadiran Kayla dalam hidup Arya bagaikan warna yang berhasil mengubah hampir seluruh kehidupan pria itu.

Arya mengamati wajah cantik Kayla yang terlelap dengan tenang di dadanya. Hidung kecil yang menghembuskan nafas dengan teratur dan yang tidak bisa Arya abaikan adalah bibir tipis Kayla yang berwarna merah muda.

Kayla terlalu pintar merawat diri, hingga Arya tidak pernah merasa bosan untuk melihat fisik wanitanya.

Arya mendekatkan wajah mereka berdua dan mengecup bibir Kayla sekilas. Manis, itu yang selalu Arya rasakan saat mempersatukan bibir mereka.

Kulit sehat nan mulus yang dimiliki Kayla membuat wajah wanitanya itu sempurna. Tentu saja hal itu karena skincare yang selalu rutin dipakai dan sesekali Kayla juga melakukan beberapa treatment di klinik kecantikan favoritnya.

Beberapa menit Arya habiskan untuk mengamati wajah istrinya. Hingga akhirnya kantuk mulai datang dan Arya memutuskan untuk menyusul Kayla, memejamkan mata.

Arya semakin mengeratkan belitannya di pinggang ramping Kayla, satu lengannya di gunakan sebagai bantalan untuk kepala Kayla. Meskipun saat bangun akan terasa pegal tapi Arya suka dengan posisi ini.

Saat masih lajang dulu Arya tidak bisa jika tidur tanpa adanya guling, tapi sekarang posisi itu sudah digantikan dengan keberadaan Kayla. Lebih enak malah.

Dari semua kesempurnaan yang dimiliki Kayla, satu yang masih Arya herankan pada dirinya sendiri.

Rasa apa yang sebenarnya dia miliki untuk sosok istrinya ini? Rasa cinta kah atau hanya sayang layaknya pada keluarga?

TO BE CONTINUED

Wifey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang