Seperti biasa, setiap hari Sabtu Wifey akan update menemani malam kalian.
Enjoy ya, happy reading.
•
•
•
Setelah kejadian di rumah ibunya, hari-hari berjalan seperti biasa. Kayla bersikap seolah kejadian itu tidak pernah mengusiknya, bahkan sekedar untuk membahas bersama Arya tidak perempuan itu lakukan.
Tapi ada yang sedikit berubah dari Kayla, perempuan itu terlihat lebih pendiam dari biasanya. Jujur saja, Arya lebih suka sikap Kayla yang cerewet dan manja daripada yang seperti ini.
Rumah terasa sepi tanpa suara wanita itu. Arya memperhatikan Kayla yang memakan sarapannya dengan tenang. Karena sudah tidak tahan dengan keheningan ini, akhirnya Arya membuka suara.
"Kamu capek?" Kayla mengalihkan pandangannya dari makanan ke wajah suaminya itu.
"Nggak." Jawab Kayla dengan pelan. Lalu kembali fokus pada makanannya.
Arya menghela nafas, dia merasa tidak berselera untuk melanjutkan sarapannya. Tidak bisa dibiarkan Kayla seperti ini terus.
"Kalau emang capek atau butuh hiburan. Kamu bisa jalan-jalan sama teman kamu." Arya memberikan solusinya. Kayla hanya diam mendengarkan tanpa ada niat untuk menjawabnya.
Setelah mereka berdua selesai sarapan, Kayla mengantarkan suaminya itu hingga sampai depan pintu.
Kayla kembali memasuki rumah dengan menghembuskan nafas berat. Dia menghempaskan tubuhnya ke sofa empuk.
Jika dipikir-pikir ada benarnya juga apa yang dikatakan Arya, sepertinya Kayla memang butuh menjernihkan otaknya. Dia tidak bisa seperti ini terus, Kayla harus bangkit lagi.
Kayla meraih handphone yang bertengger di sakunya. Terdiam sebentar, sedang berpikir siapa kira-kira yang bisa menemaninya.
Nada? Tentu dia tidak akan bisa, karena beberapa hari lalu Nada mengabari bahwa dia sudah diterima kerja di salah satu perusahaan besar di kota ini. Jadi pasti hari ini dia sedang bekerja kan.
Vina? Sepertinya tidak bisa juga, dilihat dari postingan terakhir Vina memberitahukan bahkan perempuan itu sedang berada di luar kota.
Kayla kembali memutar otak tapi pikirannya hanya tertuju pada satu nama, Laura. Yang berprofesi sama dengan dirinya, pastilah jadwal Laura tidak menentu jadi masih ada kemungkinan untuk bisa jalan-jalan bersama.
Tapi, Jika Kayla pergi dengan Laura apa tidak akan terjadi masalah nantinya dengan Arya?
Kayla kembali memikirkan ulang sebelum mengambil keputusan. Sepertinya memang tidak ada pilihan lain, hanya Laura saja yang bisa menemani Kayla. Ya benar.
Masalah Arya itu gampang, laki-laki itu tidak akan tau jika Kayla tidak memberitahunya. Lagi pula Arya tadi tidak melarang kan, laki-laki itu hanya mengatakan jalan-jalan dengan teman. Kayla mengangguk benar.
Akhirnya dia mendial nomor Laura. Tidak lama kemudian suara disebrang sana menyapa.
"Hey, sombong amat Lo baru telepon Gue sekarang." Kayla tertawa mendengar sapaan yang dilayangkan Laura. Memang benar, sejak Kayla pulang malam dan berdebat dengan Arya, Kayla memang masih belum menghubungi Laura lagi.
"Ya maaf, kemarin gue sibuk."
"Iya deh si paling sibuk." Laura mencibir, Kayla tidak tersinggung sama sekali. Sapaan itu sudah biasa dan tujuannya hanya untuk bercandaan saja.
"Eh btw, Lo sibuk ga sih? Gue boring nih dirumah pengen jalan." Kayla mengatakan tujuan utamanya menghubungi Laura.
Laura tidak langsung menjawab, mungkin perempuan itu sedang berpikir sebentar sebelum sebuah jawaban keluar dari mulutnya.
"Gak terlalu sibuk banget juga sih. Kalau cuma jalan mah ayo-ayo aja. Tapi sore gue harus cabut ya, ada kerjaan."
"Ok deh. Gue kerumah Lo apa langsung ketemu aja?"
"Lo kerumah aja dulu takutnya kelamaan kalau nanti langsung ketemu ditempat. Emang kita mau kemana nih?" Kayla menyebutkan salah satu tempat yang akhir-akhir ini sedang ramai dikunjungi dan menjadi viral di sebuah aplikasi pemutar video.
Laura pun setuju akan hal itu. Ngomong-ngomong tentang Laura, menurut Kayla Laura itu tidak seperti yang ada di bayangan Arya.
Jika dalam bayangan Arya, Laura itu perempuan nakal yang akan membawa dampak buruk pada Kayla. Maka lain dalam pandangan Kayla sendiri.
Menurut Kayla tidak seperti itu. Laura baik, perempuan itu juga tidak senakal yang Arya katakan. Memang benar saat itu Kayla pergi dengan Laura ke club malam.
Tapi itu hanya sekedar untuk memenuhi undangan salah satu teman mereka saja yang sedang berulang tahun dan kebetulan memilih merayakan disana. Memang dasarnya saja Arya kepalang emosi dan tidak mau mendengar penjelasan Kayla.
Dua jam waktu yang Kayla butuhkan untuk mempersiapkan dirinya, kini dia telah terlihat cantik dengan outfit casual. Kayla sudah siap untuk meluncur ke rumah Laura.
Taksi yang di pesannya pun kini telah bertengger rapi di depan rumah
Buru-buru Kayla hampiri dan taksi itupun melaju menuju alamat yang tertera.Waktu sepuluh menit rupanya sudah cukup untuk menempuh perjalanan. Kayla pun sudah keluar dari taksi. Sebelum melangkah menuju gerbang, Kayla lebih dulu membayar ongkos dan berterimakasih pada supir taksi yang mengantarnya.
Setelah selesai, barulah Kayla melangkahkan pelan ke arah gebang dan memencet bel yang ada di sana.
Tidak lama, Laura keluar dari rumah dan membukakan gerbang untuk Kayla, lalu Kayla dan Laura pun berjalan memasuki rumah milik Laura tersebut.
Tanpa Kayla sadari bahwa sedari kedatangannya ada seseorang yang memperhatikan dirinya. Orang itu adalah suami Kayla, Arya. Dan Arya dapat melihat dengan jelas tadi sosok Laura. Membuat Arya mengeraskan rahang karenanya.
Entah kebetulan seperti apa yang sedang terjadi di antara mereka. Arya kebetulan harus mengawasi pembangunan sebuah rumah milik clientnya yang ternyata bersebrangan dengan rumah Laura.
Arya mengambil handphone di saku celananya dan menghubungi nomor milik istrinya. Panggilan pertama tidak dijawab, hingga pada panggilan ke tiga barulah Kayla menjawabnya.
"Dimana?" Tanya Arya to the point.
Di tempat lain Kayla merasa heran dengan pertanyaan yang suaminya itu lontarkan.
"Dirumah teman." Jawaban seperti itulah yang diberikan Kayla, tanpa memberitahukan nama dari temannya.
"Pulang." Suruh Arya dengan penuh penekanan. Kayla semakin bingung dengan sikap suaminya itu.
Laura datang dari arah berlawanan membawa minuman segar yang Kayla pinta. Tidak ingin suaminya mendengar suara Laura, akhirnya dia memutus sepihak panggilan itu.
"Apa sih? Gak jelas." Ucap Kayla setelah panggilan berhasil terputus. Kayla meraih minuman yang diberikan Laura lalu dia meneguknya sedikit untuk membasahi tenggorokan.
Ditempatnya, Arya mengepalkan tangannya kala Kayla memutus telepon mereka. Pandangan Arya tidak lepas dari rumah di depannya.
"Pak." Seorang mandor, yang bertugas mengawasi pembangunan menyadarkan Arya. Lalu Arya melupakan sejenak tentang istrinya dan berbincang tentang pekerjaan dengan mandor itu.
Sembari melakukan pekerjaannya, Arya juga sesekali melirik ke arah rumah Laura. Dan satu jam setelah kedatangan Kayla, terlihat dua perempuan itu memasuki sebuah mobil yang baru saja datang.
Arya tidak tau itu mobil milik siapa. Tapi yang jelas Arya marah karena Kayla telah melanggar janji yang diucapkan sendiri.
Semoga saja Arya tidak kelepasan memarahi Kayla seperti yang terjadi tempo lalu.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Wifey
RomanceTerdesak oleh keadaan membuat Arya memutuskan untuk menikahi perempuan yang menaruh hati padanya, Kayla. Hingga suatu ketika, tiba-tiba saja Arya terbuai pada perhatian yang selalu diberikan sekertarisnya. Bagaimana rumah tangganya akan berjalan. D...