part 13

36.5K 1.8K 18
                                    

Saat mendengar deru mobil yang berhenti di depan rumahnya, Kayla meninggalkan laptopnya begitu saja untuk menyambut suaminya.

Setelah pulang dari jalan dengan Laura tadi, benar yang dikatakan Arya hal itu memang dapat mengubah suasana hati Kayla. Kayla merasa lebih rileks dan sudah tidak terlalu ambil pusing tentang yang terjadi di rumah ibu mertuanya.

Dengan senyum yang mengembang, Kayla membukakan pintu dan begitu sosok suaminya telah berada di depannya, Kayla mengambil tangan Arya dan disalaminya dengan khidmat.

"Udah makan Mas? Apa mau mandi dulu?" Pertanyaan biasa yang sering Kayla tanyakan pada suaminya sehabis pulang kerja.

Senyum masih tidak hilang dari wajah Kayla, dia menanti jawaban yang akan keluar dari mulut suaminya.

Arya melangkah ke dalam dan menutup pintu dengan sedikit bantingan, bahkan Kayla sampai terkejut dibuatnya.

"Pergi sama siapa tadi?" Arya menatap dengan tajam ke arah Kayla. Seolah menyiratkan pada Kayla untuk mengatakan kebenarannya.

"Sama temen aku Mas." Kayla menjawab dengan berusaha menutupi rasa gugupnya. Bagaimana tidak gugup, Kayla sadar bahwa dia telah melanggar janjinya pada Arya dan pasti suaminya itu akan marah besar.

"Siapa?" Arya mencecar, tidak puas dengan jawaban yang dikeluarkan Kayla.

Kayla mengalihkan tatapannya, berusaha untuk tidak beradu dengan milik Arya.

"Teman aku." Kayla menjawab tanpa menatap ke arah suaminya itu. Agar tidak terus dikejar pertanyaan retoris, Kayla melangkahkan hendak meninggalkan Arya menuju dapur dengan alibi membuatkan minuman untuk Arya.

Tapi tidak semudah itu rupanya lepas dari Arya. Sebelum Kayla melewati tubuhnya, Arya sudah lebih dulu mencekal tangan Kayla.

"Laura?" Mendengar nama yang keluar dari mulut suaminya itu, Kayla menegang. Dia tidak kuat jika harus menatap suaminya lagi.

"Kamu tidak ingat dengan janji kamu?" Arya mengatakan dengan penuh penekanan. Dia membalik tubuh Kayla agar menghadap pada dirinya.

Kayla menunduk, dia takut mendapat kemarahan dari suaminya. Sedangkan di otak Kayla sibuk berpikir dari mana suaminya ini tau?

"Mas kan yang nyuruh aku jalan-jalan." Kayla membantah dengan lirih. Tanpa sadar dia membenarkan tebakan Arya.

Arya mendengus mendengar pembelaan yang berusaha istrinya itu berikan. Genggaman tangan Arya semakin menguat, membuat Kayla sedikit meringis karena merasakan sakit di pergelangan tangannya.

"Iya kamu benar, tapi jika kamu mendengar dengan baik saya tidak menyebut nama wanita itu disana." Tegas Arya.

"Sakit Mas." Kayla meringis. Saat itulah Arya baru menyadari bahwa dia telah menggenggam tangan Kayla terlalu kencang.

Arya melonggarkan genggamannya, disana dapat terlihat pergelangan Kayla yang memerah. Apakah ini bisa disebut dalam kategori KDRT?

Arya mengelus tangan kemerahan itu, dia tidak sadar bahwa telah membuat Kayla kesakitan. Dia mendekatkan tangan Kayla dan meniupnya, berpikir bahwa itu akan meredakan sakit yang dirasa.

"Laura itu gak seperti yang Mas pikirkan." Kayla berusaha membela nama baik temannya.

Arya menghentikan aksinya, dia melepaskan tangan Kayla dan menatap Kayla dengan sinis. Bisa-bisanya istrinya itu malah membela Laura yang jelas-jelas salah di mata Arya.

"Laura orangnya baik kok Mas." Arya mencebikkan bibir. Tidak ingin mendengar ucapan Kayla lebih lanjut. Arya pun melangkahkan kakinya dengan lebar meninggalkan Kayla yang mematung di tempat.

Wifey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang