part 11

36.9K 1.7K 17
                                    

Arya mengguncang pelan tubuh Kayla yang terbaring tengkurap. Kayla perlahan-lahan mulai membalikkan badannya dan menatap Arya dengan linglung.

Arya sendiri yang melihat penampilan istrinya sedikit berantakan, terlihat agak sedikit kaget. Rambut yang acak-acakan, mata bengkak dan melihat bantal yang menjadi tumpuan Kayla masih agak lembab.

Tanpa perlu bertanya lagi, Arya tau bahwa istrinya itu habis menangis.

"Udah pulang Mas?" Basa-basi Kayla, dia mengambil tangan Arya dan menyalaminya. Arya tidak menjawab, lebih memilih untuk memperhatikan apa yang istrinya lakukan.

Kayla turun dari ranjang dan berjalan ke arah cermin, dia sedikit merapikan bajunya yang terlihat kusut. Beralih ke wajah, mata bengkak itu tidak bisa dihindarkan.

Akhirnya Kayla berjalan menuju kamar mandi dan membasuh mukanya. Setelah dirasa lebih segar Kayla menutupi muka sembabnya dengan make-up seadanya yang dibawa.

Setelah itu dia meraih tas selempang dan kembali menatap suaminya yang masih dalam posisi semula.

"Kita pulang sekarang kan?" Dalam pertanyaan itu, Kayla berharap sekali bahwa suaminya akan mengiyakan, tapi dasarnya Arya yang memang tidak peka dia langsung membantah pertanyaan istrinya.

"Nanti, kita makan malam disini dulu." Kayla tentu saja kecewa dengan jawaban yang diberikan Arya, hari ini merupakan hari yang buruk untuk Kayla. Dan penyebabnya adalah tidak lain mertuanya sendiri.

Kayla tidak siap jika sampai nanti dia bertemu kembali dengan mertuanya apalagi dengan waktu yang lama. Kayla takut akan tersinggung lagi dengan ucapannya.

"Gak bisa pulang sekarang aja Mas?" Lirih Kayla masih tetap mencoba peruntungan. Tapi gelengan yang berasal dari Arya meruntuhkan harapannya.

Kayla menghela nafas pasrah, lalu dia menaruh kembali tas ke tempat semula.

"Mandi sana Mas." Suruh Kayla.

"Kamu kenapa?" Akhirnya pertanyaan yang sejak tadi ditahan oleh Arya keluar juga.

Kayla yang mendapat pertanyaan seperti itu merasa tidak baik-baik saja. Apalagi di tengah suasana hatinya yang sedang kacau balau.

Berusaha keras Kayla untuk menahan air matanya agar tidak jatuh kembali. Kayla menggeleng dan berjalan ke arah lemari untuk menyiapkan baju Arya, lebih tepatnya untuk menghindari laki-laki itu.

Arya mengangguk lalu dia pun memasuki kamar mandi.

Kayla melirik pada jam yang bertengger dengan indah di dinding. Masih jam setengah lima sore. Apa Kayla masih kuat jika dua jam lagi berada di sini?

Pasti, asal tidak bertemu dengan mertuanya. Kayla yakin, dia hanya perlu menunggu sebentar lagi. Kayla memutuskan untuk tidak keluar dari kamar ini.

Untuk makan malam nanti Kayla akan mencari alasan untuk bisa bolos dari sana. Ya itu ide yang bagus.

____

Seperti yang telah direncanakannya, Kayla sama sekali tidak keluar dari kamar Arya. Dia seakan mengurung dirinya didalam sana. Bahkan saat waktu mertuanya itu menyiapkan makan malam, Kayla memilih tidak keluar. Masa bodo dengan gunjingan yang akan diterimanya. Kayla bisa pura-pura tidak mendengar saja.

"Kay, ayo makan." Arya memanggil Kayla untuk makan malam bersama.

Kayla berpura-pura sibuk dengan handphone di tangannya. Dia melirik Arya sekilas.

"Aku lagi diet Mas." Kayla berbohong, karena sepertinya hanya itu alasan yang paling masuk akal saat ini.

"Ada sayur juga disana, kamu bisa makan itu."

"Aku kalau diet gak bisa makan malam-malam kayak gini."

Arya menatap Kayla dengan curiga.

"Meskipun kamu tidak makan, setidaknya kamu hadir untuk menghargai ibu." Mendengar itu, kini Kayla benar-benar mengalihkan atensinya dari handphone di tangannya.

Dia menatap Arya yang sepertinya sudah mulai kesal karena penolakan yang terus di berikan Kayla.

"Aku sibuk Mas, ada kerjaan yang masih belum selesai." Kayla masih kekeh tidak mau bergabung di sana. Dia masih tidak kuat hati dan mental berhadapan dengan mertuanya.

Coba saja jika bukan mertua Kayla yang menggunjing, pastilah tanpa perlu memikirkan sopan santun Kayla akan membalasnya.

"Kamu tau kalau sifat kamu yang seperti ini tidaklah sopan?" Arya sepertinya sudah mulai habis kesabaran. Terbukti dengan bicara suaminya itu yang mulai mengeras dan penuh dengan penekanan.

Lagi dan lagi Kayla harus pasrah di bawah tuntutan suaminya. Dia harus bisa menahan rasa sakit demi menghindari pertengkaran di antara mereka.

Kayla menghempaskan handphonenya di atas kasur, lalu dia bangkit dan mengikuti suaminya dari belakang.

Sampai di meja makan, seperti yang sudah Kayla duga bahwa mertuanya itu tidak akan melepaskan kesempatan yang ada untuk selalu menyindir Kayla.

"Rajin banget ya istri kamu Arya." Seperti Itulah sindiran yang keluar dari mulut ibu Arya tersebut.

Kayla tau itu sindiran karena dirinya tidak ikut serta membantu masak makan malam. Tapi Kayla tidak ambil pusing, dia menganggap seolah tidak pernah mendengar apa yang dikatakan mertuanya.

"Bu, Kayla mungkin lagi capek aja." Arya berusaha membela Kayla sekaligus mencegah agar tidak terjadi perdebatan yang lebih besar.

"Ibu juga capek tuh. Apa dirumah kalian dia seperti ini juga? Kalau capek malah ngedekam di kamar dan gak buatin kamu makan?"

"Udah Bu." Arya menghentikan ibunya untuk berucap lebih.

Ibu Arya itu menatap sinis ke arah Kayla. Kayla seolah menutup mata dan telinga, dia langsung mengambil piring dan mengisi dengan nasi dan lauk lalu memberikannya pada Arya.

Setelah itu Kayla duduk di samping suaminya. Sebenarnya tadi Kayla lapar juga, tapi setelah apa yang terjadi barusan rasa lapar Kayla hilang begitu saja. Kayla sudah merasa kenyang dengan hanya mendengar sindiran mertuanya.

"Kamu gak makan?" Kayla menggeleng dengan pertanyaan suaminya. Kayla sama sekali tidak ada niat untuk mengeluarkan suaranya. Dia hanya diam bak patung yang sedang duduk di kursinya.

"Makan." Arya sudah hendak menyuapkan makanan ke arah Kayla. Tapi Kayla menghindarinya dengan memalingkan wajah kesampingkan.

Terdengar degusan setelahnya yang berasal dari mertua Kayla, Kayla tidak mempedulikan. Kayla hanya ingin makan malam ini cepat berlalu dan dia segera pergi dari rumah ini.

"Kalau memang gak suka ya bilang, jangan malah marah-marah gak jelas kayak gitu." Tidak ada yang bisa menghentikan ucapan itu keluar dari mulut ibu Arya.

Hah? Apa katanya barusan? Marah-marah? Siapa sih yang sebenarnya sedang marah-marah, perasaan dari tadi Kayla hanya diam saja.

Sudah tidak kuat lagi, akhirnya Kayla berdiri dan pamit pada Arya.

"Aku tunggu di mobil aja Mas." Tanpa mendengar jawaban siapapun, Kayla berjalan keluar dari rumah itu dan masuk ke dalam mobil.

"Istri kamu tidak sopan. Mama sakit hati diperlakukan seperti itu." Arya menghela nafas, dia merasa berada di posisi yang serba salah.

Ingin membela istrinya, nanti mamanya tambah sakit hati. Ingin membela Mama juga nanti Kayla yang sakit hati. Akhirnya Arya hanya diam saja tidak ingin menjawab apapun.

Sedangkan di dalam mobil, Kayla kembali menumpahkan air matanya disana. Bukan hanya ibu Arya yang sakit hati tapi Kayla juga demikian. Dia merasa malu, apalagi melihat suaminya yang tidak ada pembelaan untuknya.

TBC

Selamat menunaikan puasa bagi yang merayakan.

Gimana udah ada rencana bukber sampai saat ini?
Semoga puasanya dilancarkan sampai selesai ya.

Wifey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang