Terhitung sudah dua malam Arya dan Kayla menginap di rumah orang tua Kayla. Dan pagi-pagi sekali seperti saat ini mereka sudah harus kembali ke rumah, karena Arya masih harus bekerja.
Kayla terlihat masih asik bergelut manja di lengan kedua orang tuanya.
"Masih pengen disini."
Papa Kayla mengelus lengan putrinya lembut lalu memberi pengertian.
"Pulang dulu, kasihan Arya kan masih harus kerja. Nanti kalau sudah libur lagi baru kalian nginap lagi disini." Kayla mengembuskan nafas pasrah lalu mengangguk pelan.
Kayla memeluk kedua orang tuanya secara bergantian, lalu mengecup pipi masing-masing. Tidak ketinggalan juga Kayla memeluk kakaknya, meskipun Irwan hanya diam tapi Kayla tau kakaknya itu gengsi untuk meminta peluk. Untung Kayla adik yang peka.
Setelah selesai berpamitan, Kayla dan Arya memasuki mobil mereka. Kayla membuka jendela di sampingnya dan melambaikan tangannya kepada ketiga orang itu. Dan dibalas hal yang serupa oleh mereka.
"Hati-hati." Pesan Mama sebelum mobil yang ditumpangi mereka melaju, meninggalkan halaman rumah masa kecil Kayla.
Di perjalanan, Kayla yang masih merasa ngantuk kembali memejamkan mata. Dia masih belum puas tidur. Kurang lebih perjalanan yang harus ditempuh mereka adalah sekitar tiga puluh menitan, itupun jika jalanan sedang lenggang.
Arya melirik sebentar ke arah istrinya yang sudah memejamkan mata, lalu dia melanjutkan menyetir dalam keheningan.
Di tengah keheningan itu, tiba-tiba terdengar getar Handphone yang berasal dari saku Arya. Arya mengambilnya dan melihat nama sang sekertaris yang terpampang disana.
Tanpa berpikir dua kali, Arya langsung menekan tombol terima pada layar.
"Halo."
"Saya sedang dijalan. Mungkin nanti sampai kantor agak sedikit telat." Orang di sebrang sana menyahuti Arya, dan Arya hanya tampak mengangguk-anggukan kepala kecil.
"Ya boleh. Nanti akan saya usahakan datang tepat waktu." Setelah itu panggilan telepon pun berakhir. Arya meletakkan handphonenya di dashboard depan dan kembali memfokuskan pandangan kearah depan.
"Siapa Mas?" Tanya Kayla yang tadi samar-samar mendengar suara Arya. Arya melirik istrinya yang sudah membuka mata dan menatap ke arahnya.
"Sekertaris saya, ngasih kabar bahwa ada client mendadak yang mau ketemu." Kayla mengangguk mengerti.
"Sekalian berhenti beli sarapan dulu Mas, kalau aku masak dulu kayaknya gak bakal sempet deh."
"Mau beli apa?"
"Apa aja, yang penting enak." Jawab Kayla kemudian. Sekarang Arya sendiri yang bingung untuk membeli apa, pasalnya untuk urusan makanan seperti ini selalu Kayla yang menentukan, Arya hanya mengikuti saja.
"Beli itu mau?" Arya menunjuk pada gerobak di depan yang menjual makanan untuk sarapan. Kayla melihat lalu mengangguk setuju.
"Boleh." Arya memberhentikan mobilnya di depan gerobak itu, lalu dia dan Kayla turun dari mobil dan membeli sarapan mereka.
Dua porsi makanan kini telah mereka miliki, dengan menu yang sama. Di dalam mobil, karena sudah tidak tahan dengan aroma yang di keluarkan akhirnya Kayla membuka kotak dan melihat makanan yang menggugah selera disana.
Kayla mengambil sendok plastik dan berdoa sebelum dia melahap makanan yang menggiurkan itu.
Satu suapan berhasil masuk ke dalam perut kayla, dan perempuan itu menggerak-gerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Kalian sudah tau kan tandanya jika seperti ini.
"Buka mulut Mas." Dira mengulurkan tangannya di depan mulut Arya, persis seperti akan menyuapi anak kecil. Meskipun begitu, tak ayal Arya tetap melakukan seperti yang istrinya suruh.
Dan benar saja, rasa makanan itu tidak lah mengecewakan. Meskipun harganya murah tapi rasanya tidak murahan.
Hal itu terus berlanjutnya hingga dua porsi makanan itu habis tidak tersisa. Dira mengambil air mineral dan meminumnya setengah. Setengahnya lagi dia berikan pada suaminya.
"Lain kali kita beli makan disana lagi ya Mas." Arya mengangguk.
"Kalau nginap di rumah Mama." Lanjut Arya dengan tegas, dia merasa khawatir jika sewaktu-waktu istrinya meminta secara tiba-tiba. Jika mereka ada di rumah Mama sih tidak masalah karena jaraknya lumayan dekat. Nah kalau ada dirumah mereka bagaimana? Arya yang kelimpungan sendiri nanti, karena jaraknya sangat jauh.
Masa iya mau beli sarapan harus menempuh waktu setengah jam dulu. Meskipun rasanya enak sih, tapi kan tetap saja itu terlalu jauh.
____
Siang ini karena merasa gabut dan tidak ada pekerja juga yang harus diselesaikan, akhirnya Kayla berinisiatif untuk memberi kejutan pada suaminya itu.
Makanan yang dimasak sendiri dengan tangannya kini telah tersaji dengan apik di atas meja. Tinggal Kayla pindahkan ke dalam kotak saja nanti.
Tapi sebelum itu, Kayla lebih dulu membersihkan dirinya dan berdandan senatural mungkin. Semoga saja nanti Arya menyukai kejutan darinya.
Semuanya sudah siap, Kayla menunggu taksi online yang dipesannya di depan kompleks perumahan.
Hanya membutuhkan sekitar lima belas menit, kini Kayla telah menapaki kaki jenjangnya di sebuah kantor tempat kerja suaminya. Memang kantor ini tidak besar seperti gedung-gedung pencakar langit di sebelahnya.
Hanya kantor yang terdiri dari lima lantai. Kayla melangkahkan kakinya memasuki kantor tersebut.
Sebelum melangkah lebih jauh, Kayla lebih dulu menanyakan pada resepsionis tentang ruangan milik suaminya. Memang ini pertama kalinya untuk Kayla menginjakkan kakinya disini.
Setelah melewati berbagai pertanyaan yang dilayangkan resepsionis, akhirnya Kayla berhasil mendapatkan apa yang dicarinya.
Dia memasuki lift dan menuju lantai yang dituju. Lift terbuka dan Kayla keluar dari dalamnya.
Disana hanya terdapat beberapa ruangan yang Kayla tidak tau ruang apa. Hingga sampailah Kayla di sebuah meja kerja yang sepertinya ada milik sekertaris Arya karena letaknya tidak jauh dari ruangan yang bertuliskan nama suami dari Kayla itu.
Tapi kemana orangnya? Kenapa tidak ada ditempat?
Ah Kayla lupa bahwa ini adalah jam makan siang, dan sepertinya sekertaris itu sedang menyantap makanannya entah dimana.
Kayla melangkahkan kakinya, sampai di depan pintu ruangan Arya, Kayla berpikir lebih dulu. Apa dia harus mengetuk pintu dulu?
Beberapa detik Kayla bergelut dengan pikirannya. Dan akhirnya Kayla memutuskan untuk langsung membuka saja.
Kenop pintu di tarik turun oleh Kayla dan terbukalah pintu di depan sana. Kayla agak terkejut sedikit melihat pemandangan di depan sana, lebih tepatnya di sofa.
Terlihat seorang laki-laki yang merupakan suaminya itu tengah menyantap makanan yang berasal dari kotak bekal. Dan Kayla tau bahwa makanan itu tidak mungkin dibeli dari luar.
Jangan lupakan juga seorang wanita yang duduk di sebrang suaminya, wanita dengan pakaian formal dan juga terdapat kotak makan ditangannya. Bolehkah Kayla berasumsi bahwa makanan itu dari wanita didepannya?
Dua orang yang berada di dalam juga tidak kalah terkejut dengan kedatangan Kayla. Beberapa detik berlalu dengan keadaan yang sama, hingga Arya dapat menguasai dirinya lebih dulu.
"Kayla? Kamu kesini?" Kayla tidak mengangguk, tidak juga menggeleng. Dia hanya terdiam dengan posisi yang tidak berubah.
TBC
Duh gemes deh sama Mas Arya. Pengen cubit tuh ginjalnya.
Tebak yok, kira-kira apa yang bakal dilakuin Kayla setelah ini?
Bantu terus vote dan komennya ya.
Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wifey
RomanceTerdesak oleh keadaan membuat Arya memutuskan untuk menikahi perempuan yang menaruh hati padanya, Kayla. Hingga suatu ketika, tiba-tiba saja Arya terbuai pada perhatian yang selalu diberikan sekertarisnya. Bagaimana rumah tangganya akan berjalan. D...