part 6

40.1K 1.6K 3
                                    

Bonus update buat kalian.

Semangat votenya, biar aku juga semangat updatenya.

Happy reading.

Mobil yang ditumpangi Kayla dan juga Arya kini telah terparkir dengan rapi di garasi sebuah rumah mewah yang berada di kawasan elit.  Disana terdapat beberapa mobil lain yang sudah dapat dipastikan bahwa itu adalah milik keluarga Kayla sendiri.

Tanpa perlu menunggu suaminya, Kayla sudah lebih dulu keluar dan berlari menuju ke dalam rumah. Arya menggelengkan kepalanya melihat tingkah istrinya yang masih kekanak-kanakan.

Meskipun usia Kayla sudah termasuk dewasa, tapi dihadapan keluarganya Kayla itu masihlah seperti anak bungsu yang manjanya tidak bisa dihilangkan.

"Mama." Seru Kayla kencang saat melihat keberadaan Mama dan juga anggota keluarganya yang lain.

Kayla berhambur ke pelukan Mamanya dan melingkarkan tangannya di tubuh wanita yang telah membawanya lahir ke alam semesta ini.

"Kamu datang? Kenapa gak ngabarin Mama dulu." Mama Kayla mencubit pinggang anaknya itu pelan. Bukannya merasa kesakitan Kayla malah tertawa. Tak ayal, setelah itu kedua wanita itupun langsung berpelukan layaknya orang yang sudah tidak berjumpa selama bertahun-tahun.

Sebelum melepaskan pelukannya, Kayla mengecup pipi Mamanya sekilas. Lalu dia beralih pada Papanya.

Papa Kayla yang tadinya sudah duduk anteng di kursi, kini berdiri dan bersiap untuk menyambut pelukan yang akan diberikan putrinya.

"Papa, Kayla kangen banget." Sang kepala keluarga terkekeh, putrinya ini memang tidak pernah berubah. Selalu manja dan kadang menjadi menyebalkan disaat-saat tertentu. Tapi meskipun begitu, Kayla ini tetap menjadi kesayangan keluarga.

Papa Kayla mengecup puncak kepala anaknya penuh kasih sayang. Mereka berdua berpelukan cukup lama, hingga membuat salah seorang laki-laki yang tidak lain adalah kakak Kayla sendiri protes karenanya.

"Udah kali pelukannya, laper nih gue." Protes seorang Wirawan atau biasa dipanggil dengan sebutan Irwan.

Kayla melayangkan tatapan sinis pada kakaknya yang sangat menganggu ini. Memang Kakak beradik itu sering sekali beradu argumen bahkan pukul-pukulan sekalipun. Tapi itu terjadi sebelum Kayla menikah dan pindah dari rumah ini.

"Bilang aja kakak iri kan gak aku peluk." Irwan menunjukkan gestur seperti ingin muntah mendengar jawaban yang diberikan oleh adiknya ini.

Meksipun mereka berdua sering kali bertengkar karena hal-hal sepele, tapi jangan tanyakan tentang rasa sayang masing-masing.

Jika sampai ada yang menyakiti adiknya itu, Irwan akan pasang badan paling depan untuk membalaskan rasa sakit adiknya.

Malas jika mendengarkan suara kakaknya lebih lama, akhirnya Kayla melepaskan pelukannya. Sama seperti yang dilakukan pada Mama, sebelum melepaskan Kayla lebih dulu mengecup pipi Papanya singkat. Hal itu tidak luput dari pandangan Irwan. Dan seperti yang sudah-sudah, Irwan akan kembali melayangkan protesnya untuk kelakuan sang adik.

"Jangan cium-cium Papa lagi lah dek, Lo kan udah besar gitu. Tuh liat suami Lo dari tadi natap gak kedip." Kayla melarikan pandangannya ke arah Irwan mengedikkan dagunya. Dan benar saja, Arya memang berada di sana dan tengah memperhatikan drama keluarga yang terjadi.

Tidak menghiraukan protesan kakaknya, Kayla meledek Irwan dan kembali memeluk tubuh Papanya itu erat.

"Biarin aja, Mas Arya gak masalah kok. Kan ini Papa aku." Kayla meletakkan lidah.

"Papa Gue juga kali." Balas Irwan tidak mau kalah.

"Bukan kan Pa? Anak Papa cuma aku aja kan?" Kayla meminta pembelaan dari Papanya.

Kedua orang tua itu menggelengkan kepalanya, mereka sudah tidak bisa lagi menghentikan perdebatan setiap keduanya bertemu. Tapi sudah lama juga rasanya tidak terjadi drama seperti ini, membuat kedua orang tua itu rindu.

"Udah jangan berantem terus, ayo sekarang kita makan. Papa sudah lapar."

Kayla menjauh dari papanya dan menggandeng tangan Arya untuk duduk di kursi sampingnya. Saat berpapasan dengan Irwan, Kayla kembali melontarkan ejekan pada kakaknya itu.

"Dasar bujang lapuk, kerjaannya iri terus." Bisik Kayla pelan tapi masih bisa didengar oleh Arya dan juga Irwan.

Irwan menganga mendengar ejekan adiknya kali ini. Dia tidak berkutik karena memang apa yang dikatakan adiknya itu ada benarnya.

Sampai saat ini, Irwan masih belum juga menikah. Bukan karena tidak ada yang suka padanya, tapi karena Irwan belum menemukan yang cocok saja.

Dan lihatlah orang yang telah berhasil menyentil harga diri seorang Irwan, Kayla malah tengah asik mengambilkan makanan untuk suaminya.

Irwan geleng-geleng kepala, tidak bisa dibiarkan seperti ini terus. Sepertinya mulai sekarang Irwan harus fokus memilih calon, agar tidak di olok-olok lagi oleh sang adik. Lihat saja nanti.

* * *

Selepas melakukan sarapan bersama, semua anggota keluarga itu tengah berkumpul di halaman belakang rumah. Weekend, membuat mereka semua bisa berkumpul seperti ini, terbebas dari pekerjaan yang menyita perhatian.

Saat ini Papa dan Arya tengah sibuk bermain catur. Katanya Papa bosan main dengan Irwan terus karena sudah pasti bujang lapuk itu akan kalah telak dari Papa. Papa butuh lawan yang bisa mengimbanginya, dan Arya adalah jawabannya.

Kayla duduk disamping Arya sembari memperhatikan pria itu. Iya, Kayla bukannya memperhatikan caturnya malah memperhatikan wajah tampan suaminya itu yang tidak pernah bosan untuk dipandang. Tangan Kayla dengan nyaman bergelayut di salah satu lengan Arya.

Arya sendiri tidak merasa keberatan, dia masih asik saja memindahkan bidak catur miliknya yang sama sekali tidak Kayla mengerti. Justru Irwan yang merasa terganggu dengan posisi Kayla itu.

"Apa sih kak." Kayla berdecak saat Irwan menarik-narik tangannya agar berpindah dari posisinya.

"Pindah sini, Lo ganggu Arya tau gak." Jelas itu adalah alasan yang salah.

"Ganggu dari mananya coba, orang Mas Arya anteng gitu." Irwan menggelengkan kepalanya tidak setuju.

"Nah makanya, udah sini Lo duduk sama gue aja." Apa sih kakak Kayla satu ini memang sangat tidak jelas sekali.

Kayla pasrah saat Irwan menariknya agar berpindah menjadi duduk di samping laki-laki itu.

Setelah mereka berhasil duduk berdampingan, Irwan meraih tangan adiknya dan menuntunnya untuk bergelayut seperti yang dilakukannya pada Arya tadi.

Kayla mencibir, dia sudah mengerti maksud kakaknya mengatakan bahwa dia sangat menganggu Arya. Memang dasar manusia super gengsi ini.

"Bilang aja kali kalau Lo kangen gue manja-in." Ucap Kayla yang ternyata adalah benar.

"Diem." Kayla mencibir, sudah tertangkap basah tidak mau ngaku lagi. Dasar.

Akhirnya kini Kayla beralih bergelayut manja pada kakaknya. Dulu saja, sebelum Kayla menikah mana mau kakaknya itu ditempeli seperti ini. Memang dasar labil.

Mama dan Papa menggelengkan kepala melihat kelakuan anaknya yang tidak ada habisnya itu. Mereka sudah biasa dan kebal, bahkan sudah tidak sanggup lagi melerai keduanya. Anak-anak mereka kini telah sama-sama dewasa jadi tidak mungkin melakukan hal yang membahayakan satu sama lain, seperti waktu masih kecil dulu.

Dari sini kalian bisa lihatlah betapa sayangnya mereka satu sama lain. Ya meskipun kadang masih suka gengsi.

To be continued

Wifey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang