Gold in pearl.

387 34 11
                                    

"Hidup adalah campuran dari sinar matahari dan hujan, air mata dan tawa, kesenangan dan rasa sakit. Ingatlah, tidak pernah ada awan yang tidak bisa ditembus oleh matahari." - Anonim.

" - Anonim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

Aku pernah mendengar sebuah kalimat yang mendeskripsikan bahwa hidup adalah campuran dari sinar matahari dan hujan, air mata dan tawa, kesenangan dan rasa sakit. Sekalipun tidak pernah ada awan yang tidak bisa ditembus oleh matahari.

Mereka memberitahuku lewat kehangatannya, bahwa malam penuh ketakutan itu dapat berlalu. Malam dimana ribuan air mata meruak di tengah hujan, kala itu, tanpa kurasakan kehadirannya melindungiku dalam tidur.

Cahayanya pagi ini menghangatkan tubuhku. Menyelimutiku dibawah gaun putih selutut.

Hatiku penuh, rasanya hangat di dalam sana. Ku hirup udara segar yang masuk dari jendela-jendela raksasa.

Disepanjang lorong dengan pilar-pilar raksasa, juga lukisan-lukisan yang tidak dapat aku mengerti maknanya.. aku menyadari, bahwa pernyataan tentang tidak pernah ada awan yang tidak bisa ditembus oleh matahari, nyata adanya.

Aku seorang diri di sini. Berdiri di tempat yang sangat besar, dengan benda-benda raksasa didalamnya. Ku genggam buku catatanku dengan erat. Untunglah ada mereka yang menyinariku dari balik jendela raksasa.

Sepi menemaniku menunggu terbukanya pintu hitam raksasa di depanku.

Pintu raksasa dengan gagang pintu berbentuk angsa hitam, dengan ukiran gerhana bulan pada bagian badan pintu.

Kesadaranku hampir hilang dibawa oleh kesunyian setelah menunggu beberapa menit, kalau saja hembusan angin—yang entah dari mana—menerpaku, dan membuat rasa kantukku sirna.

Angin-angin sejuk yang tiba-tiba saja menggerakkan rambut dan gaunku. Mereka menerpa wajahku, dan kudengar deruannya berupa siulan samar-samar.

Tetapi bukan itu yang membuat kesadaranku kembali total, bukan itu yang membuat mataku pada akhirnya terbuka lebar.

"Atlantis?"

Aku menoleh kesetiap sudut, mencari-cari tanda kedatangannya. Jantungku berdegup sangat kencang saat kusebut namanya.

Hingga ketika aku menyadari, bahwa aku benar-benar seorang diri di ruangan ini. Tadi itu.. aku mencium aroma tubuhnya.. wewangian madu, milik Atlantis.

Tidak pernah sekali 'pun, aku mendapati wewangian tubuh Atlantis ditempat dimana Samu berada. Hingga aku merasakannya saat ini.

KeysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang