"Atlantis. Tubuhku legam membiru. Hampir mati. Jiwaku hanyut di dalam arus yang tak dapat kukendalikan dan aku kehilangan diriku sendiri ketika kamu lahir. Sama halnya seperti benua Atlantis yang menghilang ke dasar dunia. Begitulah takdir menarik garis akhir cerita hidupku bersamamu.
Mengenai makna atas nama Samu, jangan tanyakan kepadaku, sungguh aku tak mampu menjelaskannya." - Mother Esmeralda.
The Hallway.
• • •
Malam telah jatuh kembali, memunculkan bendanya ketika aku berjalan menelusuri lorong dingin, tempat di mana lukisan-lukisan raksasa milik Samu terpajang dengan kemegahan.
Wewangian lavender tua bercampur aroma kayu yang keluar dari dalam frame pigura lukisan milik Samu, menemani perasaan sunyi dan sepi. Terdapat beberapa titik ketika bayangan tubuhku muncul di balik remang cahaya keemasan, penciumanku menangkap aroma seperti parafin terbakar yang muncul dari lilin-lilin sudut lorong.
Aroma khas yang muncul dari setiap benda-benda lorong, masuk memenuhi ruang penciuman, membuat suasana terasa sedikit lebih ramai di tengah malam yang bisu.
Pukul satu lewat tiga dini hari. Samu benar-benar menarikku keluar dari dalam mimpi dan meminta untuk menemuinya di ruangan paling timur di tempat ini. Janji-janjinya mengenai cerita masa lalu, mengalahkan rasa lelah yang terpakai hanya untuk mengamati album foto Atlantis.
Kaki telanjangku berhenti tepat di depan sebuah pintu raksasa dengan ukiran angsa hitam pada gagang pintunya. Sedangkan pada bagian depan pintu terdapat papan kayu yang bertuliskan 'ORIENTALEM PORTAM' dalam bahasa latin, tertulis dengan font metallic tebal.
Samu berada di dalam sana. Menungguku, untuk satu kisah yang menakjubkan.
Aku mengeratkan album foto usang Atlantis di dalam pelukan, membuat album itu menempel kuat pada gaun tidurku. Sementara orientalem portam terbuka secara perlahan.
Pada titik ini, wewangian semerbak lavender dengan kepekatan yang jauh lebih tajam menghantam penciuman, masuk ke tempat paling jauh didalam tubuhku, dan menghilangkan semua jenis wewangian yang sebelumnya sempat aku nikmati.
Aku tahu Samu benar-benar berada di dalam sana. Aku tahu ia telah menyiapkan sesuatu yang menakjubkan untuk malam ini.
"Samu?" Lantai pualam berwarna hitam pekat menyambut pandangan ketika aku mulai berjalan masuk.
Memanggil namanya dan aroma tubuhnya semakin solid setiap kali aku berjalan lebih dalam.
"Samu, i'm here for you." Aku berseru lebih keras, melewati tumpukan buku-buku tua yang memenuhi hampir seluruh ruangan.
Tubuhku berhenti di depan sebuah kaca besar yang menempel kokoh pada tembok. Dari dalamnya 'lah lekuk tubuhku yang dibalut oleh gaun tidur mini dapat terlihat dengan jelas.
Samu belum menampakkan dirinya, tetapi aku tahu bahwa laki-laki itu berada di dalam sini, bersama-sama denganku.
Mencoba mencari alasan, mengapa ia tak kunjung menampakkan dirinya. Jawaban itu muncul tak lama dari dalam pupil mataku.
Satu kata. Terdapat satu kata yang belum terucap dan menjadi sebab ia enggan menampakkan manik hitam legamnya.
Rindu.
Aku merindukan Samu.
Aku merindukan kekasihku.
Kututup mataku dengan perlahan. Mencari perasaan yang sedari tadi terkubur dalam. Dan meminta jiwaku merasakannya. Perasaan rindu.
"I miss you, Samu. I miss you so bad." Ketika mataku terbuka, sosok itu telah berada di belakang tubuhku. Tersenyum tipis, sementara manik hitam legamnya menatapku tajam dan sayu.
"Kamu benar-benar memberikanku hidangan yang lezat, di saat aku kelaparan tengah malam." Pandangan Samu menyapu setiap jengkal tubuhku. Sudut wajahnya menimbulkan garis kecil yang menggoda.
Melihatnya berdiri dengan kokoh malam ini, membuat uap rindu dalam diriku memenuhi kapasitas. Tak lagi dapat kukendalikan. Aku tahu ia menginginkanku, begitu juga sebaliknya.
Ia meraih pinggangku dan memelukku erat. Kedua tanganku mengalung lembut di kedua sisi pundaknya, dan kami mulai saling bercumbu dalam kerinduan. Merasakan betapa jiwanya tak mampu menahan lebih lama lagi untuk penyatuan kami.
Disesapnya kuat bibir bawahku disaat lidahnya bermain tak kalah cepat dengan debaran jantungnya.
Kumiringkan wajahku untuk memperdalam cumbuan kami. Namun, untuk pertama kalinya aku mendapati Samu mengalah pada keinginannya atasku karena sesuatu yang lebih penting.
Laki-laki itu menyudahi cumbuannya dengan gigitan kecil pada bibir bawahku.
"Aku ingin menyelesaikan semuanya, Keys. Aku menginginkan hanya ada kita berdua. Hanya kita berdua."
• • •
Keys,
Cursed.TBC.
orientalem portam = gerbang timur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keys
Fiksi RemajaKeys, prettiest, strongest, sweetest, my love. ⚠️ The male lead has Dissociative Identity Disorder ( DID ) experience. ⚠️