Esmeralda.

256 21 0
                                    

"Ada kalanya, kekacauan terbesar dalam hidup kita diciptakan oleh seseorang yang darahnya mengalir dalam tubuh kita."

~Keys~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Keys~

• • •

"Masih ingatkah kamu dengan malam itu, Samu?"

Malam itu hujan deras. Kulihat diriku berjalan kaku di tengah hujan. Seorang wanita bergaun merah mengikutiku di belakang. Ia terus mengoceh dan membual.

Aku tidak peduli dengannya saat itu. Ku anggap ia tidak ada, setidaknya sebelum beberapa menit kemudian wanita itu tertabrak mobil dan membuatku menyesal seumur hidup.

"Samu, aku ingat dengan jelas bagaimana kamu mengajakku berdansa di tengah hujan!" Wanita itu terkekeh sendiri, langkahnya gontai saat berusaha mengejarku.

"Aku bahagia sekali, malam itu.." Hap. Ia berhasil memelukku dari belakang. Dapat kurasakan napasnya di punggungku.

"Samu... do you remember.. the night we met.." Aku membalikan tubuhku dan memegang erat kedua pundaknya. Kacau sekali, wanita itu mabuk.

"I'm not your Samu. Sadarlah, kumohon sadarlah." Aku menggeram hebat, kemarahan yang kutahan sejak tadi akhirnya kulepas.

Aku membencinya mengganti identitasku. Aku membenci setiap omong kosong yang keluar dari mulutnya.

Kulepas cengkramanku di pundaknya, ia sedikit limbung, tetapi dengan cepat kutinggalkan perempuan itu sebelum kemarahanku tidak terkendali.

Lampu merah. Jalanan sepi dan hujan masih sangat deras. Kulihat diriku menyebrangi jalanan dengan cepat. Emosi menyulut dalam diriku.

Aku tahu wanita itu masih berusaha mengejarku. Aku tahu ia masih meneriaki-ku dengan nama seseorang yang paling ku benci.

Tetapi aku tidak memperdulikannya. Emosi yang menguasaiku membuat badanku kebas. Aku terus berjalan menyebrangi boulevard basah, hingga kudengar suara benda besar menabrak sesuatu dengan kencang dan diikuti jeritan perempuan itu di belakang punggungku.

Langkahku terhenti. Pembuluh darahku rasanya pecah saat itu juga. Saat kudengar jeritannya.

"SAMU!!!!" suara itu.. teriakkannya, menjadi sesuatu yang ingin aku dengar untuk terakhir kalinya.

KeysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang